BAB I PENDAHULUAN
Di Amerika Serikat sekitar 300.000 orang setiap tahunnya meninggal mendadak oleh karena henti jantung. Penyebab utamanya adalah penyakit
jantung koroner, meskipun demikian sebagian dari penyebab lainnya dihubungkan dengan abnormalitas anatomi jantung.
1,2
Kadang – kadang penyakit jantung yang mendasari belum terdiagnosis dan kematian
mendadak sudah terjadi dan tidak terduga sebelumnya tetapi setelah dilkukan pemeriksaan
post mortem penyebab dari kematian tersebut dapat
diketahui. Dari pemeriksaan post mortem
yang dilakukan didapatkan sekitar 1 – 5 dari kasus kematian tersebut tidak ditemukan kelainan anatomi jantung
dan ini merupakan unsur yang disebut sebagai sudden arrhytmia death
sydrome SADS
2
Salah satu jenis aritmia yang termasuk dalam SADS ini adalah sindroma interval QT memanjang dimana keadaan ini umumnya
menyebabkan kematian mendadak pada usia 32 tahun keatas. Pemanjangan interval QT ini dapat memicu terjadinya
torsade de pointes TDP yaitu suatu
bentuk khas takikardi ventrikular polimorfik, dimana aksis elektrikal kompleks QRS- nya berada didalam satu sadapan EKG tunggal yang mengitari garis
isoelektris
1
dan ventrikel fibrilasi yang merupakan aritmia yang fatal . Kematian mendadak dapat dipicu oleh latihan yang berlebihan, stres
Delvi Naibaho : Hubungan Pemanjangan Interval QTc Dengan Derajat Disfungsi Hati Pada Penderita Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008
emosional dan bahkan kematian dapat terjadi sewaktu tidur. Oleh karena itu sindroma interval QT memanjang ini perlu dicurigai pada individu dengan
riwayat sinkop berulang selama latihan dan adanya riwayat keluarga dengan kematian mendadak.
2
Abnormalitas elektrofisiologi jantung penderita sirosis hati telah diketahui sejak lama. Meskipun demikian mekanisme yang mendasari kelainan ini
belum sepenuhnya dipahami, namun diduga beberapa faktor berperan dalam perubahan ini antara lain perubahan hemodinamik, autonomik neuropati dan
bahkan sampai ke tingkat kelainan molekuler
3,4,5
. Disamping itu juga keadaan sirkulasi hiperdinamik yang merupakan karakteristik pasien sirosis
hati stadium dekompensata akan menyebabkan peningkatan denyut jantung dan
cardiac out put CO serta penurunan resistensi perifer dan tekanan
arterial. Keadaan ini akan menyebabkan peningkatan aktivitas saraf simpatetik dan peningkatan volume darah
5
. Salah satu gangguan elektrofisiologi jantung yang penting pada
penderita sirosis hati yang telah banyak dilaporkan adalah pemanjangan interval QTc yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan elektrokardiografi
EKG.
4
Pemanjangan Interval-QT sering sekali dihubungkan dengan peningkatan kejadian aritmia ventrikel maligna. Episode takiaritmia yang
timbul dapat membaik secara spontan, tetapi sering sekali mempunyai risiko tinggi terjadinya serangan berulang yang berlanjut menjadi fibrilasi ventrikel,
sinkop, dan bahkan berakhir dengan kematian mendadak.
6,7,8,9
Delvi Naibaho : Hubungan Pemanjangan Interval QTc Dengan Derajat Disfungsi Hati Pada Penderita Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008
Pada awalnya peningkatan prevalensi pemanjangan interval QT dilaporkan hanya pada penderita sirosis alkoholik . Selanjutnya sejumlah
studi melaporkan bahwa pemanjangan interval QT juga dijumpai pada penderita sirosis hati dengan etiologi lainnnya. Beberapa studi juga
melaporkan bahwa pemanjangan interval QT meningkat dengan semakin beratnya penyakit hati tetapi dapat juga terjadi pada penderita sirosis hati
stadium kompensata. Pada faktanya dijumpai prevalensi pemanjangan interval QT sebesar 25 pada
Child Pugh A, 51 pada
Child Pugh B dan
60 pada Child Pugh C
3
. Stewart dkk 1998 mendapati interval QTc memanjang sebesar 83 pada pasien sirosis hati dan berkorelasi dengan
derajat disfungsi hati, hal ini terbukti setelah transplantasi hati interval QT kembali normal.
10
Sedangkan Day CP, dkk melaporkan , 14 dari 69 20,3 pasien sirosis alkoholik meninggal dalam waktu 30 – 48 bulan, dimana 6
diantaranya 43,9 meninggal mendadak dengan rerata interval QTc 490 mdet : p 0,02.
7
Mohammad R dkk juga melaporkan 7 dari 44 pasien sirosis hati yang menjalani transplantasi hati meninggal dan 1 diantaranya
meninggal mendadak 3 jam setelah menjalani tranplantasi hati dengan interval QTc 455 mdet.
11
Kemudian Lustik JS melaporkan terjadinya torsade
de Pointes pada seorang pasien sirosis hati dengan Child – Pugh C yang
sedang menjalani transplantasi dengan interval QTc 600 mdet.
10
Angka rata- rata harapan hidup pasien sirosis hati yang mengalami pemanjangan interval
QTc juga lebih rendah dibanding dengan pasien yang mempunyai interval
Delvi Naibaho : Hubungan Pemanjangan Interval QTc Dengan Derajat Disfungsi Hati Pada Penderita Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008
QTc normal. Tetapi rerata angka harapan hidup tersebut tidak berhubungan dengan derajat disfungsi hati.
7,12
Data tentang hubungan pemanjangan interval QTc dengan derajat disfungsi hati pada penderita sirosis hati belum pernah dilaporkan di
Indonesia khususnya di Medan , sedangkan dibeberapa kepustakaan menunjukkan mortalitas pasien sirosis hati dengan interval QTc memanjang
cukup tinggi dan angka rata- rata harapan hidupnya yang rendah. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti hubungan
pemanjangan interval QTc dengan derajat disfungsi hati pada penderita sirosis hati.
Delvi Naibaho : Hubungan Pemanjangan Interval QTc Dengan Derajat Disfungsi Hati Pada Penderita Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN