92
shootingasli. Sambungan setiap shoot dan adegan dibuat tepat berdasarkan kode waktu yang telah dibuat reporter sebelumnya, tidak lupa secara otomatis
editor akan memasukan terlebih dahulu gambar dan suara ke dalam software yang disebut software edius untuk memburamkan wajah pelaku dan merubah
suara pelaku. Setelah editing online selesai, dilanjutkan dengan proses mixing. Narasi yang sudah direkam dan juga ilustrasi musik yang sudah direkam
dimasukkan kedalam pita hasil editing online sesuai dengan ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.Suara yang menggunakan software edius harus
dibuat sesuai agar terdengar jelas.Setelah tahap ini selesai, diadakan preview oleh produser. Apabila ada kesalahan dalam editing, seperti wajah dan suara pelaku
masih belum tersamarkan, produser akan memberikan waktu untuk merubah secepat mungkin.
Dalam proses editing, program berita reportase investigasi yang dimulai dari rabu malam, kamis, dan jumat malam yang harus selesai sejauh ini berjalan
dengan lancar. Jika harus melakukan preview jumat malam sudah harus siap karena berita itu sudah harus ditayangkan pada hari sabtu dan minggu. Jika tidak
ada preview, maka dapat dikatakan proses pasca produksi selesai dan direkam kedalam kaset. Materi diprint ke kaset MOA, ME, LSF dan selanjutnya kaset
MOA di serahkan ke QC ditambah LSF dan diserahkan ke library. Program reportase investigasi mempunyai library khusus untuk menyimpan datanya. Hal
ini karena reportase investigasi tidak akan meminjam kesembarang orang walaupun yang meminjam kaset itu tim reportase investigasi terkecuali pihak
93
ketua divisi news bapak Gatot Triyanto mengizinkannya. Kaset ME digunakan untuk dokumentasi. Setelah semua telah dilakukan maka siap untuk ditayangkan.
Pada program berita Reportase investigasi rapat redaksi dilakukan setiap hari selasa. Dalam rapat dibahas berbagai macam hal termasuk proses rating.
Proses rating didapat dari sumber Ac Nielsen sebuah lembaga yang menghitung proses rating dengan mengirimkannya melalui email. Dari sanalah, tim reportase
investigasi mengetahui tingkat kepuasan masyarakat akan tayangan berita yang mereka sajikan dari tahun ke tahun. Tim reportase investigasi tetap menjaga nama
tim reporter dan kameramennya demi keselamatan tim dalam melakukan penelusuran.Program ini sangat baik untuk kita selaku konsumen karena bukan
hanya membuat penonton untuk lebih berhati-hati dalam penggunaan produk khususnya bakso yang dibuat dengan daging babi, melainkan kita juga harus kritis
dalam memilih mana daging sapi dan daging babi.
94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah selesai melakukan observasi, menganalisa data dan dalam rangka menjawab rumusan pertanyaan dalam skripsi, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu 1. Program berita reportase investigasi merupakan program berita yang
membongkar kejahatan dan kecurangan oknum-oknum tertentu dalam membuat suatu produk contohnya bakso yang dibuat dari daging babi dan
boraks. Dimana dalam ajaran agama islam, babi hukumnyan haram dikosumsi dan boraks tidak sehat untuk dikosumsi. Program berita reportase investigasi
bertujuan untuk membuat kosumen kritis dalam menggunakan produk-produk saat ini.
2. Proses produksi program berita reportase investigasi memiliki tahapan- tahapan yang haris dilalui yaitu, pra produksi, produksi, pasca produksi.
Dalam tahapan memiliki keterkaitan yang berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
3. Sarana dan pra sarana produksi; a. Camera kamera
b. Swircher pemandu gambar c. Audio mixer alat pengukur suara
d. VTR video Tape Recorder alat perekam dan gambar suara e. Lighting alat pencahayaan yang digunakan dalam produksi berita ini
adalah pelaku, Ustad, dan ketua asisoasi mie dan bakso Indonesia
94
95
4. Pasca produksi diantaranya a. Verbatim dan pembuatan naskah
b. Memasukkan narasi dan dubbing yang menggunakan software edius yang merupakan software untuk merusak atau mem blur
gambar dan suara lalu peyuntingan gambar c. Siap tayang
B. Saran-saran
Adapun saran-saran peneliti adalah sebagai berikut; 1. Penonton sebaiknya lebih kritis dalam mengkonsumsi tayangan berita TV.
Misalnya penonton Tidak hanya menunggu pemberitaan investigasi tentang makanan halal dan sehat melainkan selalu cerdas melihat dan
menggunakan produk. 2. Tim reportase investigasi harus lebih banyak menyajikan fakta
dilapangan, agar penonton lebih percaya dengan banyaknya fakta yang ditayangkan.
3. Untuk para mahasiswa Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi agar diberikan praktek menjadi wartawan di lapangan guna membentuk kualitas pribadi
yang cerdas dan peka terhadap apa yang terjadi di negara Indonesia khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Atmakusumah, Maskun Iskandar, Warief Djajanto Basorie. Mengangkat Masalah Lingkungan ke Media Massa. Jakarta: yayasan obor Indonesia. 1996.
Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktek Bandung: simbiosa rekatama media. 2009.
Bungin Burhan, Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana. 2008. Cangara Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafiendo
Persada. 2007. Darwanto, S.S, Televisi Sebagai Media Pendidikan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2007. Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2008. Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah Direktorat Jednderal
Masyarakat Islam Departemen Agama RI tahun 2007, Islam dan Produk Halal
serial khutbah jum’at Jakarta. 2007. DjurotoTotok, Managemen Penerbitan Pers. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2004. Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran; Sejarah,
Organisasi, Operasional, dan Regulasi . Jakarta: Kencana. 2011. Indra Hasbi, Halal Haram Dalam Makanan Jakarta: Penamadani. 2004.
JB. Wahyudi, Dasar-Dasar Managemen Penyiaran. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. 1994. JB. Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. 1992. Moeleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda. 2006.
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana. 2010. Morissan, Managemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi.
Tangerang: Ramdina prakarsa. 2005. Muhammad Mutawwali Sya’rowi, Halal dan Haram Jakarta: pustaka Al-
kautrsar. 1994. Muhtadi Asep Saiful, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktek. Jakarta: PT
Logos Wacana Ilmu. 1990.