3. Evaluasi Kinerja
Bekerja merupakan kegiatan manusia untuk mengubah keadaan
tertentu dari suatu alam lingkungan. Perubahan itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, mempertahankan hidup; dan memelihara
hidup yang pada dasarnya semuanya untuk memenuhi tujuan hidup. Tujuan hidup melalui bekerja meliputi tujuan yang khusus dan
pengelompokkan kerja yang menimbulkan rasa berprestasi dalam diri individu pekerja tersebut. Pada dasarnya kebutuhan hidup manusia
tersebut tidak hanya berupa material, tetapi juga bersifat nonmaterial, seperti kebanggaan dan kepuasan kerja. Di dalam proses mencapai
kebutuhan yang diinginkan, tiap individu cenderung akan dihadapkan pada hal-hal baru yang mungkin tidak diduga sebelumnya sehingga
melalui bekerja dan pertumbuhan pengalaman, seseorang akan memperoleh kemajuan dalam hidupnya. Dalam proses bekerja itulah,
seseorang dapat dilihat bagaimana kinerjanya. Sementara itu, kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti
standar hasil kerja, target atau sasaran atau criteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah terjemahan dari kata performance, berasal dari akar kata “To perform” dengan beberapa
entries yaitu : 1 melakukan, menjalankan, melaksanakan, 2 memenuhi
atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar, 3 melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab 4 melakukan sesuatu yang
diharapkan oleh seseorang atau mesin.
20
Penilaian kinerja adalah sesuatu yang menitikberatkan pada penilaian sebagai suatu proses pengukuran penilaian, pada dasarnya
merupakan proses yang digunakan perusahaan untuk mengevaluasi job performance. Jika dikerjakan dengan benar, hal ini akan memberikan
manfaat yang penting bagi karyawan, supervisor, departemen SDM, maupun perusahaan supervisor dan manager harus mengevaluasi kinerja
untuk mengetahui tindakan apa yang akan diambil. Dengan demikian, jelaslah bahwa penilaian kinerja merupakan
kajian sistematis tentang kondisi kerja karyawan yang dilaksanakan secara formal yang dikaitkan dengan standar kerja yang telah ditentukan
perusahaan. Selain itu kinerja juga sebagai suatu sistem pengukuran, dan evaluasi, memengaruhi atribut-atribut yang berhubungan dengan
pekerjaan karyawan, perilaku dan keluaran, dan tingkat absensi untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan pada saat ini. Dalam praktiknya,
evaluasi kinerja menggunakan alat evaluasi, berupa pemberian komentar di dalam formulir yang isinya berkaitan dengan pengamatan seorang
pimpinan terhadap karyawan tentang kerja itu sendiri seperti evaluasi mingguan, bulanan, triwulan; semesteran atau tahunan yang dikaitkan
dengan perilaku di dalam pekerjaan. Analisis dilakukan secara terus
20
Veithzal Rivai, Evaluasi Kinerja, Raja Grafindo Persada,2006 h. 49
menerus melalui proses komunikasi antara karyawan dengan pimpinan. Untuk itu, ada tiga kriteria dalam melakukan penilaian kinerja karyawan,
yaitu: 1 Tugas Karyawan; 2 Perilaku Karyawan; 3 Ciri-Ciri Karyawan.
21
Di dalamnya meliputi bagaimana melihat efektivitas karyawan, menelusuri faktor-faktor yang membentuk kinerja dengan
kondisi yang ada, dan memberikan tambahan kemampuan pada karyawan. Dengan demikian, suatu perusahaan tidak bisa hanya sekedar mempunyai
sistem penilaian saja, yaitu sistem harus efektif, diterima dan pantas digunakan, dengan terpenuhinya kondisi-kondisi itu, sistem performance
evaluation dapat mengidentifikasi peningkatan yang diperlukan pada SDM yang berhubungan dengan analisis dan penempatan, pelatihan dan
pengembangan, perencanaan karir, dan lain-lain. Disamping itu, performance evaluation sangat penting untuk memfokuskan karyawan
terhadap tujuan strategis dan untuk penempatan, untuk penggantian perencanaan dan tujuan untuk pelatihan dan pengembangan. Akhirnya
dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja atau performance evaluation merupakan :
Alat yang paling baik untuk menentukan apakah karyawan telah memberikan hasil kerja yang memadai dan melaksanakan aktifitas kinerja
sesuai dengan standard kerja, satu cara untuk penilaian kinerja dengan melakukan penilaian mengenai kekuatan dan kelemahan karyawan. Alat
yang baik untuk menganalisis kinerja karyawan dan membuat
21
Ibid h.50
rekomendasi perbaikan. Pengukuran kinerja dan penilaian hasil pengukuran, hal-hal yang perlu dilakukan dalam mengukur kinerja
adalah: a.
Penetapan indikator kinerja yanga baik, yaitu: terikat pada tujuan program dan menggambarkan pencapaian hasil, terbatas pada hal-hal
yang perlu mendapat prioritas, terpusat pada hal-hal yang vital dan penting bagi pengambilan keputusan, dan juga terkait dengan sistem
pertanggung jawaban yang memerlihatkan hasil. b.
Pertimbangan utama penetapannya bahwa indikator kinerja harus : menggambarkan hasil atau usaha pencapaian hasil, merupakan
indikator didalam wewenangnya, mempunyai dampak negatif yang rendah dan digunakan untuk menghilangkan insentif yang sudah ada,
juga ada pengganti atau manfaat yang lebih besar jika menghilangkan insentif
Unsur penting dari proses penilaian kerja adalah bentuk penilaian kinerja, yang penting adalah bahwa ada suatu pengertian yang fleksibel
untuk para penyelia, dan semua yang mereka atur, menjalankan fungsi sebagai mitra, tetapi tetap di dalam suatu kerangka yang menguraikan
bagaimana mereka dapat bekerja secara bersama-sama dengan baik. Penilaian kinerja adalah suatu proses untuk penetapan pemahaman
bersama tentang apa yang akan dicapai, dan suatu pendekatan untuk mengelola dan mengembangkan orang dengan cara peningkatan tersebut
itu akan dicapai didalam waktu yang singkat ataupun lama. Peningkatan
ini tidak hanya terjadi karena sistem yang dikemudikan oleh manajemen untuk mengatur kinerja dari karyawan, tapi juga melalui suatu pendekatan
kearah mengelola dan mengembangkan orang yang memungkinkan mereka untuk mengatur pengembangan dan kinerja mereka sendiri.
22
22
Ibid h.65
BAB III GAMBARAN UMUM PT. GAJAH TUNGGAL
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan
PT. Gajah Tunggal Tbk, merupakan sebuah perseroan terbatas yang didirikan pada tahun 1951 di Jakarta dengan nama N.V.Hock Thay Hin. Pada
Tahun 1961 nama perseroan di ubah menjadi PT. Gajah Tunggal Tbk. Pada mulanya hasil produksi PT. Gajah Tunggal Tbk, hanya berupa
ban sepeda dan becak tradisional dengan sarana usaha berupa bangunan seluas 725 m2 luas tanah seluas 1.3 ha dan karyawan sekitar 100 orang. Seiring
dengan perkembangan transportasi di Indonesia dan dukungan teknologi maka PT. Gajah Tunggal Tbk, meningkatkan produksinya ke jenis ban mobil, ban
sepeda motor dan sekarang PT. gajah Tunggal Tbk. Telah menguasai tekhnologi pembuatan ban Radial.
Pada tahun 1971 PT. Gajah Tunggal Tbk, mengadakan perjanjian bantuan tekhnik dengan Inou Rubber Company Jepang untuk memproduksi
ban sepeda motor. Pada tahun 1981. Perseroan mulai memproduksi ban biasa untuk kendaraan penumpang dan komersial dengan bantuan tekhnik dari
Yokohama Rubber Company Jepang. Pada tahun 1989 PT. Gajah Tunggal Tbk, mulai memproduksi ban Radial untuk mobil penumpang dan truk ringan.
Dengan berkembangnya daerah pemasaran dan meningkatnya permintaan menyebabkan kapasitas produksi meningkat sehingga sarana yang
sudah ada tidak dapat mencukup lagi. Untuk mengantisipasinya, pada tahun