Tindak Kekerasan Tidak Langsung

B. Tindak Kekerasan Tidak Langsung

Tindak kekerasan ini berupa pembiaran ataupun pengabaian terhadap hak-hak yang menjadi hak warga binaan pemasyarakatan. Pengabaian ini tidak bisa dianggap remeh karena pada beberapa kasus berujung pada hilangnya nyawa seorang manusia. 64 Bentuk-bentuk tindak kekerasan tidak langsung dapat juga dilakukan dengan penyimpangan prilaku warga binaan pemasyarakatan RUTAN. Penyimpangan- penyimpangan dapat terjadi dalam bentuk sebagai berikut: 1. Penyimpangan seksual Setiap manusia yang sudah mencapai usia akil balig, sudah pasti mempunyai dorongan untuk menyalurkan kebutuhan seksualnya. Berbagai mekanisme penyaluran hasrat seksual telah dikenal dalam masyarakat. Bagi mereka yang sudah menikah, penyaluran seksual dapat dilakukan dengan cara-cara yang normal dan legal menurut aturan yang ada. Namun bagi mereka yang belum menikah maka penyaluran hasrat seksual dapat di sublimasikan dengan berbagai cara. Sehingga mereka tetap dapat dikatagorikan sebagai sesuatu yang normal secara seksual. Namun lain halnya dengan narapidana, dimana ia secara fisik sangat dibatasi kebebasan bergeraknya maka penyaluran seksual -adalah merupakan suatu masalah yang muncul akibat dari pemenjaraan. Berbagai mekanisme penyaluran seksual dikenal dalam kosakata masyarakat penjara, antara lain istilah homobdolabui, eentogan, memerian, anak-anakan, prostitusi, penyalah-gunaan ijin berobat dan lain 64 Ibid 72 pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Pariaman Saragih : Pencegahan Tindak Kekerasan Terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan Di Rutan Klas I Medan, 2009. sebagainya. Kesemuanya itu menunjukan adanya mekanisme penyaluran seksual yang muncul dalam masyarakat penjara. Homobdolabui adalah kosakata yang sebahagian berasal dari bahasa sunda. Bo of artinya anus, bui artinya penjara dan homo seperti yang kita sudah kenal yaitu hubungan seksual sejenis. Jadi homobdolabui artinya hubungan seksual yang dilakukan dalam penjara. Terjadinya homoseksual di dalam penjara dapat diakibatkan oleh pemerkosaan antara narapidana yang kuat brengos terhadap narapidana yang lemah. Biasanya yang menjadi korban adalah narapidana yang berusia muds, kulit bersih dan berperilaku seperti wanita. Ada juga yang sudah menjadi pasangan tetap, artinya secara sosial ia sudah memproklamirkan bahwa ada hubungan suami-isteri diantara mereka. Dalam kosakata di penjara dikenal dengan anak-anakan bagi karakter wanita, dan bapak-bapakan bagi karakter suami. Disamping itu ada juga narapidana yang melacurkan diri, yaitu ia bersedia menjadi pasangan homo dengan bayaran tertentu. 2. Perilaku kapal selam Kapal selam adalah predikat yang diberikan kepada petugas yang selalu membela kepentingan individu penghuni penjara. Di Sulawesi Utara predikatnya gandengan sedangkan di Sumatera Selatan predikatnya wong kits. Sifat dari hubungan itu adalah semata-mata berdasarkan kepentingan bersama, antara penghuni RUTAN dengan oknum petugas. Di satu sisi, petugas menjamin segala kepeduan penghuni termasuk pengamanan dari tindakan-tindakan pemerasan balk yang 73 pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Pariaman Saragih : Pencegahan Tindak Kekerasan Terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan Di Rutan Klas I Medan, 2009. dilakukan oleh sesama penghuni, maupun yang dilakukan oleh oknum petugas lainnya, menjadi penghubung antara penghuni dan keluarganya dan lain sebagainya Sedangkan disisi lain, petugas mendapat bayaran tertentu dari penghuni yang, di lindunginya. Sebagai contoh dalam peraturan penghuni dilarang membawa uang ke dalam penjara. Setiap uang harus dititipkan di register D. Namun penghuni lebih suka menitipkan uangnya kepada oknum pegawai yang menjadi kapal selam. Walaupun rente yang harus dibayar sampai 30 dari nilai uang yang dititipkan. Akan tetapi penghuni lebih suka mengambil jalan ini daripada dititipkan dalam Register D. Disamping prosedumya tidak berbelit-belit tapi kapal selam tersebut dapat berfungsi sebagai body-guardnya yang selalu siap tampil apabila ada masalah yang dihadapinya, baik masalah yang terjadi dengan sesama temannya maupun dengan petugas yang lain. 3. Pelarian dan Pemberontakan. Gejala perilaku melarikan diri yang dilakukan oleh penghuni rutanlapas, sering dilansir oleh media massa. Pernah pada suatu saat ada seorang Menteri Kehakiman yang menerapkan peraturan, barang siapa Kepala rutanlapas dalam mass kepemimpinannya, terjadi pelarian narapidana maka ia saat itu juga hares dicopot dari jabatannya non-job. Dampak dari aturan ini, banyak Kepala rutanlapas yang tidak mau menanggung risiko, sehingga proses pemasyarakatan yang menjadi ciri pokok pembinaan narapidana berdasarkan system pemasyarakatan, pada saat itu mandeg. 74 pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Pariaman Saragih : Pencegahan Tindak Kekerasan Terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan Di Rutan Klas I Medan, 2009. Tidak sedikit lahan potensial yang tadinya diolah dan dijadikan open camp pertanian terbuka bagi pembinaan narapidana, jadi terbengkalai dan jadi semak belukar. Demikian tabunya gejala pelarian bagi petugas pemasyarakatan pada saat itu, sehingga pemasyarakatan secara tidak disadari kembali lagi kepada system pemenjaraan yang dicirikan dengan penutupan dan semua kegiatan dilaksanakan di dalam rutanlapas. Apabila pelarian terjadi dari dalam rutanlapas, maka dapat dianalisis bahwa hal itu diakibatkan oleh lemahnya pengawasan. Selama ini dikenal suatu asumsi bahwa suatu pelanggaran dapat terjadi manakala ada niat dan ada kesempatan. Asumsi itu dengan mudah dapat kita pakai untuk menilai apakah faktor kesempatan ini begitu terbuka. sehingga niat sekecil apapun tidak dapat di defeksi oleh system pengawasan. Dengan demikian dengan mudah kita pun akan menyalahkan system pengawasan. Namun kalau kita lebih mendalami lagi permasalahannya, maka kita akan menemukan suatu kesimpulan bahwa niat melarikan diri tersebut adalah akibat adanya ketidak-mampuan narapidana yang bersangkutan untuk menanggung derita yang diakibatkan oleh pemenjaraan. Dengan demikian maka permasalahnnya adalah bagaimana agar narapidana tersebut dapat dibina sedemikian rupa sehingga ia memiliki toleransi yang cukup agar ia mampu menanggung penderitaan yang dialaminya. Dan hal itu dapat dilakukan oleh petugas yang memiliki empati. 75 pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Pariaman Saragih : Pencegahan Tindak Kekerasan Terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan Di Rutan Klas I Medan, 2009. Berbeda dengan pelarian yang bersifat individual, maka pelarian massal dan atau pemberontakan adalah satu sisi yang harus diwaspadai dan harus mendapat perhatian yang serius. Karena kejadian tersebut berakar kepada kondisi yang bersifat structural. Dan oleh sebab itu maka analisanya pun harus di dekati dengan pendekatan sosiologis. Dalam ancangan sosiologi, pelarian - massal dan atau pemberontakan dikatagorikan sebagai perilaku kolektif. Salah satu ahli sosiologi yang telah menjelaskan perilaku kolektif adalah Smelser. Dalam mengembangkan teori mengenai perilaku kolektif, Smelser meminjam konsep nilai tambah value added dari ilmu ekonomi. 65 Menurut teorinya perilaku kolektif ditentukan oleh enam faktor yang berlangsung secara berurutan. Seperti tahapan dalam proses produksi yang pada akhimya akan menghasilkan produk jadi, maka dalam perilaku kolektif pun masing- masing dari ke enam faktor tersebut memberi nilai tambah pada faktor yang mendahuluinya sehingga peluang untuk terjadinya perilaku kolektif semakin besar. Faktor tersebut adalah : 66 a. Perilaku kolektif mula-mula diawali oleh faktor yang dinamakan structural condisivness, faktor struktur situasi sosial yang memudahkan terjadinya perilaku kolektif. Dalam masyarakat penjara hal ini bisa berupa pendekatan keamanan yang sangat ketat. 65 Sunarto, Op.Cit, hlm. 201-202 66 Ibid 76 pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Pariaman Saragih : Pencegahan Tindak Kekerasan Terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan Di Rutan Klas I Medan, 2009. b. Faktor kedua ialah adanya ketegangan structural structural strain, semakin besar ketegangan structural semakin besar peluang terjadinya perilaku kolektif. Didalam masyarakat penjara hal ini bisa terjadi karena adanya arogansi petugas serta adanya ketidak adilan yang dirasakan sangat kental oleh para penghuni penjara terjadinya kecemburuan sosial. c. Faktor ketiga, berkembang dan menyebarnya suatu kepercayaan umum growth and spread of generalized belief merupakan prasarat berikutnya bagi terjadinya perilaku kolektif. Dalam masyarakat sering terjadi desas desus yang dipercaya kebenarannya dan kemudian disebarluaskan sehingga dalam situasi rancu suatu desas-desus berkembang menjadi pengetahuan yang dipercaya dan diyakini kebenarannya. Misalnya ada desas-desus akan dipindahkannya pentolan narapidana ke rutanlapas lain, dapat berkembang menjadi faktor pencetus dari perilaku kolektif. d. Faktor keempat terdiri atas faktor yang mendahului precipitating faktors. Faktor ini merupakan faktor penunjang kecurigaan dan kecemasan yang dirasakan masyarakat. Desas-desus dan isu yang berkembang dan dipercaya khalayak memperoleh dukungan dan penegasan. e. Faktor kelima ialah mobilisasi para peserta untuk melakukan tindakan. Perilaku kolektif terwujud manakala khalayak dimobilisasi oleh pimpinan-nya untuk bertindak. Oleh sebab itu, terhadap narapidana yang dianggap sebagai pemimpin yang kharismatis the real manbrengos harus dilakukan pendekatan-pendekatan 77 pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Pariaman Saragih : Pencegahan Tindak Kekerasan Terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan Di Rutan Klas I Medan, 2009. tertentu, sehingga potensi perlawanannya dapat ditundukan oleh cara-cara tersebut. f. Faktor keenam adalah berlangsungnya pengendalian sosial the operation of sosial control. Faktor ini merupakan kekuatan yang justru dapat mencegah, mengganggu ataupun menghambat akumulasi dari kelima faktor penentu sebelumnya. Dengan demikian maka hal yang harus diperhatikan adalah adanya sistem intelijen dan sistem informasi yang cepat dan akurat yang diterima oleh pimpinan, sehingga pimpinan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna pencegahannya. Penyimpangan perilaku yang terjadi di dalam masyarakat penjara adalah merupakan suatu konsekuensi dari adanya struktur yang terbatas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penyimpangan-penyimpangan dalam kualitas tertentu termasuk proses akomodasi adalah merupakan sesuatu yang fungsional terhadap situasi dan kondisi aman di dalam Penjara, walaupun tidak mustahil hat itu dapat menimbulkan ketidak-tertiban. Namun sebaliknya apabila proses akomodasi ini dilakukan dengan berdasarkan kepentingan pribadi petugas proses KKN maka aka pada gilirannya akan dapat menimbulkan kecemburuan sosial karma proses akomodasi hanya dapat dilakukan oleh penghuni yang mampu secara finansial. Kalau . hat ini terjadi di semua sektor maka sudah dapat dipastikan akan terjadi kerawanan-kerawanan dalam bidang keamanan. 78 pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Pariaman Saragih : Pencegahan Tindak Kekerasan Terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan Di Rutan Klas I Medan, 2009. Oleh sebab itulah, sistem pemasyarakatan menganut strategi agar setiap penghuni berada di dalam, masyarakat bebas sesegera mungkin melalui program pemberian, asimilasi, remisi, pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas, kerja luar dan lain sebagainya. Dalam kajian ini yang harus menjadi perhatian mendasar adalah melaksanakan strategi yang tepat melalui modifikasi prilaku yakni bahwa setiap pemberian kelonggaran yang nota bene adalah pemberian keringanan bagi penghuni harus dirangsang melalui reward hadiah yang didasarkan atas kelakuan baik yang diperlihatkan mereka selama berada didalam rutanlapas. Dalam arti bahwa hak-hak narapidana yang berupa potongan remisi, mengunjungi keluarga, penglepasan bersyarat, cuti menjelang bebas dan lain-lain harus diberikan berdasarkan sejauhmana mereka sudah dapat berkelakuan baik berdasarkan penilaian dari Team Pengamat Pemasyarakatan TPP. Tindakan penyiksaan dan kekerasan tersebut menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban dalam rutanlapas. 67 Tindakan penyiksaan dan kekerasan tersebut menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban dalam rutanlapas. 68 67 Sumber Data Direktorat Keamanan dan Ketertiban Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Departemen Hukum dan HAM RI, Januari 2008 68 Sumber Data Direktorat Keamanan dan Ketertiban Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Departemen Hukum dan HAM RI, Januari 2008 79 pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Pariaman Saragih : Pencegahan Tindak Kekerasan Terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan Di Rutan Klas I Medan, 2009.

1. Gangguan Keamanan dan Ketertiban dalam Rutanlapas.