Menentukan waktu tambat Propranolol HCl BPFI Identifikasi sampel Penetapan kadar sampel

Setelah alat KCKT dihidupkan, maka pompa dijalankan dan fase gerak dibiarkan mengalir selama 30 menit sampai diperoleh garis alas yang datar, menandakan sistem tersebut telah stabil.

2.6 Penentuan Kualitatif dan Kuantitatif Propranolol HCl menggunakan KCKT

2.6.1 Uji Kualitatif Propranolol HCl menggunakan KCKT 2.6.1.1 Penentuan perbandingan fase gerak Dipipet 2 ml Larutan Induk Baku Propranolol HCl dan masukkan dalam labu tentukur 50 ml, dicukupkan dengan pelarut hingga garis tanda, kocok sehingga diperoleh larutan Propranolol HCl dengan konsentrasi 20 mcgml, disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µl dan diawaudarakan selama 20 menit, kemudian diinjeksikan ke dalam sistem KCKT menggunakan vial autosampler sebanyak 10 µ l, menggunakan fase gerak metanol - air dengan perbandingan 60:40, 70:30, dan 75:25, laju alir 1 mlmenit dan dideteksi pada panjang gelombang 290 nm. Kemudian dipilih perbandingan fase gerak yang memberikan data yang terbaik.

2.6.1.2 Menentukan waktu tambat Propranolol HCl BPFI

Larutan Induk Baku Propranolol HCl dipipet 2 ml masukkan dalam labu 50 ml, ditambah dengan pelarut dan dikocok hingga homogen lalu dicukupkan sampai garis tanda. Maka diperoleh larutan Propranolol HCl dengan konsentrasi 20 mcgml. Larutan disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µl dan diawaudarakan selama 20 menit, diinjeksikan ke dalam sistem KCKT menggunakan vial autosampler sebanyak 10 µ l menggunakan perbandingan fase gerak dan laju alir Universitas Sumatera Utara yang memberikan pemisahan yang terbaik, kemudian dicatat masing-masing waktu tambatnya.

2.6.1.3 Identifikasi sampel

Larutan sampel Propranolol HCl sediaan tablet dengan konsentrasi 20 mcgml, disuntikkan kesistem KCKT menggunakan vial autosampler sebanyak 10 µ l pada kondisi kromatogafi yang sama dengan BPFI. Kemudian waktu tambat masing-masing tablet dibandingkan dengan waktu tambat Propranolol HCl BPFI. Apabila waktu tambat sampel hampir sama dengan waktu tambat BPFI, maka sampel tablet mengandung Propranolol HCl. 2.6.2 Penentuan Kuantitatif Propranolol HCl menggunakan KCKT 2.6.2.1 Pembuatan Kurva Kalibras Propranolol HCl BPFI Larutan Induk Baku Propranolol HCl dipipet sebanyak 1 ml, 1,5 ml, 2 ml, 2,5 ml dan 3 ml, dimasukkan dalam labu tentukur 50 ml, ditambah pelarut, kocok hingga homogen dan dicukupkan sampai garis tanda. Maka diperoleh konsentrasi 10 mcgml, 15 mcgml, 20 mcgml, 25 mcgml, 30 mcgml. Kemudian masing- masing larutan disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm dan diawaudarakan selama 20 menit, diinjeksikan kesistem KCKT menggunakan vial autosampler sebanyak 10 µ l pada kondisi kromatogafi yang sama dengan BPFI, dengan laju alir 1 mlmenit dan dideteksi pada panjang gelombang 290 nm. Selanjutnya dari luas area yang diperoleh dibuat kurva kalibrasi, dihitung persamaan regresi dan faktor korelasinya.

2.6.2.2 Penetapan kadar sampel

Menurut Rohman 2007, penetapan kadar sampel dilakukan dengan cara menimbang 20 tablet yang mengandung Propranolol HCl kemudian digerus, Universitas Sumatera Utara ditimbang sejumlah serbuk tablet setara dengan 50 mg Propranolol HCl sebanyak 6 kali perlakuan. Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan pelarut sampai garis tanda. Maka diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 mcgml Propranolol HCl, kemudian saring dengan kertas saring 10 filtrat pertama dibuang. Dari keenam larutan masing-masing dipipet 2 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, kocok hingga homogen dan dicukupkan sampai garis tanda. Maka diperoleh larutan dengan konsentrasi 20 mcgml Propranolol HCl. Masing-masing larutan tersebut disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µl dan diawaudarakan selama 20 menit, kemudian diinjeksikan ke sistem KCKT menggunakan vial autosampler sebanyak 10 µ l. dideteksi pada panjang gelombang 290 nm dengan laju aliran 1 mlmenit dan dihitung kadarnya. Kadar dapat dihitung dengan mensubtitusikan luas area sampel pada Y dari persamaan regresi : Y = aX + b. 2.6.3 Penentuan Uji Validasi dengan Parameter Akurasi dan Presisi 2.6.3.1 Uji akurasi dengan persen perolehan kembali Recovery Menurut Meyer 2004, Uji akurasi dengan parameter persen perolehan kembali Recovery dilakukan secara Standard Addition Method dengan membuat 3 konsentrasi analit Propranolol HCl dan baku pembanding dengan rentang spesifik 80, 100, 120, setiap rentang mengandung 70 analit sampel dan 30 bahan baku, pada perlakuan yang sama dengan perlakuan sampel. Persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus: Perolehan kembali 100 x C B A − = Universitas Sumatera Utara Keterangan : A = Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan bahan baku B = Konsentrasi sampel sebelum penambahan bahan baku C = Konsentrasi baku yang ditambahkan.

2.6.3.2 Uji Presisi