Ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan dalam penurunan konsolidasi ini, yaitu:
1. Besarnya penurunan yang terjadi.
2. Kecepatan penurunan terjadi.
II.14. Penurunan Tiang
Dalam bidang teknik sipil ada dua hal yang perlu diketahui mengenai penurunan, yaitu :
a. Besarnya penurunan yang akan terjadi. b. Kecepatan penurunan
Istilah penurunan settlement digunakan untuk menunjukkan gerakan titik tertentu pada bangunan terhadap titik referensi yang tetap. Umumnya, penurunan
yang tidak seragam lebih membahayakan bangunan dari pada penurunan total.
Gambar II.18 Contoh Kerusakan Akibat Penurunan a. Pada Gambar II.18.a, dapat diperhatikan jika tepi bangunan turun lebih besar
dari bagian tengahnya, bangunan diperkirakan akan mengalami keretakan pada bagian tengahnya.
b. Pada Gambar II.18.b, jika bagian tengah bangunan turun lebih besar, bagian atas bangunan dalam kondisi tertekan dan bagian bawah tertarik. Bila deformasi yang
terjadi sangat besar, tegangan tarik yang berkembang di bawah bangunan dapat mengakibatkan retakan – retakan.
c. Pada Gambar II.18.c, penurunan satu tepisisi dapat berakibat keretakan pada bagian c.
d. Pada Gambar II.18.d, penurunan terjadi bertahap dari salah satu tepi bangunan, yang berakibat miringnya bangunan tanpa terjadi keretakan pada bagian bangunan.
Selain dari kegagalan kuat dukung bearing capacity failure tanah, pada setiap proses penggalian selalu dihubungkan dengan perubahan keadaan tegangan di dalam
tanah. Perubahan tegangan pasti akan disertai dengan perubahan bentuk, pada umumnya hal ini menyebabkan penurunan pada pondasi Hardiyatmo, 1996.
II.14.1. Perkiraan Penurunan Elastis Tiang Tunggal
Menurut Poulus dan Davis 1980, penurunan jangka panjang untuk pondasi tiang tunggal tidak perlu ditinjau karena penurunan tiang akibat penurunan elastis
tiang dari tanah relatif kecil. Hal ini disebabkan karena pondasi tiang direncanakan terhadap kuat dukung ujung dan kuat dukung friksinya atau
penjumlahan dari keduanya. Perkiraan penurunan tiang tunggal dapat dihitung berdasarkan :
a. Untuk tiang apung atau friksi
S =
� . � �� . �
II.19 dimana : I = I
o
. R
k
. R
h
. R �
b. Untuk tiang dukung ujung