UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3.1 Reaksi Hidrolisis
Obat dengan gugus fungsi seperti eter, amine, keton, ester, amida, lakton atau laktam secara umum dapat mengalami degradasi yang
disebabkan hidrolisis. Air memiliki peran penting dalam terjadinya reaksi hidrolisis. Hal ini disebabkan karena air berperan sebagai media terjadinya
interaksi Fathima, et al., 2011; Niazi, 2007 .
Reaksi hidrolisis adalah reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan air. Garam-garam yang berasal dari asam
lemah atau basa lemah atau keduanya akan terurai dalam air membentuk asam bebas dan basa bebas. Reaksi salah satu atau kedua ion larutan
garam dengan air menyebabkan perubahan konsentrasi ion H
+
maupun ion OH- dalam larutan. Akibatnya, larutan garam dapat bersifat asam, basa,
maupun netral. Dalam penguraian garam dapat terjadi beberapa kemungkinan: Hardjono, 2005
1. Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H
+
, sehingga menyebabkan [H
+
] dalam air bertambah mengakibatkan [H
+
] [OH
-
] dan larutan bersifat asam.
2. Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion OH
-
, sehingga menyebabkan [H
+
] [OH
-
] dan larutan bersifat basa. 3. Ion garam tidak dengan air sehingga [H
+
] dalam air akan tetap sama dengan [OH
-
] dan air akan tetap netral pH=7. Contoh:
HCl + NH
4
OH NH
4 +
+ Cl
-
+ H
2
O 2.3.2
Reaksi Oksidasi
Reaksi dekomposisi pada larutan obat yang umum terjadi pada senyawa selain hidrolisis adalah oksidasi. Reduksi merupakan
penambahan elektron pada molekul dan oksidasi merupakan pelepasan elektron dari molekul. Dalam kimia organik, oksidasi sering dianggap
sinonim dengan lepasnya hidrogen dehidrogenasi. Bila suatu reaksi melibatkan molekul oksigen biasanya disebut autooksidasi karena
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
biasanya terjadi secara spontan dalam keadaan normal. Oksidasi sering melibatkan radikal bebas dan yang diikuti reaksi-reaksi berantai. Radikal
bebas adalah molekulatom yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan seperti R, hidroksil bebas OH, dan molekul oksigen O-
O. Radikal ini cenderung untuk menarik elektron dari zat lain sehingga terjadi oksidasi. Dalam kebanyakan reaksi oksidasi, laju reaksi berbanding
lurus dengan konsentrasi dari molekul pengoksidasi tetapi mungkin tidak bergantung pada konsentrasi oksigen. Reaksi ini biasanya dikatalisis oleh
oksigen, logam berat, dan peroksida organik. Obat dengan gugus fungsi aldehid, alkohol, fenol, alkaloid, atau yang mengandung minyak dan
lemak tak
jenuh mudah
mengalami reaksi
oksidasi ini
Martin, et al., 1993; Fathima, et al., 2011; Niazi, 2007.
2.3.3 Reaksi Isomerisasi