Invasi AS ke Irak
Sejak tahun 1994-1998 pendapatan perkapita Irak yang bertumpu pada eksplorasi minyaknya hanya mencapai rata-rata US680.000.000, berbeda jauh dibanding
tahun 1987 yang mencapai US23.600.000.000. Hal ini memicu kemerosotan ekonomi yang sangat jauh.
Pada perang tahun 2003, Irak hanya memiliki sejumlah 2600 tank buatan tahun 1992-1998 berjumlah.
47
Tank tersebut adalah tank buatan Cina dan Uni Soviet berjenis T-53, T59 dan T-69 serta hampir seluruh tank dalam kondisi yang
tidak terawat. Kondisi ini diperparah dengan buruknya angkatan udara Irak yang tidak dapat mengoperasikan pesawat tempurnya karena kekurangan suku cadang.
Irak diketahui hanya memiliki kurang dari tiga ratus pesawat dan beberapa pesawat baru dengan pilot yang belum terlatih. Sebanyak 17.000 personel
angkatan udara Irak dapat menggunakan senjata dari darat dengan menggunakan rudal yang tersisa hanya sebanyak 850 buah dan tiga ribu senjata anti pesawat.
48
Hal ini tentu sangat berbeda dengan kekuatan militer AS yang jauh lebih kuat. AS yang disebut sebagai negara adidaya memang tidak menganggap remeh Irak bila
benar negara tersebut memiliki senjata pemusnah massal. Namun bila dihitung secara matematis, AS yang diperkuat dengan negara
koalisi serta dilengkapi dengan senjata canggih maka AS berada dalam posisi yang sudah menang. Lihat bagan di bawah ini
Bagan C.1. Perbandingan Persenjataan AS-Koalisi dan Irak Tahun 2003
AS-KOALISI IRAK
Amunisi
JDAM air-to-surface precision bomb Sterla-3 surface-to-air missile
47
“An Overview on Sale Chinas Arms” Stockholm International Peace Research Institute,
SIPRI Yearbook 1983 to 1997, diakses pada 05 Mei 2011 pkl. 05:11 , dari http:www.rand.orgcontentdamrandpubsmonograph_reportsMR1119MR1119.appa.pdf.
48
“Pertimbangan Kekuatan AS dan Irak”, Harian Republika, edisi 19 Maret 2003.
JSOW air-to-surface precision bomb Sterla-2M surface-to-air missile
GBU laser-guided bomb Sterla-1 surface-to-air missile
GBU- 2827 “bunker-buster” bomb
Roland surface-to-air missile “Daisy cutter” 15.000-pound bomb
Anti-tank missile MK82 500-pound bomb
FAW 200 cruise missile MK84 2.000-pound bomb
Scud-B ballistic missile Thermobaric weapon
Al Hussein ballistic missile TomahawkAGM-86 cruise missile
Al Samoud ballistic missile Have Nap missile
Scud missile launcher Maverick air-to-surface missile
HARM anti-radar missile AIM-120 air
–to-air missile Hellfire air-to-surface missile
TOW anti-armor missile Stinger anti-aircraft missile
Massive Ordnance Air Blast bomb MOAB
Pesawat
Bombers Mirage F1 fighter
Cargo MIG-29 fighter
Fighterattack SU-25 plane
Helicopters MIG short-range fighter
Refuelling An-26 basic transport aircraft
Special operation An-12 cargo plane
Surveillance Helicopters
Unmanned Aerial Vehicles Canberra PR
Harrier GR7 Jaguar GR1
Nimrod R1 Tornado GR1
Tornado GR4 Tornado F3
Puma Helicopter VC 10 CIK
Lynx helicopter Merlin helicopter
Amphibious transportdock ship Landing craft, air cushioned
Kapal Laut
USS Abraham Lincoln Zhuk patrol ship
USS Constellation USS Kitty Hawk
USS Harry Truman USS Theodore Roosevelt
Carrier battle group ship Guided-missile launcher
Guided-missile destroyer Attack submarine
Guided missile frigate Amphibious assault ship
Oiler Fast combat support ship
Amphibious transportdock ship Landing craft, air cushioned
Kendaraan Tempur
M1A1 Abrams battle tank T-72 battle tank
M2A3 Bradley fighting vehicle T-62 battle tank
M6 Bradley linebacker PT-75 amphibious light
Humvee BMP armored vehicles
M109A6 Paladin howitzer AML-60 armored vehicles
M270 multiple launch rocket EE-9 armored vehicles
Patriot missile systeavenger Humveem ERC 90 armored vehicles
Light Armored Vehicle Panhard M3 armored vehicles
M88A2 Hercules Recovery BRDM-1 armored vehicles
US Infantry weapons BRDM-2 armored vehicles
Challenger II battle tank PSZH-IV armored vehicles
Warrior combat vehicles BTR-152 armored vehicles
Saxon armoured personnel carrier EE11 armored vehicles
Saber reconnaissance vehicle OT-64 armored vehicles
Land rover light truck M-60P armored vehicles
SA-80 rifle Walid armored vehicles
AS 90 Braveheart howitzer Multiple-rocket launcher
ZSU-23-4-anti aircraft gun Iraqi infantry weapon
Pasukan
AS: 130.000 tentara Tentara Reguler: 350.000 orang
Tentara Inggris: 28.000 tentara Tentara Rakyat: 150.000 orang
Tentara Australia: 2.000 tentara Garda Republik: 80.000 orang
Tentara Polandia: 200 tentara Fedayeen Saddam: 40.000 orang
Garda Republik Khusus: 25.000 orang Dinas Keamanan Khusus: 22.000 orang
Sumber : Coalition: US Defense Dept., British Ministry of Defense,
Periscope, Jane‟s Information Group, Australian Defense Ministry. Sejak 5 Maret 2003, seluruh pasukan AS dan Inggris yang dipasang
sebagai pion perang sudah berdatangan sedikitnya 158.000 prajurit, yang terdiri dari 130.000 dari AS dan 28.000 dari Inggris, semuanya berkumpul di Kuwait.
49
Pasukan AS yang berjumlah sedemikian banyak dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masingnya berbeda posisi dan tugasnya. Pada pasukan
Marinir sebanyak 15.000, Divisi Infrantri III berjumlah 17.000, dan Pasukan Elit Udara sejumlah 15.000 personel.
Pemerintah Kuwait yang khawatir akan dampak buruk dari peperangan yang akan terjadi pada saat itu, mengupayakan dengan antisipasi kebijakannya.
50
Pemerintah Kuwait menutup wilayah Kuwait Utara dan Laut Kuwait yang secara
49
“Pasukan AS Mewarnai Kuwait”, Harian Kompas, edisi 18 Maret 2003.
50
Ibid.
langsung berbatasan dengan Irak untuk kegiatan sipil negaranya. Selain itu pemerintah Kuwait memasang empat ribu tentara dalam negeri guna menjaga hal-
hal yang tidak diinginkan dengan syarat tembak di tempat bagi siapapun yang dianggap mencurigakan. Para tentara tersebut juga bertugas menjaga beberapa
tempat vital seperti pembangkit listrik dan ladang minyak milik Kuwait. Pada hari pertama serangan AS ke Irak pada 20 Maret 2003, lebih dari
300.000 tentara dikerahkan dari kedua pihak. Peperangan dimulai dengan diluncurkannya bom-bom dari pesawat B-1, B-2, B-5, serta pesawat tempur F-117
di kota Basra Irak selatan.
51
Selain itu, kapal-kapal induk dari Laut Merah dan Teluk Persia membantu meluncurkan bom-bom berpresisi tinggi serta 24 rudal ke
arah daerah pertahanan Irak. Perang yang tidak seimbang tersebut akhirnya hanya berlangsung selama
22 hari. Pasukan koalisi pimpinan AS, akhirnya mampu menaklukkan Irak secara total dengan dikuasainya kota Baghdad tanpa perlawanan yang berarti. Jatuhnya
ibukota Irak ke tangan tentara koalisi tersebut menyusul jatuhnya kota-kota strategis Irak: Umm Qasr, Basrah, Kirkuk, Mosul, dan Tikrit yang menyebabkan
kehancuran yang parah.
52
Selain itu, jatuhnya pemerintahan Saddam Hussein disimbolkan dengan perobohan patung pemimpin Irak tersebut di pusat kota
Baghdad pada Rabu, 9 April 2003.
53
51
Ibid.
52
Warga Timur Tengah memprotes terhadap AS dan Inggris serta pasukan koalisi yang menyebabkan kehancuran di beberapa kota besar di Irak. Lihat dalam “Media fury at Iraq anarchy”
diakses pada 16 April 2011 pkl. 11:25 , http:news.bbc.co.uk2himiddle_east2941897.stm.
53
“Iraqis, Marines Pull Down Saddam Statue” , diakses pada 29 April 2011 pkl. 06:40, dari http:www.foxnews.comstory0,2933,83682,00.html.
Pada tanggal 1 Mei 2003, Presiden AS George W. Bush mendeklarasikan kemenangan pasukan koalisi pimpinan AS atas Irak.
54
Dalam deklarasi kemenangan tersebut, Bush berkampanye bahwa rakyat Irak telah bebas dari
ketiranian Saddam Hussein yang kejam. Menurut Bush, tanggung jawab AS terhadap Irak kemudian adalah ikut serta dalam pemulihan stabilitas Irak pasca-
perang dengan membentuk pemerintahan Irak yang demokratis dan merekonstruksi Irak yang hancur total akibat perang tersebut.
Namun usaha AS dalam membangun kembali Irak yang telah hancur memperoleh tantangan dari rakyat Irak. Sebagian besar dari rakyat Irak tidak
menyukai campur tangan asing terhadap urusan dalam negerinya. Pertentangan tersebut akhirnya menimbulkan konflik baru antara rakyat Irak dengan tentara
koalisi hingga saat itu, yang mengakibatkan tentara AS dan Inggris merasa tidak nyaman berada di Irak.
55
Hal ini terindikasi dari terciumnya tujuan AS dan Inggris yang ingin memanfaatkan kehancuran Irak pasca-penyerangan sejak 20
Maret 2003 hingga 1 Mei 2003.
56
Indikasi ini dapat dilihat dari pemanfaatan sumber minyak serta kompleks perkantoran Kementerian Perminyakan dan
Kementerian Dalam Negeri yang tidak dihancurkan dalam serangan bom di hari- hari pertama serangan udara pasukan AS.
Selain itu, tanggung jawab AS untuk merekonstruksi serta memulihkan stabilitas politik dan keamanan di Irak masih akan mendapat perlawanan dari
54
“Bush Declares Victory in Iraq”, diakses pada 09 Mei 2011 pkl. 21:40, dari
http:news.bbc.co.uk2himiddle_east2989459.stm
55
Agustina, “Studi Atas Dukungan Inggris”, h. 71.
56
“The World After the War in Iraq”, diakses pada 25 Maret 2011 pkl. 10:31, dari www.marxist.com.
rakyat Irak.
57
Hal ini disebabkan tumbuhnya gerakan-gerakan anti imperialisme baru yang menolak menetapnya AS di Irak.
Berbagai serangan sporadis gerilyawan Irak telah menewaskan tentara AS dalam jumlah yang cukup banyak. Bahkan melebihi total tentara AS yang tewas
selama invasi yang dimulai sejak tanggal 20 Maret 2003. Selama invasi, Iraq Body Count
IBC melaporkan bahwa tentara AS yang tewas berjumlah 131 orang dari berbagai divisi, namun sejak deklarasi 1 Mei 2003 hingga awal Juli 2003,
sudah 1.033 warga sipil yang tewas dan 141 tentara AS dan koalisi.
58
Bahkan hingga April 2004, jumlah tersebut bertambah hingga mencapai lebih dari 10.000
korban sipil dan lebih dari 700 orang tentara AS dan sekutu yang tewas.
59
Invasi AS yang tengah berlangsung hingga akhirnya Bush menyatakan kemenangan pasca-dirobohkannya patung Saddam Hussein semakin membuat
daftar panjang perjuangan AS untuk menumpas terorisme seperti yang telah dituduhkan terhadap Irak. Hal ini menambah waktu AS untuk tetap berada di Irak
karena invasi tersebut tidak hanya untuk menumbangkan kekuasaan Saddam Hussein namun AS juga berniat untuk merekonstruksi Irak pasca-perang seperti
yang telah dijanjikannya. Dalam memperpanjang waktu menetapnya AS di Irak, maka dibutuhkan usaha yang lebih untuk membuktikan bahwa adanya invasi AS
di Irak memang harus terus terjadi dan terus dilakukan.
57
George Gruenthal, “on the Iraqi Patriotic Alliance” diakses pada 19 April 2011 pkl. 00:14, dari http:www.revolutionarydemocracy.org.
58
Iraq Body Count IBC merupakan organisasi yang berbasis di Inggris, didirikan oleh relawan untuk melacak kematian di Irak. Data-data diambil dari laporan media yang kemudian
diperiksa silang, rumah sakit, kamar mayat, LSM dan angka resmi dari pemerintah bahkan menginvestigasi langsung korban perang. Lihat dalam “Iraq Body Count project”, diakses pada 18
Mei 2011 pkl. 14:30 , dari http:www.iraqbodycount.org . Lihat juga “Chilcot Inquiry Accused of
Fixating on West and Ignoring Real Victims” http:www.guardian.co.uk.
59
Ibid.