Tahap Pembentukan Kepribadian dengan Kisah

Bimbingan pembentukan kepribadian anak melalui kisah atau cerita yang akan kita berikan pada anak dibedakan melalui usia: 1. Usia 5 tahun ke bawah Anak pada usia ini belum mengerti dengan alur cerita yang kita ceritakan, karena anak pada usia ini lebih memperhatikan alat peraga yang kita gunakan dibandingkan alur cerita tersebut. Pada usia ini anak lebih tertarik pada cerita tentang dirinya dan keluarganya atau cerita tentang binatang yang ada disekitar rumah yang dapat kita karang sendiri. Tetapi di usia ini jika kita memberikan cerita harus lebih diperbanyak kegiatan bernyanyi. 2. Usia 6-9 tahun Anak di usia ini dapat kita sebut sebagai masa mendongeng, karena anak pada usia ini gemar sekali pada kisah atau cerita yang ajaib dan tidak masuk akal. Anak tahu bahwa dongeng itu tidak sesuai dengan kenyataan. Seperti Cerita Malin Kundang, Bawang Merah Bawang Putih, Timun Mas, Sngkuriang , dan lain-lain. Meskipun dalam dongeng itu anak sudah mendengarkan berulang kali tetapi jika ada kelainan dalam hal menceritakannya anak tidak segan-segan memprotesnya walaupun dongeng tersebut tidak nyata. Namun, hal itu sesuai dengan kebutuhan fantasi anak, baik mengenai isi maupun bentuknya. 3. Usia 9-12 tahun Pada usia ini minat anak terhadap dongeng dan kisah mulai berkurang karena anak mulai berfikir kritis, dengan pikiran kritis itu anak tidak mudah menerima cerita yang mustahil dan fantastis. Cerita yang disukai pada anak usia ini adalah cerita nyata, yaitu cerita yang ada hubungannya dengan kejadian sebenarnya seperti cerita atau kisah para Nabi dan para sahabat, orang-orang shaleh, dan biografi tokoh. Cerita atau kisah yang disukai pada usia ini adalah cerita nyata, cerita yang ada hubungannya dengan kejadian sebenarnya. Adapun tips sederhana dalam berkisah kepada anak-anak, adalah sebagai berikut: 1. Dalam keadaan fisik dan jiwa yang baik 2. Usahakan paham akan makna kisah minimal tahu intinya 3. Berusaha zero 4. Opening dan closing yang menarik 5. Gunakan alat peraga 6. Gunakan kata-kata yang dekat dengan anak 7. Gunakan suara dan ekspresi wajah yang patut 8. Akhiri dengan mengesankan 9. Pastikan ada kegiatan nyata setelah berkisah

C. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Pada umumnya anak usia 7-12 tahun mulai menyukai kisah- kisah Islami. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada satu subyek yaitu murid-murid SD Islam Sabilina yang menyukai kisah- kisah Islami. Awalnya murid-murid SD Islam Sabilina menyukai kisah Islami ini dikarenakan SD Islam Sabilina menerapkan metode kisah Islami kepada murid-muridnya yang disampaikan langsung oleh para gurunya masing-masing sebelum pelajaran dimulai. 58 Saat guru berkisah dan murid mendengarkan, biasanya murid- murid akan membangun daya imajinasi yang tinggi terhadap kisah- kisah yang mereka dengarkan, imajinasi itu timbul karena mereka telah terbiasa, dengan begitu mereka akan terbiasa membangun alur cerita atau kisah, karena dengan terbiasa memahami alur cerita atau kisah akan mencipta daya imajinasi yang kreatif, maka kehidupannya akan berpengaruh sampai ia dewasa. Lewat kisah, anak-anak mengimajinasikan ‘yang nyata’ dan ‘tidak nyata’ atau ‘yang mungkin’ dan ‘yang tidak mungkin’. 59 Cerita ataupun kisah dapat mengasah jiwa mereka. Anak-anak dapat belajar bahwa menjadi pencuri, pembohong, dan pemalas, adalah perbuatan yang tercela. Sebaliknya, jika menjadi pembela kaum lemah, melawan penindas adalah bagian dari akhlak yang mulia. 58 Hasil Observasi +. Ibid