UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.2 Bagian Tanaman yang Digunakan
Biji  jinten  hitam  telah  banyak  digunakan  untuk  pengobatan  dan dalam  makanan,  terutama  di  negara-negara  islam.  Selain  itu  minyak  biji
jinten  hitam  ini  juga  banyak  mengandung  nutrisi  yang  baik  untuk kesehatan.  Komposisi  dari  minyak  biji  jinten  hitam  berbeda-beda  pada
setiap wilayah, bergantung pada lokasi tumbuhnya Gharby, et al., 2013.
2.1.3 Kandungan Kimia Biji Jinten Hitam Nigella sativa L.
Berdasarkan  historisnya,  investigasi  senyawa  kimia  pada  biji Nigella sativa L. pertama kali dimulai pada tahun 1880 dengan kandungan
minyak 37 dan abu 4,1 El-Din, et al., 2006. Pada minyak biji jinten hitam  mengandung  minyak  statis  dan  minyak  atsiri.  Komposisi  senyawa
kimia minyak atsiri dan minyak statis biji jinten hitam secara umum dapat diliihat pada tabel berikut ini:
Tabel  2.1  Komposisi  Senyawa  Kimia  Minyak  Atsiri  Biji  Jinten  Hitam Nigella sativa L.
Senyawa Kandungan
Senyawa Kandungan
α- thujene 2,4
Fenchone 1,1
α- pinene 1,2
Dihydrocarvone 0,3
Sabinene 1,4
Carvone 4,0
- pinene 1,3
Thymoquinone 0,6
Myrcene 0,4
Terpinen-4-ol 0,7
α- phellandrene 0,6
p-cymene-8-ol 0,4
p-cymene 14,8
carvacrol 1,6
Limonene 4,3
α- longipinene 0,3
- terpinene 0,5
Longifolene 0,7
[Sumber:  Nickavar, et al., 2003, dengan pengolahan kembali]
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel  2.2  Komposisi  Senyawa  Kimia  Minyak  Statis  Biji  Jinten  Hitam Nigella sativa L.
Senyawa Kandungan
Asam linoleat 55,6
Asam oleat 23,4
Asam palmitat 12,5
Asam linolenat 0,4
Asam stearat 3,4
Asam laurat 0,6
Asam miristat 0,5
Asam eicosadienoat 3,1
Total asam lemak 99,5
[
Sumber:  Nickavar, et al., 2003, dengan pengolahan kembali]
2.1.4 Aktivitas Farmakologi Minyak Biji Jinten Hitam
a.  Antibakteri Minyak  atsiri  biji  jinten  hitam  memiliki  banyak  aktivitas
farmakologi,  salah  satunya  adalah  sebagai  antibakteri.  Berdasarkan penelitian  yang  dilakukan  Bessedik  dan  Allem,  2013  menggunakan
sampel  yang  berasal  dari  rumah  sakit  di  Ibukota  Aljazair,  melalui medium    agar  pada  cawan  petri  yang  diberi  minyak  biji  jinten  hitam
pada konsentrasi minimal penghambatan dengan berbagai pengenceran dan  beberapa  bakteri  patogen  seperti    Escherechia  coli,
Enterococcus faecalis,
Salmonella typhi,
Proteus mirabilis,
Pseudomonas aeruginosa,  Staphylococcus  aureus,  dan  Klebsiella  pneumonia.  Pada
konsentrasi  0,4  aktivitas  penghambatan  terjadi  pada  E.  coli,  S. Aureus, dan P. mirabilis. Untuk E. faecalis SV, S. thermophilus, dan P.
aeruginosa, aktivitas penghambatan terjadi pada konsentrasi 2. Dari penelitian  ini  juga  dapat  disimpulkan  bahwa  minyak  biji  jinten  hitam
ini  memiliki  aktivitas  antibakteri  spectrum  luas  berdasarkan  efek antibakteri yang didapatkan pada rantai bakteri patogen yang diujikan.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b.  Antioksidan Berdasarkan  penelitian  yang  dilakukan  Muhamma  Raza,  et  al.,
2006  senyawa  thymoquinone  yang  terdapat  dalam  minyak  atsiri  biji jinten hitam dalam bentuk minuman untuk pencegahan yang diberikan
selama 5 hari 8 mgkgday p.o. terbukti dapat melindungi mencit dari hepatotoksisitas  yang  diinduksi  oleh  CCl
4
.  Efek  hepatoprotektif  dari TQ  terhadap  hepatotoksisitas  yang  diinduksi  oleh  CCl
4
ditunjukkan oleh pencegahan yang signifikan untuk peningkatan serum ALT, AST
dan  LDH  yang  terkait  dengan    penghambatan  yang  signifikan  dalam produksi peroksida oleh lipid di hati.
c.  Antikanker Pada  jurnal  Hassan,  et  al.,  2008,  telah  dilakukan  penelitian  efek
thymoquinone  sebagai  antikanker  pada  sel  karsinoma  hepatoseluler HepG2. Studi ini dilakukan dengan memberikan pengobatan pada sel
karsinoma  hepatoseluler  HepG2  dengan  TQ  konsentrasi  bertingkat 25-400  µM  selama  12-24  jam.  Kemudian  kelangsungan  hidup  dan
proliferasi  dari  sel  uji  dimonitor.  Hasil  dari  studi  ini  dapat  dilihat berdasarkan  data  yang  menunjukkan  bahwa  pengobatan  sel  dengan
konsentrasi    200  µM  menghasilkan  penghambatan  yang  signifikan dari  kelangsungan  hidup  sel  pada  12-24  jam  dibandingkan  dengan
kontrol.
2.2 Minyak atsiri