Pengaturan Tarif Dasar Listrik TDL Dalam Hubungannya Dengan Perlindungan Hukum Konsumen Listrik

53 Tenaga listrik yang disediakan untuk kepentingan umum, baik oleh Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan maupun oleh Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum 44 “Listrik untuk kehidupan lebih baik”, begitu semboyan PT. PLN yang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia. Namun, ketika begitu gencarnya semboyan tersebut dilecutkan oleh PT. PLN; disisi yang lain, begitu besar pula problem yang melingkupi masalah ketenagalistrikan di Indonesia. Salah satunya, adalah masalah krisis pasokan energi listrik. harus diberikan dengan standar mutu dan keandalan yang baik, yang ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi berdasarkan persetujuan Dewan Standarisasi Nasional. Disamping itu, dalam rangka memberikan perlindungan kepada pelanggan, maka instalasi ketenagalistrikan harus sesuai dengan Standar Ketenagalistrikan Indonesia, karena tenaga listrik mempunyai resiko bahaya yang cukup tinggi.

D. Pengaturan Tarif Dasar Listrik TDL Dalam Hubungannya Dengan Perlindungan Hukum Konsumen Listrik

45 44 Lihat ketentuan Pasal 1 huruf d yang mengatakan bahwa Pengusaha adalah Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan yang didirikan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum termasuk Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Sendiri yang menjual kelebihan tenaga listriknya kepada mas yarakat. 45 Tulus Abadi dan Sudaryanto, Memahami Hak dan Kewajiban Anda sebagai Konsumen Listrik, Cetakan Pertama. Pnerbit Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dan Koalisi Masyarakat Sipil untuk Perbaikan Pelayanan Listrik, Jakarta, 2004, hal. 3. Ratusan pembangkit tenaga listrik yang terserak diberbagai pelosok tanah air tidak mampu lagi memasok kebutuhan listrik masyarakat, yang kian hari menghubung tinggi. 54 Kondisi ketenagalistrikan di Indonesia, terutama sejak tahun 1996, memang sangat memprihatinkan. Kenaikan Tarif Listrik TDL yang sudah mencapai di atas 100 , terbukti belum mampu menyehatkan financial PT. PLN. 46 Kenaikan TDL salah satunya disebabkan oleh kenaikan Bahan Bakar Minyak BBM, karena lebih dari 60 mesin pembangkit listrik PT. PLN menggunakan BBM solar Bagi konsumen, besaran kenaikan Tarif Dasar Listrik TDL terasa sudah sangat mencekik leher, di tengah situasi kehidupan yang serba sulit sekarang ini. 47 . Dengan demikian dapat dipastikan bahwa setiap kenaikan Bahan Bakar Minyak BBM oleh pemerintah akan dibarengi dengan kenaikan Tarif Dasar Listrik TDL oleh PT. PLN. Namun demikian, pemerintah tetap memberikan jatah subsidi untuk sektor ketenagalistrikan, khususnya untuk konsumen rumah tangga dengan daya terpasang 450 Volt AmpereVA, dengan pemakaian 60 kilowatt hourkWh. Jadi kalau konsumen rumah tangga 450 VA tetapi pemakaian lebih dari 60 kWh, maka sudah tidak berhak lagi mendapat subsidi. Tahun 2003, tidak kurang dari 4 triliyun pemerintah memberikan subsidi untuk sektor listrik. 48 Ada beberapa variabel yang dapat mempengaruhi harga listrik, antara lain : harga bahan bakar, harga pembelian listrik dari pihak ketiga, tingkat inflasi, suku bunga dan perubahan nilai tukar rupiah valuta asing. 49 46 Ibid, hal 4. 47 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulfitri Manager PT. PLN Ranting Dewantara, pada tanggal 20 April 2009. 48 Op-Cit., 2004, hal. 19. 49 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulfitri. Manager PT. PLN Ranting Dewantara, pada tanggal 20 April 2009. 55 Saat ini, sebenarnya kondisi ketenagalistrikan nasional dalam posisi “tidak aman”. Dikarenakan, antara kebutuhan dan persediaan tidak seimbang. PT. PLN sudah tidak lagi memasok tenaga listrik kepada konsumennya secara maksimal. Buktinya adalah begitu seringnya pemadaman listrik yang dilakukan oleh PT. PLN terhadap pelanggannya, kadangkala tanpa pemberitahuanpengumuman terlebih dahulu. Sebenarnya masyarakat terutama konsumen listrik akan lebih mengerti situasi keadaan PT. PLN jika saja PT. PLN bersikap terbuka dalam menyampaikan informasi dan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Kenaikan Tarif Dasar Listrik TDL yang merupakan sumber utama pendanaan perusahaanPT. PLN sah-sah saja dinaikkan dengan berbagai alasan yang tepat asal saja PT. PLN juga ikut menaikkan mutu pelayanannya kepada konsumennya. Bagi konsumen, kenaikan TDL berarti menaikkan biaya hidup. Sementara, pendapatan konsumenmasyarakat belum ada perubahan akibat krisis yang berkepanjangan di negara ini dan sampai sekarang belum dapat dipulihkan. Yang lebih memprihatinkan adalah, kenaikan TDL merupakan keputusan sepihak yang tidak diikuti dengan peningkatan pelayanan yang lebih sepadan kepada masyarakat konsumenpelanggan listrik. Namun bagaimanapun juga, kenaikan TDL dengan alasan apapun juga terpaksa diterima konsumen. Adapun penepatan Tarif Dasar Listrik TDL bertujuan antara lain : 56 1. Memenuhi kebutuhan pendapatan untuk investasi yang menjamin tersedianya harga listrik yang efisien dan berkelanjutan; 2. Menjamin keadaan keuangan perusahaan peserta secara sehat dan wajar; 3. Dapat menstimulasikan penyempurnaan golongan dan struktur tarif, sehingga untuk masing-masing mendekati nilai ekonominya; 4. Membuka peluang untuk dilakukan subsidi untuk golongan pelanggan yang memenuhi syarat. Dalam Pasal 16 Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 menetapkan bahwa pemerintah mengatur harga jual tenaga listrik. Pengaturan harga jual tenaga listrik ini dituangkan melalui Keputusan Presiden Kepres. Sekarang ini Kepres yang berlaku yang mengatur harga jual tenaga listrik adalah Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2003 Tentang Harga Jual Tenaga Listrik Tahun 2004 Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan Persero PT. Perusahaan Listrik Negara selanjutnya ditulis Kepres Nomor 104 Tahun 2003. TDL tahun 2004, yang dikukuhkan dengan Kepres Nomor 14 Tahun 2003, ”secara formal” sudah memperhatinkan kepentingan masyarakat. Tertuang dalam amar putusannya yang berbunyi : dalam menetapkan harga jual tenaga listrik, PT. PLN mempertimbangkan keadilan, kemampuan daya beli masyarakat. Dengan alasan itu pula, berdasarkan Kepres Nomor 104 Tahun 2003 ini, pemerintah akhirnya untuk sementara tidak menaikkan TDL. Menurut Pasal 1 Kepres Nomor 104 Tahun 2003 ini, menyatakan bahwa harga jual tenaga listrik yang disediakan oleh PT. PLN dinyatakan dalam Tarif Dasar Listrik TDL tahun 2004 berdasarkan Golongan Tarif Dasar Listrik. Pasal 2 57 Tarif Dasar Listrik TDL Tahun 2004 sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1, terdiri atas : a. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Pelayanan Sosial sebagaimana tercantum dalam Lampiran II; b. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Rumah Tangga sebagaimana tercantum dalam Lampiran III; c. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Bisnis sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV; d. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Industri sebagaimana tercantum dalam Lampiran V; e. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Kantor Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI; f. Tarif Dasar Listrik untuk Transaksi sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII; g. Tarif Dasar Listrik untuk Curah bulk sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII; h. Tarif Dasar Listrik untuk Multiguna sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX. Dari penggolongan Tarif Dasar Listrik TDL tersebut maka diketahui pula penggolonganpengelompokkan terhadap konsumenpelanggan listrik di Indonesia seperti tercantum dalam Pasal 2, Kepres Nomor 104 Tahun 2003. Konsumen listrik 58 rumah tangga adalah golongan pemakai TDL seperti yang tercantum dalam tabel di atas. Berdasarkan data dari PT. PLN Ranting Dewantara dari Tahun 2006 sampai Tahun 2009 pelanggan kelompok rumah tangga menduduki peringkat pertama dengan jumlah pelanggan masing-masing sebanyak 22 500 pelanggan. Dengan demikian keunggulan pelanggan kelompok Rumah Tangga, kantor pemerintahan bukan hanya dari segi kuantitas atau jumlahnya tetapi juga banyak penunggakkan pembayaran kepada PT. PLN selama beberapa tahun terakhir. Dalam berita di Media Masa”tunggakan rekening listrik di Lhokseumawe mencapai Rp 7,4 Miliar, jumlah tunggakan rekening listrik di PT. PLN Rayon Lhokseumawe yang memeliki pelanggan 36,168 itu hingga 1 Maret 2009 mencapai 7,4 Miliar,. Namun mulai sekarang bagi pelanggan yang menunggak bukan hanya dari instansi Pemerintah saja yang akan berhadapan dengan penegak hukum, tapi bagi masyarakat umum dipastikan akan mendapat pemanggilan. Dalam hal ini pihak Kejaksaan Negeri Lhokseumawe. Kepada PT. PLN Rayon Lhokkseumawe, Ali Basyah mengatakan dari total 7,4 Miliar yang menunggak RRp 1,3 Miliar diantaranya berasal dari instansi Pemerintah daerah dan dari pelanggan umum mencapai 6 Miliar lebih 50 Peran serta Kepala Kejaksaan Negeri Lhoksemawe sebagai fasilitator karena Kejaksaan Negeri adalah Jaksa Penuntut Negara sesuai dengan Pasal 27 Undang- undang Nomor 5 Tahun 1991 dalam menyelesaikan penunggakkan antara pihak PT PLN Lhokseumawe dengan pelanggan umum dan Pemerintah Daerah. 51 Data tersebut menggambarkan dengan terang benderang bahwa pelanggan kelompok Rumah Tangga merupakan pelanggan terbanyak, baik dalam kuantitas 50 Harian, Serambi Pase, tanggal 19 Maret 2009, hal 9. 51 Wawancara dengan Bapak Irwansyah, SH, an Kepala Kejaksaan Negeri Lhokseumawe, seksi Tindak Pidana Umum, pada tanggal 28 Mei 2009. 59 maupun kualitas pembayaran. Ini semua berarti bahwa pelanggan kelompok Rumah Tangga yang sebagian besar merupakan rakyat kecil ternyata telah memberikan konstribusi pendapatan yang besar bagi PT. PLN. Jadi wajar saja jika PT. PLN memberi sedikit penghargaan kepada pelanggan kelompok Rumah Tangga ini dengan memberikan pelayanan yang memuaskan atau dengan kata lain menetapkan kepuasan pelanggankonsumen Rumah Tangga sebagai prioritas utama dalam pemberian jasanya.

E. StandarTingkat Mutu Pelayanan TMP