BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Prinsip otonomi daerah dan desentralisasi menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur
semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah pusat yang ditetapkan dalam undang-undang. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan
untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan memberdayakan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat yang merupakan
bagian utama dari tujuan nasional. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti
dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah. Dengan demikian, penyerahan kewenangan kepada pemerintah daerah kabupatenkota harus
disertai dengan pelimpahan kewenangan di bidang keuangan desentralisasi fiskal. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
merupakan alat utama dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal, sebagai konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah kabupatenkota di Indonesia. Secara utuh
desentralisasi fiskal
mengandung pengertian
bahwa untuk
mendukung penyelenggaraan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab
sebagaimana dijelaskan pada Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa, “kepada daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
keuangan yang antara lain berupa: kepastian tersedianya pendanaan dari pemerintah sesuai dengan urusan pemerintah yang diserahkan; kewenangan memungut dan
mendayagunakan pajak dan retribusi daerah dan hak untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di daerah dan dana perimbangan
lainnya; hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah serta sumber-sumber pembiayaan”. Pendapatan Asli Daerah
PAD, Dana Bagi Hasil DBH, dan Dana Alokasi Umum DAU merupakan bagian dari beberapa sumber-sumber penerimaan daerah kabupatenkota dalam kerangka
desentralisasi fiskal, yang ketiganya saling berkaitan satu sama lainnya. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab ketiga sumber tersebut harus diikuti pula dengan
pemberian keleluasaan dan kewenangan kepada daerah untuk menggunakan dana tersebut sesuai dengan prioritas dan aspirasi masyarakat daerah local discretion.
Salah satu ciri utama daerah mampu dalam melaksanakan otonomi daerah terletak pada kemampuan Pendapatan Asli Daerah PAD untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan daerahnya dengan tingkat ketergantungan pada Dana Alokasi Umum DAU memiliki proporsi yang semakin mengecil. Hal ini dilihat dari kontribusi
Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Bagi Hasil DBH, dan Dana Alokasi Umum DAU terhadap Belanja Daerah.
Berdasarkan kajian teoritis yang telah diuraikan sebelumnya maka diperoleh kerangka pemikiran untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Asli Daerah PAD,
Dana Bagi Hasil DBH, Dana Alokasi Umum DAU terhadap Belanja Daerah BD
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara sebagaimana kerangka konsep pada Gambar 3.1.
PENDAPATAN ASLI DAERAH
X1
DANA BAGI HASIL BELANJA
DAERAH X
2
Y
DANA ALOKASI UMUM X
3
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
3.2. Hipotesis Penelitian