BAB II TINJAUAN TEORIETIS
5
A. Dakwah fsff
1. Pengertian Dakwah
Perkataan dakwah secara etimologis kebahasan merupakan bentuk mashdar dari kata kerja da’a, yad’u, da’watan yang berarti memanggil,
mengundang, mengajak, menyeru dan mendorong. Secara terminologis istilah dakwah berarti mengajak dan menyeru umat manusia baik perorangan
maupun kelompok kepada agama Islam, pedoman hidup yang diridhoi oleh Allah dalam bentuk amar ma’ruf, nahi munkar dan amal sholeh dengan cara
lisan maupun perbuatan guna mencapai kebahagiaan hidup kini di dunia dan akhirat.
1
Dakwah dari segi istilah ini Muhammad Natsir, mengemukakan : “Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia
dan seluruh umat konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar dengan berbagai macam
media dan cara yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam perikehidupan perseorangan, perikehidupan berumah tangga usrah,
perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara”.
2
Sedangkan H.S.M. Nasaruddin Latif mendefinisikan dakwah sebagai berikut :
1
Zaini Muhtarom, Dasar- dasar Manajemen, Yogyakarta: Al- Amin Press, 1996 Edisi ke-1, cet ke-1, h. 36.
2
Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, cet ke- 3, h. 8.
“Setiap usaha atau aktifitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati
Allah SWT sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak Islamiyah”.
3
Sedangkan Asmuni Syukir dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar strategi dakwah Islam” berpendapat bahwa istilah dakwah itu dapat diartikan
dari dua segi atau dua sudut pandang, yakni pengertian dakwah yang bersifat pengembangan.
4
Pengertian dakwah yang bersifat pembinaan adalah suatu usaha mempertahankan, melestarikan dan menyempurnakan umat manusia agar
mereka tetap beriman kepada Allah dengan menjalankan syariat-Nya sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia di dunia maupun di akhirat.
Sedangkan pengertian dakwah yang bersifat pengembangan adalah usaha mengajak umat manusia yang belum beriman kepada Allah SWT, agar
mentaati syariat Islam memeluk agama Islam. Dari berbagai pendapat di atas bila dikaji dan disimpulkan akan
mencerminkan hal-hal sebagai berikut : a.
Dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan dengan sadar dan terencana.
.
6
3
Ibid ., h.9.
4
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al- Ikhlas, 1983, h. 20.
b. Usaha yang dilakukan adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah,
memperbaiki situasi yang lebih baik dakwah bersifat pembinaan dan pengembangan.
c. Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu yakni
bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat.
5
Dakwah tidak terlepas pada tujuan memperbaiki kondisi masyarakat agar sesuai dengan ajaran Islam. Seperti yang diungkapkan oleh DR. M.
Quraish Shihab bahwa, “Dakwah adalah sebagai seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna, baik
terhadap pribadi maupun masyarakat.
6 7
Bila kita mengamati pengertian di atas terlihat betapa luasnya lingkup dakwah tersebut, harus mencakup seluruh aspek kehidupan tidak terbatas pada
hubungan antara manusia dengan penciptanya saja tetapi menyangkut hubungan antar sesama manusia dan hubungan manusia dengan
lingkungannya. Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa aktifitas dakwah dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: dakwah dalam arti
mikro yakni: pelaksanaan dakwah yang dilakukan oleh kalangan tertentu yang jumlahnya sangat terbatas karena harus memiliki persyaratan khusus, seperti
memahami secara mendalam akan kandungan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Kedua dakwah dalam arti makro, yaitu berupa aktifitas yang merupakan
tanggung jawab setiap muslim, untuk melaksanakannya tidak memerlukan
5
Ibid., h. 21.
6
M. Quraish Shihab, Membumikan Al- Quran Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat
Bandung: Mizan, 1992, cet.ke-1, h. 194.
kemampuan khusus dan ia mengandung konsekuensilogis setiap muslim sebagai kholifah Allah. Dakwah dalam bentuk kedua ini dapat dilakukan
seseorang lewat profesinya, pekerjaan dan kegiatan sehari-hari. Pelaksanaan dakwah bertujuan untuk :
a. Membangun masyarakat Islam. Hal ini seperti yang dilakukan oleh para
Rosul, yang memulai dakwahnya kepada masyarakat yang belum mengerti Islam.
b. Dakwah melakukan perbaikan masyarakat Islam, yaitu dalam
membangun kembali suatu masyarakat yang telah runtuh baik moril maupun materil.
c. Memelihara kontinuitas dakwah, yaitu mengarahkan secara terus
menerus keberadaan dakwah.
7
Ada beberapa kata yang hampir sama maksudnya dengan “dakwah- dakwah seperti penerangan, pendidikan, pengajaran, indoktinasi dan
propaganda”.
8 8
2. Unsur-unsur Dakwah