Hj.Dessy Susilawati Hasibuan : Volume Dan Fungsi Sekresi Ginjal Pada Pertumbuhan Janin Terhambat Dan Normal Dengan Pemeriksaan Ultrasonografi, 2009
USU Repository © 2008
2.1.3. KLASIFIKASI
Terjadinya PJT dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok :
2,4,11
PJT tipe-1 simetris, proporsional Pada PJT tipe-1 dijumpai tubuh janin secara keseluruhan berukuran kecil
akibat berkurangnya potensi pertumbuhan janin dan berkurangnya proliferasi seluler semua organ janin. PJT tipe-1 ditandai dengan berat
badan, lingkar kepala dan panjang badan yang berada dibawah persentil ke-10. PJT simetris ini terjadi selama kehamilan trimester ke-1 dan trimester
ke-2 dan angka kejadiannya kira-kira 20-30 dari seluruh bayi PJT. PJT tipe-2 asimetris, disproporsional
PJT tipe-2 terjadi karena janin kurang mendapat nutrisi dan energi, sehingga sebagian besar energi digunakan secara langsung untuk
mempertahankan pertumbuhan organ vital seperti otak dan jantung. Hal ini umumnya terjadi akibat insufisiensi plasenta. PJT asimetris mempunyai
ukuran kepala normal tetapi lingkar perut kecil. PJT tipe-2 memiliki berat badan yang kurang dari persentil ke-10, sedangkan ukuran kepala dan
panjang badan normal. PJT asimetris terjadi pada trimester terakhir, yang disebabkan karena terjadinya penurunan kecepatan pertumbuhan.
PJT Kombinasi Bayi mungkin mengalami pemendekan skeletal, sedikit pengurangan dari
masa jaringan lunak. Jika malnutrisi terjadi dalam jangka waktu lama dan parah, janin kemungkinan akan kehilangan kemampuan untuk kompensasi
sehingga terjadi peralihan dari PJT kombinasi menjadi PJT tipe simetris.
Tabel 1. Perbedaan Antara PJT Simetris Dan Asimetris
dikutip dari 3,9
Hj.Dessy Susilawati Hasibuan : Volume Dan Fungsi Sekresi Ginjal Pada Pertumbuhan Janin Terhambat Dan Normal Dengan Pemeriksaan Ultrasonografi, 2009
USU Repository © 2008
Simetris Asimetris
Insidensi 20-30 Insidensi 70-80
Terjadi pada trimester ke-1 ke-2 Terjadi pada trimester ke-3
Kecil secara simetris Kepala lebih besar dari abdomen
Menghambat selular embrionik Menghambat hipertrofi dan hiperplasia selular
Menurunnya jumlah ukuran sel Menghambat hipertrofi selular
Menurunnya ukuran sel
Indeks ponderal normal Indeks ponderal rendah
Rasio kepalaabdomen dan femur abdomen yang normal
Rasio kepalaabdomen dan femur abdomen yang meningkat
Penyakit genetik, infeksi Insufisiensi pembuluh darah plasenta
Komplikasi neonatus, prognosis buruk Biasanya keadaan neonatus agak buruk dan
membaik bila komplikasi dihindari atau diterapi secara adekuat
Lin dan Santolaya Forgas
1998, melaporkan proses pertumbuhan sel-sel secara mitosis cepat pada organ-organ janin dan plasenta, dapat dibagi
kedalam 3 fase, yakni :
12
1. Fase Hiperplasia atau Proliferasi penambahan jumlah sel Terjadi penggandaan sel-sel secara mitosis cepat pada organ-organ janin
dan peningkatan kandungan DNA. Hal ini terjadi sejak permulaan perkembangan janin sampai usia kehamilan 16 minggu.
2. Fase Hiperplasia dan Hipertropi Terjadi penurunan mitosis sel dan peningkatan ukuran sel. Hal ini
berlangsung sampai usia kehamilan 32 minggu. 3. Fase Hipertropi
Hj.Dessy Susilawati Hasibuan : Volume Dan Fungsi Sekresi Ginjal Pada Pertumbuhan Janin Terhambat Dan Normal Dengan Pemeriksaan Ultrasonografi, 2009
USU Repository © 2008
Terjadi peningkatan kecepatan pertambahan ukuran sel, akumulasi jaringan lemak, otot dan jaringan ikat, dimana puncak kecepatan pertambahan
ukuran sel terjadi pada usia kehamilan 33 minggu.
Fase hiperplasia dimulai pada awal perkembangan janin, kemudian secara bertahap terjadi pergeseran ke fase hipertropi. Gangguan pertumbuhan pada
malnutrisi yang terjadi selama fase hiperplasia akan menyebabkan berkurangnya jumlah sel yang sifatnya permanen PJT simetris. Malnutrisi
yang terjadi selama fase hipertropi akan menyebabkan berkurangnya ukuran sel, yang sifatnya reversibel PJT asimetris. Apabila malnutrisi terjadi pada
fase hiperplasia dan hipertropi akan menyebabkan berkurangnya jumlah dan ukuran sel PJT kombinasi.
3,4,13,14
2.1.4. FAKTOR RISIKO DAN ETIOLOGI A. FAKTOR RISIKO