osteoblas. Terdapat pula protein non-kolagen dalam jumlah sedikit pada matriks yang termineralisasi yang diperkirakan terlibat dalam regulasi sel tulang dan
matriks termineralisasi, protein tersebut antara lain :sialoprotein osteopontin, osteonectin, osteocalsin dan alkaline phosphatase.
[12]
Garam mineral yang terbanyak adalah kalsium fosfat [Ca
3
PO
4 2
] yang akan membentuk kristal hydroxyapatite [Ca
10
PO
4 6
OH
2
] bersama dengan garam mineral yang lain seperti kalsium karbonat CaCO
3
dan ion seperti magnesium, fluoride, kalium dan sulfat.
[9]
2.1.2 Fisiologi Tulang
2.1.2.1 Pembentukan dan Pertumbuhan Tulang
Proses pembentukan tulang disebut dengan proses osifikasi. Terdapat dua cara dalam pembentukan tulang, dimana kedua proses
tersebut meliputi penggantian jaringan ikat yang ada dengan tulang tetapi berbeda dengan proses pekembangan tulang. Proses osifikasi ini meliputi
osifikasi intramembran dan osifikasi endokondral.
[9]
1 Osifikasi intramembran
Osifikasi intramembran merupakan proses pembentukan tulang yang sederhana. Proses ini terjadi pada tulang datar seperti tengkorak dan
mandibula. Pada bagian di mana tulang akan terbentuk, suatu pesan kimia spesifik
akan menyebabkan sel mesenkim berkumpul dan berdiferensiasi, pertama menjadi sel osteogenik dan kemudian menjadi osteoblas pada
pusat osifikasi. Osteoblas mensekresikan matriks organik sekitar sel dari tulang hingga akhirnya ia sendiri dikelilingi oleh matriks tersebut.
Sekresi matriks sekitar sel akan berhenti dan sel tulang yang terperangkap didalamnya dinamakan dengan osteosit yang berada pada
lakuna. Lakuna memiliki sitoplasma yang memanjang menuju kanalikuli dan memancar ke segala arah. Dalam beberapa hari,
kalsium dan garam mineral akan disimpan dan matriks sekitar sel akan mengeras atau mengalami kalsifikasi.
Dengan terbentuknya matriks sekitar tulang, akan terbentuk trabekula yang menyatu satu dengan yang lain untuk membentuk tulang spons.
Pembuluh darah akan tumbuh di antara trabekula dan mesenkim akan berkondensasi pada bagian perifer tulang dan membentuk periosteum.
[9,12]
Gambar 2.3. Osifikasi intramembran.
Sumber:Gerard J. Tortora Bryan Derrickson. Principles of Anatomy and Physiology.12
th
Ed. 2009. John Wiley Sons Inc. p.183
2 Osifikasi endokondral
Proses ini terjadi pada pembentukan tulang panjang seperti tulang femur, dimana tulang akan menggantikan kartilago. Pada saat janin,
terjadi proses pembetukan kartilago, kondorosit-kondrosit yang terbentuk pada akhirnya akan mati karena nutrisi tidak dapat berdifusi
secara cepat melalui matriks sekitar sel. Ketika kondrosit mati, akan terbentuk lakuna dan suatu rongga, sehingga proses osifikasi primer
dimulai. Terdapat arteri yang dapat berpenetrasi ke perikondrium dan kartilago
yang mengalami kalsifikasi melalui foramen nutrisi dibagian tengah kartilago, hal ini menyebabkan perikondrium berdiferensiasi menjadi
osteoblas. Osteoblas akan terdeposit pada sisa matriks sekitar sel kartilago untuk membentuk tulang trabekula. Proses ini dimulai pada
bagian periosteum dan akan berlanjut hingga ujung tulang. Osifikasi primer ini akan meninggalkan lubang di bagian tengah, yaitu rongga
medulla medullary cavity pada bagian diafisis. Ketika cabang arteri epifiisis memasuki epifisis, maka akan dimulai
pusat osifikasi sekunder, yaitu pada saat bayi akan lahir. Proses ini terjadi seperti osifikasi primer, hanya saja tulang spons tersisa pada
bagian inferior epifisis dan tidak terbentuk rongga medulla. Kartilago hialin yang menutupi epifisis akan menjadi kartilago
artikular, sedangkan kartilago yang tersisa di antara diafisis dan epifisis akan menjadi lempeng pertumbuhan, yang akan bertanggung
jawab pada proses pemanjangan tulang.
[9,12]
Gambar 2.4. Osifikasi endokondrral.
Sumber : Gerard J. Tortora Bryan Derrickson. Principles of Anatomy and Physiology.12
th
Ed. 2009. John Wiley Sons Inc. p.184
2.1.2.2 Resorpsi Tulang