BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Haji pada hakekatnya merupakan aktivitas suci yang pelaksanaannya di wajibkan oleh Allah SWT kepada seluruh umat islam yang telah mencapai
istitho’ah mampu. Disebut aktivitas suci karena seluruh rangkaian kegiatannya adalah ibadah. Haji juga disebut sebagai ibadah puncak yang melambangkan
ketaatan serta penyerahan diri secara total kepada Allah baik secara fisik – material maupun spiritual. Haji merupakan kegiatan berkunjung ke baitullah
ka’bah untuk mengerjakan ibadah haji dengan cara, tempat, waktu, atau masa tertentu. Maksud dari cara tertentu tersebut adalah ihram, wukuf di arafah, thawaf
ifadhah dan sa’i.
1
Haji dalam hal ini telah menjadi suatu fenomena yang menarik untuk dicermati, yakni apakah ibadah haji bagi muslim Indonesia merupakan kebutuhan
primer atau bukan, mengingat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan, sedangkan ibadah Haji merupakan yang wajib ditunaikan oleh
setiap muslim yang mampu hanya sekali seumur hidupnya, namun tetap saja Haji menjadi idaman setiap muslim sehingga jumlah jama’ah Haji tetap ada bahkan
semakin bertambah. Bagi masyarakat Arab Saudi, Haji mungkin di anggap sebagai ibadah yang relatively “biasa”. Namun sebagian besar kaum muslimin
yang tinggal diluar wilayah Arab apalagi di negara-negara yang jauh, Haji jelas
1
Departemen Agama RI, Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji, Ketentuan Umum tentang Haji dan Umrah, Jakarta: 1998, h.3
merupakan ibadah yang istimewa. Tidak hanya kesiapan mental spiritual, Haji bagi penduduk yang jauh dari Arab juga membutuhkan kesehatan fisik.
Berdasarkan UU No.17 tahun 1999 bahwa penyelenggaraan haji dilaksanakan oleh pemerintah. Kegiatan-kegiatan dalam penyelenggaraan haji
tersebut dilaksanakan oleh dan lembaga-lembaga lainnya yang ada kaitannya dengan penyelenggaraan urusan haji dengan cara koordinasi interdepartemental
yang dalam hal ini menteri agama bertindak sebagai penanggung jawab. Banyaknya jumlah jamaah haji dalam suatu biro haji pun menjadi faktor
yang sangat penting, maka untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan promosi yang dapat memberikan kepuasan terhadap para jamahnya. Promosi yang berhasil
adalah kegiatan yang mampu menggugah naluri ingin memiliki sesuatu produk tertentu.
2
Dengan adanya promosi yang sesuai dengan minat para jamaah haji, tentu akan tercipta grand image, di mana jamaah akan merasa puas terhadap
pelayanan juga fasilitas yang dipromosikan oleh biro perjalanan haji. Dengan demikian, para jamaah haji akan selalu percaya pada biro perjalanan haji tersebut,
bahkan para jamaah hajipun tak segan-segan untuk mempromosikan kepada orang lain.
Akan tetapi, seiring dengan pesatnya perkembangan biro perjalanan haji di Indonesia, persainganpun tak dapat dihindari. Maka dengan demikian pihak biro
perjalanan haji harus mempunyai strategi yang menjadikan usahanya tetap unggul, survive dan jamaah hajinya tetap banyak. Salah satu strategi yang banyak
digunakan oleh perjalanan haji adalah strategi pemasaran. Strategi pemasaran
2
Sondang. P Siagian, Manajemen Strategik, Jakarta: Bumi Aksaara, 1995, Cet. I, h. 212
adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat
tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.
3
Perusahaan biro perjalanan haji yang sekarang ini tetap survive dan setia melayani jama’ahnya ditengah ketatnya persaingan, diantaranya adalah PT. Diyo-
Siba Tours Travel yang berdiri pada tanggal 14 Desember 1993 dengan memperoleh ijin haji pada tanggal 23 April 2003 dan PT. Alkhalid Jaya Megah
ToursTravel yang berdiri pada tanggal 8 Oktober 1990. Sejak didirikannya PT. Diyo-Siba tourstravel maupun PT. Alkhalid Jaya Megah ToursTravel
langsung mendapatkan respon yang baik dari masyarakat untuk dapat memakai jasa layanannya, sehingga setiap tahunnya PT. Diyo-Siba ToursTravel maupun
PT. Alkhalid Jaya Megah ToursTravel berhasil memberangkatkan jamaah hajinya.
4
PT. Diyo-Siba ToursTravel dan PT. Alkhalid Jaya Megah ToursTravel harus terus berupaya untuk meningkatkan jumlah jama’ahnya, karena kuantitas
jama’ah pada suatu biro perjalanan haji adalah salah satu prioritasnya. Oleh karena itu sebagai sebuah perusahaan PT. Diyo-Siba ToursTravel dan PT.
Alkhalid Jaya Megah ToursTravel perlu meningkatkan strategi pemasaran yang tepat, agar jumlah jama’ah semakin meningkat dan bisa menciptakan grand image
yang baik kepada para jama’ahnya agar jamaahnya dapat mensosialisasikan tujuan dari usahanya.
3
Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep, dan Strategi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, Cet. Ke. vii, h. 168.
4
Profile PT. Diyo Siba Tours Travel dan Profile PT. Al-Khalid Jaya Megah Tours Travel
Atas dasar inilah setiap biro perjalanan haji memerlukan strategi untuk dapat meningkatkan jumlah jama’ahnya, agar biro perjalanan hajinya menjadi
yang terbaik dalam meningkatkan mutu pelayanan. Dengan demikian penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut
tentang STRATEGI PEMASARAN BIRO PERJALANAN HAJI DALAM MENINGKATKAN JUMLAH JAMA’AH Studi Pada: PT. Diyo-Siba
ToursTravel dan PT. Alkhalid Jaya Megah ToursTravel. B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas dan agar pembahasan skripsi ini lebih terarah dan tidak melebar, maka penulis membatasinya hanya pada strategi pemasaran
yang diterapkan oleh biro perjalanan haji PT. Diyo-Siba ToursTravel dan PT. Alkhalid Jaya Megah ToursTravel pada tahun 2005-2007. Adapun perumusan
masalahnya adalah sebagai berikut: 1.
Strategi pemasaran apa yang diterapkan PT. Diyo-Siba TourTravel dan PT. Alkhalid Jaya Megah ToursTravel ?
2. Bagaimana pengaruh strategi pemasaran yang diterapkan PT. Diyo-Siba
ToursTravel dan PT. Alkhalid Jaya Megah ToursTravel terhadap peningkatan jumlah jama’ah?
3. Apakah sistem pemasaran yang diterapkan PT. Diyo-Siba ToursTravel
dan PT. Alkhalid Jaya Megah ToursTravel sesuai dengan prinsip syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian