Cara penelitian Analisa Data

3.7.7 Cara penelitian

Setiap pasien sirosis hati yang datang berobat jalan di poliklinik gastroenterohepatologi Penyakit Dalam, maupun yang dirawat inap, dianamnesis serta dilakukan pemeriksaan fisis, pemeriksaan laboratorium SPE, Bilirubin, masa protrombin, Natrium, Kalium dan Kalsium dan ultrasonografi abdomen atas. Setelah memenuhi kriteria penelitian dan diberikan penjelasan kepada pasien ataupun keluarga dekat yang mewakilinya mengisi formulir informed consent kemudian dilakukan pemeriksaan EKG. Perekaman EKG dilakukan pada subjek dalam posisi berbaring terlentang menggunakan elektroda lekat dengan mesin standar EKG 12 hantaran, berkecepatan 25 mmdetik, tegangan 1 0mV ,dan frekuensi 50 Hz MAC 500. Interval RR : Jarak yang diukur antara dua puncak gelombang R berurutan mm . Interval – QT : Jarak yang diukur mulai dari defleksi pertama kompleks QRS sampai dengan bagian terminal gelombang T mm. Bila ada gelombang U, maka akhir gelombang T adalah titik nadir antara gelombang T dan gelombang U mm. Untuk menentukan titik pengukuran secara akurat digunakan bantuan kaca pembesar. Seluruh hasil pengukuran interval QT dan RR mm dikalikan dengan 0,04 detik. Selanjutnya untuk menentukan besarnya interval QTc, semua hasil perkalian interval QT Delvi Naibaho : Hubungan Pemanjangan Interval QTc Dengan Derajat Disfungsi Hati Pada Penderita Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008 dikoreksi terhadap hasil perkalian interval RR menggunakan formula Bazett dengan bantuan mesin hitung dalam satuan milidetik mdet

3.7.8 Analisa Data

Pengukuran rekaman EKG dilakukan secara manual oleh peneliti dan penilai lain menggunakan mistar yang diukur pada normogram untuk koreksi nilai interval QT lampiran 1 . Untuk menentukan titik pengukuran secara akurat digunakan bantuan kaca pembesar. Seluruh hasil pengukuran interval QT dan RR mm dikalikan dengan 0,04 detik. Selanjutnya untuk menentukan besarnya interval QTc, semua hasil perkalian interval QT dikoreksi terhadap hasil perkalian interval RR menggunakan formula Bazett dengan bantuan mesin hitung dalam satuan milidetik mdet. Kemudian dihitung semua rerata interval QTc untuk masing – masing subyek penelitian. Sebelum dipergunakan untuk keperluan analisis statistik, rerata interval QTc sudah disimpulkan memanjang atau normal. Data dari kuesioner dan simpulan hasil perhitungan rerata interval QTc dimasukkan kedalam tabel induk dengan menggunakan bantuan program komputer. Kemudian data diolah dan dianalisis dengan bantuan program SPSS 11,5. Data deskriptif disajikan dalam bentuk teks , tabel dan gambar untuk Delvi Naibaho : Hubungan Pemanjangan Interval QTc Dengan Derajat Disfungsi Hati Pada Penderita Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008 dianalisis. Hasil penelitian dituangkan berupa rerata, simpang baku. Untuk mengetahui korelasi antara pemanjangan interval QTc dengan derajat disfungsi hati dan variabel lainnya kami pakai uji korelasi Pearson jika data terdistribusi normal dan uji korelasi Spearman jika data tidak terdistribusi normal. Untuk mengetahui perbedaan rata- rata interval QTc berdasarkan derajat Child- Pugh dilakukan uji Anova. Hasil analisis dianggap bermakna apabila p 0,05

3.7.9 Definisi Operasional