4.2.2 Alat
Alat-alat yang digunakan antara lain: neraca analitik digital Wigger Hausser, hot plate, oven, tanur, lumpang, alu, rotavapor,
piknometer, spektrofotometer UV-Vis Perkin Elmer, lampu UV Camag UV-Cabinet, viskometer Brookfield, kaca objek, pH meter Mettler-
Toledo, erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, ependorf, batang pengaduk, cawan penguap, cawan porselen, termometer, sentrifugator Sorvall
Fresco.
4.3. Prosedur Kerja
4.3.1 Pengumpulan bahan dan determinasi
Bahan yang digunakan untuk penelitian adalah teh hitam Camellia sinensis L. diperoleh dari Perkebunan Teh Gunung Mas Bogor PT.
Perkebunan Nusantara VIII yang telah mengalami proses fermentasi
hingga menjadi teh hitam. Determinasi bahan dilakukan di Herbarium
Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi, LIPI, Cibinong untuk memastikan kebenaran simplisia.
4.3.2 Penapisan fitokimia Farnswoth, 1969 1
Identifikasi golongan alkaloid
Sebanyak 5 gram serbuk simplisia dilembabkan dengan 5 ml ammoniak 25 digerus dalam mortir, kemudian ditambahkan 20 ml
kloroform dan digerus kembali dengan kuat, campuran tersebut disaring dengan kertas saring, filtrat berupa larutan organik diambil
sebagai larutan A. Larutan A 10 ml diekstraksi dengan 10 ml
larutan HCl 1:10 dengan pengocokan dalam tabung reaksi, diambil larutan bagian atasnya larutan B. Larutam A diteteskan beberapa
tetes pada kertas saring dan disemprot atau ditetesi dengan pereaksi Dragendorff, terbentuk warna merah atau jingga pada kertas saring
menunjukkan adanya senyawa alkaloid. Larutan B dibagi dalam 2 tabung reaksi, ditambahkan masing-masing pereaksi Dragendorff dan
pereaksi Mayer, terbentuk endapan merah bata dengan pereaksi Dragendorff atau endapan putih dengan pereaksi Mayer menunjukkan
adanya senyawa alkaloid.
2 Identifikasi golongan flavonoid
Sebanyak 10 gram serbuk simplisia ditambah 100 ml air panas, dan didihkan selama 5 menit dan disaring. Diambil 5 ml filtratnya
dalam tabung reaksi, ditambahkan serbuk Mg secukupnya dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol, kocok kuat, dan biarkan
memisah. Terbentuknya warna merah, kuning, atau jingga pada lapisan amil alkohol menunjukkan adanya flavonoid.
3 Identikasi golongan saponin
Serbuk simplisia dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambah 10 ml air panas. Setelah dingin dikocok kuat secara vertikal selama 10
detik. Terbentuknya busa yang stabil, menunjukkan adanya saponin, bila ditambahkan 1 tetes HCl 1 busa tetap stabil.
4 Identifikasi golongan tanin
Sebanyak 10 gram serbuk simplisia ditambah 10 ml air, dididihkan selama 15 menit, setelah dingin kemudian disaring dengan
kertas saring. Filtrat ditambah 1-2 tetes FeCl
3
1 . Terbentuknya
warna biru, hijau, atau hitam menunjukkan adanya senyawa golongan tanin.
5 Identifikasi steroidtriterpenoid
Sebanyak 5 gram serbuk simplisia dimaserasi dalam 20 ml eter selama 2 jam kemudian disaring. Diuapkan dalam cawan penguap
sampai kering. Ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat ke dalam residu. Terbetuknya warna hijau atau
merah menunjukkan adanya steroidtriterpenoid.
6 Identifikasi golongan kuinon
Sebanyak 1 gram serbuk simplisia dipanaskan dalam air selama 5 menit, disaring. Sebanyak 5 ml filtat ditambah beberapa tetes
larutan NaOH 1 N. Terbentuknya warna merah menunjukkan adanya kuinon.
7 Identifikasi golongan minyak atsiri
Sebanyak 2 gram serbuk simplisia dimasukkan ke dalam tabung reaksi volume 20 ml, tambahkan 10 ml pelarut petroleum eter. Pada
mulut tabung dipasang corong yang diberi lapisan kapas yang telah dibasahi dengan air, kemudian disaring dengan kertas saring. Filtrat
yang diperoleh diuapkan pada cawan penguap, selanjutnya residu dilarutkan dengan pelarut etanol 95 sebanyak 5 ml lalu disaring
dengan kertas saring. Filtratnya diuapkan dengan cawan penguap, residu yang berbau aromatik menunjukkan adanya senyawa golongan
minyak atsiri.
4.3.3 Pembuatan ekstrak etanol 70 teh hitam Camellia sinensis L.