No Nama
RT Area
k’ Asym
N USP
Res USP
1 Propranolol HCl
2,87 257506
287,67 1.42
1439 ---
Gambar 3. Kromatogram hasil penyuntikan larutan 20 mcgml Propranolol HCl BPFI, dengan perbandingan metanol-air 75:25, laju alir 1
mlmenit
Hasil pengujian untuk sampel diperoleh waktu tambat yang hampir sama dengan Propranolol HCl BPFI. Waktu tambat rata-rata Propranolol HCl PT.
Kimia Farma 2,92 menit, Propranolol HCl PT. Dexamedica 2,87 menit dan Farmadral PT. Fahrenheit 2,95 menit. Berarti sampel yang digunakan
mengandung Propranolol HCl.
3.4. Penentuan linieritas kurva kalibrasi
Linieritas merupakan ukuran seberapa baik kurva kalibrasi yang menghubungkan antara respon Y dengan konsentrasi X. Penentuan linieritas
kurva kalibrasi Propranolol HCl BPFI ditentukan berdasarkan luas puncak pada konsentrasi 10, 15, 20, 25, 30 mcgml, diperoleh hubungan yang linier dengan
koefisien korelasi r = 0,9998 dan persamaan regrasi Y = 12035, 4657 X – 1178,5952. Menurut Rohman 2007, Berdasarkan harga r yang mendekati 1
Universitas Sumatera Utara
berarti ada hubungan yang linier antara luas puncak dan konsentrasi sehingga konsentrasi Propranolol HCl dalam sampel dapat dihitung dengan persamaan
regresi dengan mensubsitusikan luas puncak terhadap Y.
Tabel 2. Perhitungan persamaan regresi dari kurva kalibrasi Propranolol HCl
Data X
Konsentrasi C
Y Area A X2
Y2 X × Y
1 0.0000
0.0000 0.0000
2 10
119183.6667 100
14204754345.6900 1191837.0000
3 15
175370.3333 225
30754742122.0900 2630554.5000
4 20
239697.6667 400
57454987385.2900 4793954.0000
5 25
304221.3333 625
92550599373.6900 7605532.5000
6 30
358002.0000 900
128165432004.0000 10740060.0000
Total 100
1196475.0000 2250
323130515230.7600 26961938.3330
Rataan 16.6667
199412.5000 375
53855085871.7933 4493656.3333
Dengan memplot konsentrasi versus luas area yang terdapat pada tabel 2 maka diperoleh kurva kalibrasi yang ditampilkan dalam gambar 4.
Gambar 4. Kurva kalibrasi Propranolol HCl BPFI
3.5. Penetapan kadar sampel
Universitas Sumatera Utara
Kadar dapat dihitung dengan mensubtitusikan luas puncak pada Y dari persamaan regresi
5952 .
1178 4657
. 12035
− =
X Y
Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Snyder dan Kirland 1979 yaitu pengukuran kadar lebih baik dengan cara pengukuran luas puncak dibandingkan
dengan pengukuran tinggi puncak. Maka dalam hal ini yang digunakan adalah nilai dari luas puncak.
Hasil pengolahan data dari sediaan tablet Propranolol HCl yang terdapat di perdagangan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Data kadar Propranolol HCl dalam sediaan tablet
No Nama sampel
Perlakuan Luas Area
Kadar
1 Tablet Propranolol
PT. Kimia Farma 1
258967 107,58
2 250515
104,17 3
259612 107,76
4 251546
104,35 5
256904 106,90
6 258722
107,23
2 Tablet Propranolol
PT. Dexamedica 1
258037 107,25
2 258217
107,39 3
258847 107,60
4 258132
107,36 5
256655 106,59
6 259328
107,83
3 Tablet Farmadral
PT. Fahreinheit 1
257357 107,03
2 257033
106,83 3
257396 106,92
4 258753
107,39 5
256904 106,82
6 258722
107,56
Berdasarkan data pada Tabel 3 yang diolah menggunakan perhitungan statistik diperoleh kadar Propranolol HCl dalam sediaan tablet dengan nama dagang
dan generik seperti pada Tabel 4 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Data Statistik Propranolol HCl dalam sediaan tablet
NO
Tablet Rentang Kadar
Propranolol HCl tablet
1.
Propranolol HCl PT. Kimia Farma 106,86 ± 2,61
2.
Propranolol HCl PT. Dexamedica 107,88 ± 0,47
3.
Farmadral PT. Fahreinheit 107,54 ± 0,56
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari ketiga sampel yang diteliti semuanya memenuhi persyaratan kadar yang tertera dalam Farmakope Indonesia 1995
yaitu mengandung Propranolol HCl tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 110,0 dari jumlah yang tertera pada etiket.
3.6. Hasil uji validasi