FUNGSI SEKSUAL TINJAUAN PUSTAKA

2.3. FUNGSI SEKSUAL

Fungsi seksual berhubungan dengan fase tertentu dari siklus respon seksual. Fase seksual meliputi fase inisiasi, arousal, orgasme dan resolusi. Fungsi seksual adalah berupa gejala biologis biogenik atau gejala yang bermanifestasi dari konflik intrapsikisintrapersonal psikogenik atau kombinasi dari kedua faktor tersebut. Fungsi seksual dapat terganggu oleh stres dalam tiap bentuknya, gangguan emosional dan ketidaktahuan akan fungsi dan fisiologi seksual. 3 Setelah tubektomi sebagian wanita merasa kehilangan citra dirinya sebagai seorang wanita yang sempurna. Berkembangnya informasi yang salah mengenai tubektomi, mereka beranggapan bahwa operasi tubektomi sama dengan pengebirian atau memandulkan. 14 Hal ini terjadi oleh karena wanita tersebut merasa kehilangan fungsi salah satu organ genital sehingga menyebabkan hilangnya rasa percaya diri dan pada akhirnya menyebabkan timbulnya konflik intrapsikisintrapersonal psikogenik salah satunya adalah depresi yang dapat mempengaruhi fungsi seksual seorang wanita. 3 Penelitian dari Purba J, 1993 didapatkan bahwa pasca kontap laparoskopi dengan menggunakan cincin fallope, dijumpai sekitar 60 akseptor mengalami perbaikan kehidupan seksual ke arah yang lebih baik dan usia tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kehidupan seksual p 0,05. 15 Beberapa literatur menerangkan bahwa kortisol dan glukokortikoid disekresi atas respon dari stimulator tunggal yaitu ACTH dari hipofisis anterior. ACTH Adrenocorticotropic hormone sendiri disekresikan dibawah kontrol CRH Corticotropin-releasing hormone dari hipothalamus. Sistem saraf pusat yang memegang kendali respon glukokortikoid, hal ini merupakan contoh keterlibatan yang erat antara kegelisahan dengan sistem endokrin. Testosteron yang tinggi akan menempati reseptor estradiol, FSH dan LH di folikel ovarium sehingga folikel tersebut mengalami atresia. Temuan kadar estradiol yang lebih rendah pada penderita depresi mempunyai implikasi terhadap pemahaman kita tentang gangguan mood pada wanita. 10,11,12

2.4. KERANGKA TEORI Konseling pra tubektomi