Anemia dalam Kehamilan TINJAUAN PUSTAKA

Tomy : Studi Banding Kadar Hemoglobin Dan Tinggi Fundus Uteri Maternal Terhadap Luaran Berat Badan..., 2008 USU e-Repository © 2008 makro nutrien seperti protein dan sejumlah mikro nutrien lainnya, sehingga seorang yang menderita gizi kurang dapat dipastikan menderita anemia defisiensi gizi. Status gizi ibu hamil dapat diukur secara antropometripengukuran komposisi tubuh, antara lain dengan mengukur lingkar lengan atas, pengukuran pertambahan berat badan dengan pengukuran pertambahan tinggi fundus uteri ibu. Secara laboratorium status gizi ibu hamil dapat dinilai dengan pemeriksaan sederhana berupa hemoglobin darah. Bila kadar hemoglobin kurang dari 11 grdl maka ibu hamil tersebut menderita anemia. 1,2

2.2. Anemia dalam Kehamilan

Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya jumlah eritrosit dan atau hemoglobin yang dapat menyebabkan transfer oksigen ke jaringan berkurang sehingga terjadi hipoksia. Sedangkan anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi oleh karena kekurangan zat besi untuk sintesis molekul heme. Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga apabila terjadi defisiensi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dengan kandungan hemoglobin yang rendah dan akhirnya menimbulkan anemia defisiensi besi. WHO pada tahun 1972 mendefinisikan anemia sebagai nilai hemoglobin 11 grdl selama kehamilan dan 10 grdl pada keadaan paska persalinan. CDC Centers of Disease Control yang berkedudukan di Amerika pada tahun 1989 menyatakan Tomy : Studi Banding Kadar Hemoglobin Dan Tinggi Fundus Uteri Maternal Terhadap Luaran Berat Badan..., 2008 USU e-Repository © 2008 anemia sebagai hemoglobin 11 grdl pada trimester pertama dan trimester ketiga dan 10,5 grdl pada kehamilan trimester kedua dengan kadar hematokrit berturut- turut 33, 32 dan 33. Diduga hampir 95 dari seluruh anemia pada kehamilan disebabkan oleh anemia defisiensi besi. 4,5 Perubahan fisiologis selama kehamilan menyebabkan perubahan hematologi ibu seperti kadar hematokrit, hemoglobin, volume plasma, retikulosit, plasma feritin dan kapasitas iron-binding, perubahan fisiologis ini menyebabkan keadaan anemia yang fisiologis, sehingga anemia pada ibu hamil tidak semata-mata dengan memeriksa kadar hemoglobin saja. Selama kehamilan ibu akan kehilangan 250 – 400 mg zat besi yang diberikan untuk fetus. Dua pertiga persediaan zat besi hilang selama trimester akhir, dan hampir setengahnya jika wanita tersebut hamil kembar. Pada plasenta terdapat sekitar 150 mg zat besi yang hilang pada saat persalinan. Selama 40 minggu kehamilan, wanita akan kehilangan sekitar 550 mg zat besi yang diberikan kepada fetus dan plasenta. Banyak yang mengalami kekurangan zat besi untuk sintesis hemoglobin selama kehamilannya sehingga mengalami anemia. Bagaimana ini dapat terjadi masih sepenuhnya belum terjawab, satu teori menyimpulkan adanya produksi panas dari unit fetoplacental sehingga menyebabkan naiknya temperatur tubuh. Tubuh bereaksi dengan vasodilatasi peripheral untuk mengatasi naiknya temperatur tubuh, sehingga tekanan darah akan turun. Keadaan ini menyebabkan pelepasan aldosteron oleh kelenjar adrenal, sehingga terjadi retensi air dan ion natrium. Penurunan osmolalitas Tomy : Studi Banding Kadar Hemoglobin Dan Tinggi Fundus Uteri Maternal Terhadap Luaran Berat Badan..., 2008 USU e-Repository © 2008 menyebabkan berkurangnya viskositas darah sehingga meningkatkan aliran darah bertekanan rendah kedalam ruang intervillus janin yang akan meningkatkan pertumbuhan janin lebih optimal. Penyebab yang paling sering dari anemia adalah anemia defisiensi besi dan anemia megaloblastik defisiensi asam folat. Kejadian ini sangat umum dijumpai pada wanita-wanita yang asupan dietnya tidak adekuat. Anemia lainnya yang jarang dijumpai dalam kehamilan adalah anemia aplastik dan anemia hemolitik. 1,6,7,8,9,10

2.3. Pengaruh Anemia terhadap Ibu Hamil