. Latar Belakang Perilaku Siswa/Siswi SMA Negeri 2 Medan Kelas XI dan XII terhadap Penyakit HIV/AIDS Tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Aquired Immuno Deficiency Syndrome AIDS merupakan kumpulan gejala-gejala penyakit yang diderita seseorang yang sudah terinfeksi HIV Human Immunodeficiency Virus dimana hingga saat ini belum ada obat untuk mencegah HIV atau AIDS Harahap, 2000. HIV pertama direkomendasikan oleh International Committee on Toxonomy of Viruses tahun 1986, menggantikan Lymphadenopathy Associated Virus LAV yang diberikan oleh L. Montagnier dari Institut Pasteur di Paris, dan tahun 1984 menjadi Human T-Lymphocyte Virus Type III HTLV-III yang diberikan oleh R.Gallo dari US National Cancer Institute Gunawan, 1992. Sejak kasus AIDS dilaporkan yang pertama kali oleh Gottlieb dan rekannya di Los Angeles pada tanggal 5 Juni 1980, pada pertengahan 1980-an, kasus-kasus AIDS pun meningkat dengan cepat dan menyebar ke seluruh dunia. Dalam data tahun 2008, UNAIDS United Nation Programme on HIVAIDS mengatakan bahwa estimasi orang dewasa dan anak-anak yang menderita HIV didunia sekitar 33,4 juta orang dengan angka kematian sekitar 2 juta orang. Benua Afrika adalah benua dengan penderita HIVAIDS terbanyak 25,5 juta kasus dimana Afrika Utara sebagai negara dengan HIVAIDS terbanyak sekitar 5 juta kasus. Di benua Asia juga menunjukkan prevalensi kasus yang tinggi dimana India menduduki urutan ketiga dengan estimasi 2 juta kasus. Kasus HIVAIDS di Indonesia secara kumulatif 1 Januari 1981-31 Desember 2009 tercatat hampir mencapai 200.000 kasus. Jawa Barat adalah provinsi dengan angka kejadian kumulatif terbanyak 3589 kasus, sedangkan Provinsi Sumatera Utara menempati urutan kesembilan dengan jumlah kasus 495 dan angka kematian 93 orang Spiritia, 2010. Usia yang paling mendominasi penderita HIV AIDS di Medan adalah usia 25-34 tahun 305 orang, usia 16-24 tahun 72 orang, dan usia 15 tahun 17 orang Pemko medan, 2010. Bisa dilihat Universitas Sumatera Utara bahwa usia dewasa dan remaja termasuk yang paling banyak tertular HIVAIDS. Diprediksikan masih banyak orang Indonesia yang terinfeksi HIV lebih banyak lagi, mengingat kasus HIV AIDS merupakan fenomena gunung es, yang kelihatan hanya di permukaan saja. Merebaknya epidemi HIVAIDS telah menjadi permasalahan dunia yang membutuhkan penanganan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat dunia, mulai dari negara, LSM Lembaga Swadaya Masyarakat, masyarakat internasional dan PBB Persatuan Bangsa-Bangsa. Epidemi HIV AIDS ini terkonsentrasi di negara-negara berkembang seperti di benua Afrika dan Asia. Keseriusan dunia dalam menanggulangi HIVAIDS tercetus dalam tujuan pembangunan milennium Millennium Development GoalsMDGs yang disponsori oleh badan dunia PBB. Diharapkan MDGs ini dapat tercapai pada tahun 2015, dimana pada tahun tersebut salah satu golnya adalah orang yang terinfeksi HIVAIDS dapat berkurang dan negara-negara di dunia telah mampu memerangi HIVAIDS WHO, 2010. Indonesia termasuk salah satu negara yang ikut menyepakati MDGs bersama 189 negara lainnya WHO, 2010. Namun, hingga saat ini prevalensi HIVAIDS masih meningkat, dan bila tidak ditangani secara serius Indonesia bisa dianggap gagal dalam mencapai MDGs. Telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran HIVAIDS. Sejak tahun 1994 kebijakan pemerintah ditetapkan dengan lebih jelas melalui Keputusan Presiden No.36 tahun 1994. Berikutnya kebijakan tidak terfokus lagi pada kelompok yang dianggap berisiko tinggi terhadap penularan HIVAIDS, tetapi pada masyarakat luas. Tujuanya agar masyarakat menyadari bahaya HIVAIDS dan mampu melindungi dirinya sendiri terhadap penularan penyakit ini Harahap, 2000. Pendataan yang dilakukan oleh WHO selama beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa kelompok remaja dan dewasa produktif usia 15-24 tahun, kini menjadi salah satu kelompok yang paling rentan terhadap HIVAIDS. Sementara kelompok remaja pada umumnya tidak memiliki akses untuk mendapatkan informasi dan pelayanan yang memadai Hermawan,2006 Universitas Sumatera Utara Semakin meningkatnya prevalensi HIVAIDS terutama pada usia produktif menjadi alasan saya untuk meneliti perilaku remaja terhadap penyakit HIVAIDS.

1.2 . Perumusan Masalah