59
maupun kualitas pembayaran. Ini semua berarti bahwa pelanggan kelompok Rumah Tangga yang sebagian besar merupakan rakyat kecil ternyata telah memberikan
konstribusi pendapatan yang besar bagi PT. PLN. Jadi wajar saja jika PT. PLN memberi sedikit penghargaan kepada pelanggan kelompok Rumah Tangga ini dengan
memberikan pelayanan yang memuaskan atau dengan kata lain menetapkan kepuasan pelanggankonsumen Rumah Tangga sebagai prioritas utama dalam pemberian
jasanya.
E. StandarTingkat Mutu Pelayanan TMP
Keluarnya Kepres Nomor 104 Tahun 2003 membawa sedikit perubahan bagi konsumen listrik yaitu dengan adanya kewajiban bagi direksi PT. PLN untuk
meningkatkan dan mengumumkan standar mutu pelayanan bagi setiapmasing- masing unit pelayanan pada setiap awal triwulan Pasal 3 Ayat 1 Kepres Nomor 104
Tahun 2003. Selanjutnya dalam Pasal 3 Ayat 2 disebutkan bahwa apabila standar mutu pelayanan pada suatu sistem kelistrikan khususnya yang berkaitan dengan lama
gangguan, jumlah gangguan dan atau kesalahan baca meter tidak dapat dipenuhi, yang bersangkutan, diperhitungkan dalam tagihan listrik bulan berikutnya.
Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral mengeluarkan Surat Keputusan SK Nomor 114-1239600.22002 SK
LPE-DSM Tentang Tingkat Mutu Pelayanan TMP PT. PLN, yang meliputi 13 indikator dengan satuannya sebagai berikut :
60
1 tegangan tinggi di titik pemakaian, dalam Kv;
2 tegangan menegah di titik pemakaian, dalam Kv;
3 tegangan rendah di titik pemakaian, dalam Volt;
4 frekwensi di titik pemakaian, dalam Hz;
5 lama gangguan per pelanggan, dalam jampelangganbulan;
6 jumlah gangguan per pelanggan, dalam kalipelangganbulan;
7 kecepatan pelayanan sambungan baru tegangan menegah TM, dalam hari
kerja; 8
kecepatan pelayanan sambungan baru tegangan rendah TR, dalam hari kerja;
9 kecepatan pelayanan perubahan daya tegangan menegah TM, dalam hari
kerja; 10
kecepatan pelayanan perubahan daya tegangan rendah TR, dalam hari kerja;
11 kecekapan menanggapi pengaduan pelanggan, dalam jam;
12 kesalahan pembacaan Kwh meter, dalam kalipelanggantriwulan;
13 waktu koreksi kesalahan rekening dalam hari kerja..
Bila diperhatikan, sedikit telah tampak adanya upaya-upaya pemerintah berpihak kepada konsumen, yaitu dengan adanya standar pelayanan minimum yang
disebut TMP
52
52
Kv, singkatan dari Kilovolt, dan Hz, singkatan dari Hertz satuan dalam energi listrik
. Dan telah pula ada punishment berupa pengurangan tagihan
61
rekening listrik apabila ada pelanggaran terhadap TMP ke 5, 6 dan TMP 12. SK LPE- DSM tersebut hanya menetapkan indicator yang berjumlah 13 item dan satuan,
sedangkan besarnya angka standar diserahkan kepada PT. PLN Persero untuk menetapkan sendiri. Khususnya untuk . PT. PLN Cabang Lhokseumawe yang
membawahi 10 Ranting dan 1 Rayon atau unit pelayanan memberikan kewenangan kepada masing-masing Ranting dan Rayon untuk menetapkan sendiri nilai TMP
sesuai dengan kemampuan pasokan listrik mereka masing-masing.
53
Mengenai punishment berupa pengurangan pembayaran listrik, hanya diberlakukan pada tiga poin di atas, yakni : lama gangguan, jumlah gangguan dan
atau kesalahan baca meter. Menurut ketentuan yang berlaku, tindakan yang merugikan konsumen berdasarkan SK Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor
114 Tahun 2002, konsumen berhak mendapatkan kompensasi ganti rugi sebesar 1 sepuluh persen dari biaya beban. Namun informasi tersebut belum disampaikan
secara baik disembunyikan, sehingga konsumen tidak mengerti adanya hak tersebut.
54
53
Wawancara dengan Bapak Maimun Muhammad, Asisten Manager Pemasaran PT. PLN Cabang Lhokseumawe, pada tanggal 25 Mei 2009.
54
Wawancara dengan Ibu Fahmiwati, Ketua YLPK, Banda Aceh, pada tanggal 23 Mei 2009, Posisi Konsumen Sangat Dilematis..
Selama ini memang TMP telah ditempel pada masing-masing kantor Unit Pelayanan UP namun sayangnya tidak dibarengi dengan penjelasan atau keterangan
dari pihak PT. PLN tentang keberadaan TMP itu sendiri kepada konsumen listrik
62
sehingga sebagian besar konsumen tidak mengerti dan tidak memahami hak-hak mereka.
Menurut Tulus Abadi dan Gunarto, walaupun secara tertulis melalui SK LPE- DSM telah ada tampak keinginan pemerintah memberikan perlindungan hukum
kepada konsumen listrik berupa pemberian ganti kerugian berbentuk pengurangan tagihan rekening listrik, namun TMP tersebut memiliki beberapa kelemahan sebagai
berikut : 1.
pemahaman tentang TMP yang harus dideklar, belum semuanya dipahami oleh petugas PLN, dengan alasan bingung mekanismenya seperti apa,
atau bahkan takut, kalau yang dideklar itu salah, lalu mendapat klaim dari konsumen.
2. TMP tersebut, karena ditetapkan sendiri oleh PLN masing-masing
rantingcabang dan tidak ada yang memverifikasi, cenderung sangat rendah dan tidak berpihak kepada konsumen. Semata-mata lebih berpihak
kepada kepentingan PT. PLN. Sebagai contoh, pemadaman dalam satu bulan biasanya 14 jam, angka itulah yang disampaikan kepada konsumen.
Dalam kenyataannya ternyata ada Unit Pelayanan UP yang berani menetapkan angka 27 dalam satu bulan.
3. TMP yang dideklar oleh masing-masing kantor ranting atau cabang PT.
PLN bersifat konstan bahkan cenderung menurun dari triwulan ke triwulan. Hal ini sangat tidak fair karena konsumen dipaksa PLN untuk
mau membayar kenaikan tarif, namun PLN tidak ada niat untuk meningkatkan TMPnya.
4. dalam mengumumkan TMP kepada masyarakat masih setengah hati,
karena biasanya diumumkan dalam standar yang masih terlalu rendah dan tidak diikuti dengan penjelasan apa itu sebenarnya makna TMP dan apa
yang bisa diperoleh oleh konsumen apabila PT. PLN tidak bisa memenuhi standar kualitas pelayanan tersebut.
63
5. punishment yang seharusnya dikenakan kepada PT. PLN akibat tidak
dipenuhinya TMP indikator tertentu tidak atau belum disetting secara otomatis. Sehingga ada kemungkinan PT. PLN cidera janji terhadap TMP
dan PT. PLN belum berusaha untuk mengenakan punishment tersebut.
6. semua wilayah PT. PLN melakukan kesalahan dalam melakukan
perhitungan kinerja TMP, misalnya banyaknya maksimum kesalahan pencatat meter yang dideklarasikan dalam TMP untuk triwulan 1 tw-
1adalah 1 kali, kemudian dalam perhitungan kinerjanya ditulis 1 kali. Hal ini menunjukan bahwa selama triwulan 1 tw-1 terjadi kesalahan 1 kali
pembacaan meter yang terjadi pada seluruh pelanggan.
55
Walaupun banyak kelemahan-kelemahan yang dijumpai dalam pelaksanaan TMP ini, namun sebenarnya bagi konsumen listrik telah cukup membawa angin segar
terhadap perlindungan hak mereka, tentu saja jika ketentuan tentang TMP betul-betul dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Di sinilah diperlukan kesadaran masing-masing
pihak, dimana PT. PLN sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan tunggal dapat berbesar hati mengakui kekurang-kurangan atau kesalahan mereka dan di sisi
lain, konsumen listrik pada umumnya agar mau membela hak-hak mereka jika dilanggardiabaikan oleh PT. PLN, baik secara perorangan maupun secara bersama-
sama dengan konsumen listrik lain yang juga merasa dirugikan oleh PT. PLN. Dengan peningkatan kesadaran hukum konsumen terutama konsumen listrik
diharapkan dapat menjadi motivator bagi PT. PLN untuk dapat meningkatkan mutu dan pelayanannya kepada seluruh pelanggan di masa datang.
55
Ariono Abdulkadir et al, Masalah Ketenagalistrikan di Indonesia Kumpulan Artikel, Penerbit Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dan Koalisi Masyarakat Sipil untuk Perbaikan
Pelayanan Listrik, Jakarta, 2004.
64
F. Perlindungan Hukum Terhadap Hak-hak Konsumen Listrik Menurut