Waktu dan Tempat Penelitian Metoda Penelitian Prosedur Penelitian

nilai trombosit penderita demam berdarah, namun sampai ini belum diketahui senyawa yang dapat meningkatkan trombosit. Sedangkan senyawa kimia yang terkandung di dalam buah jambu ini adalah benzaldehid, D-ribosa, Larabinosa, D-ramnosa, D-glukosa, D-galaktosa D-fruktosa dan sukrosa Yuliani et al, 2003. Aktivitas dari antioksidan yang merupakan senyawa fenolat yang terstruktur molekulnya lebih khusus sehingga dapat mengikat beberapa senyawa radikal bebas yang terdapat dalam tubuh Qiant Venant, 2004. Jambu biji dikonsumsi untuk status antioksidan dan lipid yang dimanfaatkan. Dengan demikian dapat mengurangi resiko penyakit yang disebabkan oleh aktifitas radikal bebas dan kolesterol yang tinggi dalam darah Ajfand, 2006. BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus-Oktober 2008 di Laboratorium Penelitian F-MIPA dan Laboratorium Mikrobiologi F-MIPA, Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.2 Metoda Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL Faktorial dengan 2 faktor yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Faktor I: Konsentrasi ekstrak metanol daun muda jambu biji daging-buah putih dan ekstrak metanol daun muda jambu biji daging-buah merah, masing-masing: 1. Konsentrasi 0 K1 2. Konsentrasi 15 K2 3. Konsentrasi 30 K3 4. Konsentrasi 45 K4 5. Konsentrasi 60 K5 b. Faktor II: Spesies bakteri uji: 1. Escherichia coli S1 2. Staphylococcus aureus S2 3. Shigella dysenteriae S3 4. Bacillus subtilis S4 5. Serratia marcescens S5 Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali sehingga perlakuan sebanyak 75 buah. Antibiotik kloramfenikol dan penisilin digunakan sebagai pembanding.

3.3 Prosedur Penelitian

Daun P. guajava berdaging-buah putih dan berdaging-buah merah diambil dari Desa Nagori Lestari Indah, Kabupaten Simalungun, Kecamatan Siantar Timur, Sumatera Utara, masing-masing sebanyak + 800g daun muda dan yang masih segar dari jambu biji daging-buah putih dan daun jambu biji daging-buah merah dikering- anginkan pada suhu ruangan selama 2 minggu. Daun kering sebanyak + 400g dipotong-potong kecil sekitar 1 x 1cm. Sampel diblender hingga menjadi serbuk simplisia lalu dimasukkan ke dalam botol tertutup bewarna gelap dan direndam dimaserasi dengan pelarut methanol. Maserasi dilakukan pada suhu kamar, selama 3 hari dan pengadukan dilakukan setiap hari. Setelah 3 hari pemaserasian, maserat kemudian disaring, filtrat dipisahkan dan ampasnya direndam kembali dengan methanol yang baru, maserasi dilakukan 5 kali Universitas Sumatera Utara hingga diperoleh maserat terakhir bewarna jernih. Filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu tidak lebih dari 50 o C dan diuapkan in vacuo sehingga terpisah pelarut methanol dengan ekstrak kental tumbuhan. Ekstrak kental kemudian dimasukkan ke dalam botol vial dan dikeringkan dalam desikator hingga diperoleh ekstrak kering.

3.3.1 Pengenceran Ekstrak Metanol Tumbuhan

Sebanyak 1,2g ekstrak metanol masing-masing sampel dilarutkan dengan dimetilsulfoksida DMSO sebanyak 2ml di dalam botol vial steril sehingga diperoleh larutan induk konsentrasi 60. Selanjutnya dilakukan pengenceran sehingga diperoleh ekstrak sampel dengan konsentrasi 45, 30 dan 15.

3.3.2 Penyiapan Bakteri uji

Masing-masing bakteri yakni E. coli, S. aureus, B. subtilis,dan S. marcescens yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan S. dysenteriae yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran ITB diinokulasikan ke dalam media agar miring Nutrient Agar NA. Inokulum selanjutnya diinkubasikan pada suhu 37 o C selama 24 jam. Dari stok kultur tersebut diambil biakan dengan jarum ose steril dan disuspensikan ke dalam tabung yang berisi 3ml larutan NaCl fisiologis 0,9. Kemudian dihomogenkan dengan vortex hingga diperoleh kekeruhan suspensi sebanding dengan kekeruhan larutan McFarland yang setara dengan 10 8 CFUml.

3.3.3 Uji Ekstrak Tumbuhan Terhadap Bakteri dengan Metode Kirby-Bauer

Dalam pengujian ekstrak methanol sampel, digunakan kertas cakram kosong Oxoid, Inggris dengan diameter cakram 5mm. Cakram dimasukkan ke dalam cawan Petri kosong steril. Larutan ekstrak yang telah diencerkan dengan konsentrasi 60, 45, 30 dan 15 masing-masing dipipet sebanyak 10 µl selanjutnya diteteskan pada permukaan Universitas Sumatera Utara cakram dan ditunggu selama + 1 jam hingga larutan ekstrak berdifusi ke dalam cakram. Sebanyak 10ml media Mueller Hinton Agar MHA untuk bakteri dituang ke dalam cawan Petri steril dan dibiarkan memadat. Dengan menggunakan cotton bud steril pada suspensi biakan, diusapkan perlahan-lahan pada permukaan media secara merata, selanjutnya dibiarkan mengering pada suhu kamar selama beberapa menit. Dengan menggunakan pinset steril, cakram yang telah ditetesi ekstrak dengan konsentrasi yang berbeda diletakkan secara teratur pada permukaan media uji. Untuk pembanding digunakan cakram yang telah ditetesi 10 µl larutan dimetilsulfoksida, cakram berisi antibiotik standar Oxoid, Inggris kloramfenikol 30 µgml dan penisilin 10µgml sebagai bahan anti bakteri. Selanjutnya diinkubasikan pada suhu 37-38 o C untuk bakteri selama 24 jam. Setelah masa inkubasi, diameter zona hambat daerah bening di sekitar cakram diukur dengan menggunakan jangka sorong. Aktivitas ekstrak tumbuhan dapat dilihat dengan adanya zona hambat daerah bening di sekitar cakram. Menurut Cappucino Sherman 1996, kerentanan organisme terhadap obat ditunjukkan dari ukuran zona bening yang nampak pada media.

3.4 Analisis Data