2.3.1. AksesibilitasPelayanan
Pelayanan harus dapat digunakan oleh individu-individu pada tempat dan waktu yang ia butuhkan. Pengguna pelayanan harus mempunyai akses terhadap
berbagai jenis pelayanan, peralatan, obat-obatan, dan lain-lain yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
2.3.2. Kualitas
Suatu pelayanan yang berkualitas tinggi, mengimplementasikan pengetahuan dan tehnik paling mutakhir dengan tujuan untuk memperoleh efek yang paling baik.
Kualitas pelayanan berhubungan dengan kompetensi profesional dan provider.
2.3.3. Kesinambungan
Pelayanan kesehatan yang baik, disamping mempunyai akses dan kualitas yang baik juga harus memiliki kesinambungan pelayanan, berarti proses pelayanan
harus memperlakukan pasien sebagai manusia secara utuh melalui kontak yang terus menerus antara individu dengan provider.
2.3.4. Efisiensi
Elemen pokok lain dari pelayanan kesehatan yang bermutu adalah efesiensi yang menyangkut aspek ekonomi dan pembiayaan pelayanan kesehatan baik bagi
pasien, provider maupun bagi organisasiinstitusi penyelenggaraan pelayanan. Donabedian 1986 mengemukakan bahwa keberhasilan pelayanan kesehatan
dapat dilihat dari 3 faktor, yaitu pemberi pelayanan dimana ketiga faktor tersebut
14
MURNIATI : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL OLEH IBU HAMIL DI KABUPATEN ACEH TENGGARA,2008.
menjadi saling berinteraksi. Dengan demikian kualitas suatu pelayanan kesehatan dapat diukur dari penampilan pemberi pelayanan dan kualitas pelayanan yang
diperoleh pemakai jasa pelayanan. Dalam pelayanan antenatal aksesibilitas dan kesinambungan secara kuantitas
dapat dilihat dari jumlah dan frekuensi kunjungan ibu hamil untuk pemeriksaan kesehatannya. Untuk kepentingan pemantauan teknis, Departemen Kesehatan
mengembangkan indikator akses yaitu ratio jumlah kunjungan ibu hamil baru terhadap jumlah semua ibu hamil dalam satu tahun, dan indikator cakupan yaitu rasio
dari jumlah kunjungan ibu hamil baru yang ke-4 atau lebih, terhadap jumlah semua ibu hamil dalam satu tahun.
Indikator-indikator yang dapat menggambarkan kualitas pelayanan antenatal masih terus dicari dan dikembangkan. Dalam rangka meningkatkan efektifitas
program KIA, Departemen Kesehatan dalam kebijaksanaannya menentukan bahwa seorang ibu hamil perlu sedini mungkin mendapat pemeriksaan kehamilan.
Kunjungan pertama K-1 ibu hamil ke tempat pelayanan harus dilakukan dalam umur kehamilan tiga bulan pertama trimester, dan minimal mendapat 1 kali
pemeriksaan dalam trimester tersebut. Pada trimester II umur kehamilan 4-6 bulan, ibu hamil minimal diperiksa 1 kali dan dalam trimester III umur kehamilan 7-9
bulan minimal 2 kali, K-4 adalah kunjungan ibu hamil mendapat pelayanan antenatal yang ke-4 atau lebih pada trimester III dengan kunjungan pertama pada trimester I
dalam hal jenis pelayanan yang diberikan oleh petugas antenatal, Departemen
15
MURNIATI : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL OLEH IBU HAMIL DI KABUPATEN ACEH TENGGARA,2008.
Kesehatan menetukan paket minimal â5Tâ yang terdiri dari Timbang Berat Badan, ukur Tensi, ukur Tinggi fundus, beri Tablet tambah darah dan imunisasi TT.
Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil diukur kearah kualitas pemanfaatan pelayanan dengan melihat kecukupan adekuasi dan kesinambungan
kunjungan ibu hamil ke sarana pelayanan. Adekuasi pemanfaatan pelayanan antenatal diukur dengan memperhitungkan kunjungan pertama kali memeriksakan kehamilan
ke petugas kesehatan dan kunjungan berikutnya sampai pada trimester III. Pemanfaatan pelayanan antenatal dikatakan adekuat bila kunjungan pertama untuk
pemeriksaan hamil dilakukan pada trimester I, diperiksa paling sedikit 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III. Hal ini mengacu pada standar Departemen
Kesehatan bahwa seorang ibu hamil harus diperiksa paling sedikit 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III dan total pemeriksaan
selama kehamilan paling sedikit 4 kali. Dengan penentuan adekuasi pemanfaatan pelayanan antenatal seperti di atas, maka segi kualitas dilihat dari kesinambungan
pemeriksaan maupun segi kuantitas dilihat dari total kunjungan dapat dipenuhi. Sebagaimana yang telah dikemukakan, kualitas pelayanan kesehatan
disamping dapat dilihat dari sudut pemanfaatan jasa pelayanan, juga dapat diukur dari kualitas pemberi pelayanan. Kesehatan pelayanan antenatal yang diberikan oleh
petugas yang dijabarkan dalam jenis-jenis pemeriksaan atau pelayanan yang diperoleh ibu hamil selama memanfaatkan pelayanan antenatal, dipandang oleh
penulis merupakan salah satu faktor diluar faktor risiko kehamilan namun dapat memhubungkan adekuasi pemanfaatan pelayanan antenatal tersebut.
16
MURNIATI : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL OLEH IBU HAMIL DI KABUPATEN ACEH TENGGARA,2008.
2.4. Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal