Perlindungan Hukum Terhadap Investor Dalam Reksa Dana Berbentuk Perseroan

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku/ Textbook:

Anwar, Jusuf. Penegakan Hukum dan Pengawasan Pasar Modal Indonesia. Bandung: PT. Alumni. 2008.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal Indonesia: Pendekatan dan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat. 2006.

Fuady, Munir. Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum). Bandung: P.T. Citra Aditya Bakti. 1996.

___________. Doktrin-doktrin Modern Dalam Corporate Law dan

Eksistensinya Dalam Hukum Indonesia. Bandung: PT. Citra Adiitya Bakti. 2002.

Ginting, Budiman dan Mahmul Siregar, Bahan Ajar Hukum Penanaman Modal. Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 2009. Iman, Nofie. Panduan Singkat dan Praktis Memulai Investasi Reksa Dana.

Jakarta: Elex Media Komputindo. 2008.

Kansil, C.S.T. dan Christine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Hukum Pasar Modal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997.

Media, Fokus. Himpunan Peraturan Pasar Modal. Bandung: Fokusmedia. 2009.

Nasarudin, M. Irsan, dkk. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Prenada Media Group. 2007.

Nasution, Bismar

.

Bahan Ajar Hukum Pasar Modal. Medan: Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara. 2008.

_______________. Keterbukaan Dalam Pasar Modal, (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia: Program Pascasarjana, 2001), hal. 31 Samsul, Mohamad. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Penerbit

Erlangga. 2006.

Sitompul, Asril. Reksadana: Pengantar dan Pengenalan Umum. Bandung: P.T. Citra Aditya Bakti. 2000.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Depok: Universitas Indonesia Press. 1994.


(2)

Sudarsono. Kamus Hukum: edisi baru. Jakarta: P.T. Rineka Cipta. 2007. Sunarmi. Hukum Kepailitan. Medan: USU Press. 2009.

Suta, I Putu Gede Ary. Menuju Pasar Modal Modern, Jakarta, Yayasan SAD Satria Bakti. 2000.

Tavinayati dan Yulia Qamariyanti. Hukum Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. 2009.

Widiyono, Try. Direksi Perseroan Terbatas: Keberadaan, Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab, Bogor: Ghalia Indonesia. 2008.

Widjaja, Gunawan, dan Almira Prajna Ramaniya. Reksa Dana dan Peran Serta Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal. Jakarta: Kencana. 2006.

Widjaja, Gunawan. Tanggung Jawab Direksi atas Kepailitan Perseroan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2003.

Widoatmodjo, Sawidji. Pasar Modal Indonesia: Pengantar dan Studi Kasus. Bogor: Ghalia Indonesia. 2009.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal


(3)

Peraturan Bapepam nomor II.F.14 tentang Pedoman Uji Kepatutan Reksa Dana.

Peraturan Bapepam Nomor. IV.A.2 tentang Pedoman Anggaran Dasar Reksa Dana Berbentuk Perseroan.

Peraturan Bapepam nomor IV.A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan.

Peraturan Bapepam nomor IV.A.4 tentang Pedoman Pengelolaan Kontrak Reksa Dana Berbentuk Perseroan.

Peraturan Bapepam Nomor IV.A.5 tentang Pedoman Kontrak Penyimpanan Kekayaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan

Peraturan Bepepam nomor. V.A.3 Perizinan Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Manajer Investasi.

Peraturan Bapepam nomor V.G.1 tentang Perilaku yang Dilarang Bagi Manajer Investasi.

Peraturan Bapepam Nomor VI.A.1 tentang Tata Cara Permohonan Izin Usaha Reksa Dana Berbentuk Perseroan.

Peraturan Bapepam nomor IX.C.6. tentang Pedoman Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana.

Website

http://balianzahab.wordpress.com http://bapmi.org

http://etd.ugm.ac.id http://id.wikipedia.org http://lppm.unitomo.ac.

http://priyant-supriyanta.blogspot.com http://repository.usu.ac.id

http://speedyguide.netfirms.com/reksadana.htm www.bapepam.go.id


(4)

BAB III

MEKANISME KERJA ANTARA PARA PIHAK TERKAIT DALAM REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

A. Pihak-pihak Terkait Dalam Reksa Dana Berbentuk Perseroan

1. Perseroan Reksa Dana (Direksi)

Perseroan Terbatas (PT) adalah salah satu bentuk perusahaan yang berbadan hukum. PT merupakan bentuk perusahaan yang populer dan banyak digunakan dalam kegiatan usaha di berbagai bidang.85 Secara tegas, Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mendefinisikan Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.86 Perseroan memiliki status badan hukum segera setelah pendirian Perseroan memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM.87

Reksa Dana PT didirikan seperti sebuah PT biasa dengan maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan usaha Reksa Dana.88

85

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Op.cit, hal. 65. 86

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 87

Gunawan Widjaja, Tanggung Jawab Direksi atas Kepailitan Perseroan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), hal 1.

88

Akmal Sukrizal, Tesis: Penegakan Hukum Terhadap Reksa Dana Tanpa Izin di Pasar Modal Indonesia (Studi Kasus Reksa Dana Prudence Asset Management), (Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, 2008), hal. 42., diambil dari Electronic Theses & Dissertations Gadjah Mada University, diakses pada tanggal 24 November 2010.

Reksa Dana berbentuk Perseroan walaupun berdiri sebagai suatu Perseroan Terbatas (PT), mempunyai perbedaan dengan PT biasa. Jika PT biasa memiliki organ Direksi dan Komisaris,


(5)

Reksa Dana berbentuk Perseroan mempunyai Direksi, namun tidak terdapat Komisaris.89

Definisi Direksi berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas adalah organ Perseroan yang bertugas dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan, baik di dalam dan di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.90

Dengan kewenangan yang demikian itu, Direksi harus bertanggung jawab kepada stakeholders, baik pemegang saham, relasi, rekanan, nasabah, pegawai, pemerintah, dan pihak-pihak yang berhubungan dengan Perseroan. Dengan tanggung jawab demikian, Direksi tidak harus sepenuhnya menaati suatu putusan RUPS ataupun keputusan Komisaris, jika sekiranya keputusan tersebut bertentangan dengan tanggung jawabnya kepada stakerholders.91

Tindakan hukum Direksi biasanya telah diatur dalam anggaran dasar Perseroan, dan berkenaan dengan itu, teradapat 4 (empat) jenis perbuatan hukum Direksi, yaitu sebagai berikut92

a. Perbuatan hukum Direksi yang umum, yang tidak memerlukan bantuan atau pendampingan atau persertujuan dari Komisaris dan/atau RUPS.

:

b. Perbuatan hukum Direksi yang memerlukan bantuan atau pendampingan atau persertujuan atau dikonsultasikan dari dan/atau dengan Komisaris.

c. Perbuatan hukum Direksi yang memerlukan bantuan atau pendampingan atau persetujuan dari RUPS.

89

Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Op.cit., hal. 83. 90

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 91

Try Widiyono, Op.cit., hal.50. 92


(6)

d.

Perbuatan hukum Direksi yang memerlukan bantuan atau pendampingan atau persetujuan dari Komisaris dan RUPS.

Pada Reksa Dana berbentuk Perseroan, pengelolaan dilakukan berdasarkan kontrak antara Direksi Perseroan dengan Manajer Investasi. Dalam hal pengelolaan berdasarkan kontrak antara Direksi perusahaan Reksa Dana dengan Manajer Investasi dan dalam hal pengelolaan berdasarkan kontrak antara bank kustodian dengan Manajer Investasi, jelas bahwa masing-masing pihak terikat secara umum dengan hukum perjanjian dan terikat pula secara khusus oleh ketentuan-ketentuan yang diatur dalam kontrak yang dibuat di antara mereka.93

a. Efek yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan atau dicatatkan di Bursa Efek baik di dalam maupun di luar negeri;

Reksa Dana yang telah memperoleh izin usaha dan yang telah dinyatakan efektif hanya dapat melakukan pembelian dan penjualan atas:

b. instrumen pasar uang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun, meliputi Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, Surat Pengakuan Hutang, Sertifikat Deposito baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing, dan Obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia; dan

c. Surat berharga komersial yang jatuh temponya di bawah 3 (tiga) tahun dan telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat Efek. 94

93

Asril Sitompul, Op.cit., hal. 45. 94

Peraturan Bapepam nomor IV.A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan.


(7)

2. Manajer Investasi

Menurut pengertian resmi yang diberikan oleh Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, maka Manajer Investasi merupakan pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk kelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian, yang mengelola dana dalam suatu perusahaan Reksa Dana adalah pihak Manajer Investasi ini.95

3. Investor / Pendiri Perseroan

Pelaku pasar modal dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori, salah satunya adalah investor, baik investor domestik maupun investor asing, baik investor individual maupun investor institusional.96

Karekteristik yuridis bagi pemegang saham antara lain97

a. Resiko terbatas (limited risk), artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan ke dalam perusahaan.

:

b. Klaim sisa (residual claim), artinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk deviden) dan sisa aset dalam proses likuidasi perusahaan.

95

Munir Fuady, Op.cit., hal. 109. 96

Ibid., hal. 39. 97


(8)

Pemegang saham memiliki posisi junior (lebih rendah) dibanding pemegang obligasi atau kreditor.

Hasil investasi yang diterima investor pada saat dia melakukan pencairan investasinya dapat saja bertambah atau berkurang dari nilai investasi awal tergantung dari perkembangan harga efek yang ada dalam portofolio efek Reksa Dana tersebut.98

Investor dapat menginvestasikan dananya selama Reksa Dana tersebut masih melakukan aktivitasnya. Investor dapat sewaktu-waktu melakukan pencairan atau penarikan investasinya sesuai keinginan atau kebutuhan investor.

Produk Reksa Dana tidak mengenal bunga tetap (Fix Rate). Hasil investasi nasabah di Reksa Dana tercermin dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit Reksa Dana yang dapat berubah setiap hari. Perubahan Nilai Aktiva Bersih bisa naik bisa turun tergantung dari perubahan harga keseluruhan efek yang ada dalam portofolio efek Reksa Dana. Apabila total nilai keseluruhan efek yang ada dalam portofolio efek mengalami kenaikan maka NAB Reksa Dana tersebut akan mengalami kenaikan. Apabila nilai keseluruhan efek dalam portofolio efek mengalami penurunan, maka NAB Reksa Dana akan mengalami penurunan. Reksa Dana juga tidak mengenal jangka waktu investasi atau jangka waktu jatuh tempo.

99

4. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1976 dalam Pasal 8 menegaskan, bahwa untuk melakukan pengendalian dan melaksanakan pasar modal sesuai

98

Akmal Sukrizal, Op.cit., hal. 100. 99


(9)

dengan kebijaksanaan yang digariskan oleh Pemerintah, dibentuk Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) yang merupakan lembaga atau otoritas tertinggi di pasar modal, yang melakukan pengawasan dan pembinaan atas pasar modal. Bapepam diharapkan dapat mewujudkan tujuan penciptaan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, transparan, efisien, penegakan peraturan, dan perlindungan terhadap kepentingan investor di pasar modal.100

Sesuai dengan Pasal 2 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 503/KMK.01/1997, Bapepam mempunyai tugas membina, mengatur, dan mengawasi kegiatan sehari-hari pasar modal dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang wajar, teratur, efisien, serta melindungi kepentingan investor dan masyarakat, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Menteri Keuangan dan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.101

Pengawasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 dan Pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 1995, dapat dilakukan dengan menempuh upaya-upaya, baik yang bersifat preventif dalam bentuk aturan, pedoman, pembimbingan dan pengarahan maupun secara represif dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan sanksi.102

Sesuai dengan Undang-Undang nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bapepam mempunyai fungsi sebagai berikut103

a. Penyusunan peraturan di bidang Pasar Modal :

b. Penegakan peraturan di bidang Pasar Modal

100

Asril Sitompul, Op.cit., hal. 42. 101

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Op.cit., hal.38. 102

Akmal Sukrizal. Op.cit., hal 57. 103


(10)

c. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha, pendaftaran dari Bapepam, dan pihak yang bergerak di bidang Pasar Modal d. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi emiten dan perusahaan

publik

e. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)

f. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang Pasar Modal

g. Pelaksanaan teknis pelaksanaan tugas pokok Bapepam sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi di atas, Bapepam memiliki wewenang yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 5, antara lain104

a. Memberi: :

1) izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, dan Biro Administrasi Efek;

2) izin orang perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara Pedagang Efek, dan Wakil Manajer Investasi; dan

3) persetujuan bagi Bank Kustodian;

b. mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat;

104


(11)

c. menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk sementara waktu Komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sampai dengan dipilihnya Komisaris dan atau direktur yang baru;

d. menetapkan persyaratan dan tata cara Pernyataan Pendaftaran serta menyatakan, menunda, atau membatalkan efektifnya Pernyataan Pendaftaran; e. mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak dalam hal

terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya;

f. mewajibkan setiap Pihak untuk :

1) menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan dengan kegiatan di Pasar Modal; atau

2) mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang timbul dari iklan atau promosi dimaksud;

g. melakukan pemeriksaan terhadap :

1) setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang telah atau diwajibkan menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam; atau

2) Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan Undang-Undang ini; h. menunjuk Pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka

pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud dalam huruf g; i. mengumumkan hasil pemeriksaan;


(12)

j. membekukan atau membatalkan pencatatan suatu Efek pada Bursa Efek atau menghentikan Transaksi Bursa atas Efek tertentu untuk jangka waktu tertentu guna melindungi kepentingan pemodal;

k. menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu tertentu dalam hal keadaan darurat;

l. memeriksa keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan pengenaan sanksi dimaksud;

m.menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan Pasar Modal;

n. melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang Pasar Modal;

o. memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas Undang-Undang ini atau peraturan pelaksanaannya;

p. menetapkan instrumen lain sebagai Efek selain yang telah ditentukan dalam Pasal 1 angka 5; dan

q. melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan Undang-Undang ini.

5. Penjamin Emisi Efek (underwriter)

Definisi Penjamin Emisi Efek berdasarkan Pasal 1 angka 17 Undang-Undang Pasar Modal adalah Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk


(13)

melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.105

Kontrak tersebut memiliki sistem penjaminan dalam dua bentuk106

a. Upaya terbaik (best effort), berarti penjamin emisi hanya melakukan upaya sebaik-baiknya untuk menjual efek (menjual sebatas yang laku)

:

b. Komitmen atau kesanggupan penuh (full commitment), berarti penjamin emisi menjamin penjualan seluruh saham yang ditawarkan. Bila ada yang tidak terjual, maka penjamin emisilah yang membelinya.

Ada segolongan pihak lainnya yang oleh hukum dikelompokkan sebagai pihak yang mempunyai fungsi untuk ikut menunjang pasar modal. Ketegori penunjang ini masih dapat dipilah-pilah lagi ke dalam dua sub kategori, yaitu: (a) lembaga penunjang, dan (b) profesi penunjang.107

Lemabaga-lembaga penunjang pasar modal, terdiri dari108 1. Kustodian

:

Merupakan lembaga penunjang pasar modal yang bertugas untuk melakukan jasa penitipan dan penyimpanan efek milik pemegang rekening. Lembaga Kustodian ini diselenggarakan oleh (a) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, (b) Perusahaan Efek, (c) Bank Umum yang telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah (Bapepam). 109

105

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 106

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Op.cit., hal.47. 107

Munir Fuady, Op.cit., hal 40-41. 108

Ibid., hal. 41. 109


(14)

Kegiatan penitipan adalah salah satu kegiatan Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang perbankan. Oleh karena itu, Bank Umum tidak lagi memerlukan izin untuk kegiatan penitipan. Namun, untuk melakukan kegiatan sebagai kustodian yang merupakan kegiatan yang lebih luas dari penitipan dan terkait dengan kegiatan lembaga lainnya, seperti Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahaan Efek dan Reksa Dana, maka Bank Umum tetap memerluka n izin Bapepam. 110

Bank Kustodian menghitung nilai aktiva bersih dari setiap jenis Reksa Dana setiap akhir hari bursa yang untuk selanjutnya diumumkan kepada masyarakat via surat kabar dan/atau internet. Mereka terus menyesuaikan nilai aktiva bersih dengan nilai surat berharga lain yang dimiliki Reksa Dana agar sesuai dengan harga penutupan pada hari itu.111

2. Biro Administrasi Efek

Merupakan lembaga yang mempunyai wewenang untuk mendaftarkan pemilikan efek dalam daftar buku pemegang saham emiten dan melakukan pembagian hak yang berkaitan dengan efek. Biro Administrasi Efek ini diselenggarakan oleh suatu Perseroan yang telah memperoleh izin dari Bapepam.112

3. Wali Amanat

Lembaga penunjang pasar modal yang disebut wali amanat ini diberikan wewenang untuk mewakili kepentingan pihak investor surat utang yang diperdagangkan lewat pasar modal. Kegiatan sebagai wali amanat ini dapat

110

C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Op.cit., hal. 116. 111

Nofie Iman, Op.cit.,hal. 96. 112


(15)

dilakukan oleh: (a) Bank Umum, dan (b) pihak lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.113

Profesi penunjang pasar modal, terdiri dari114 1. Akuntan

:

Pihak yang bertanggung jawab terhadap kewajaran penyajian informasi keuangan atau laporan keuangan dari Reksa Dana.115

Seperti diketahui bahwa laporan keuangan merupakan pintu utama untuk menilai kinerja suatu perusahaan, terlebih bagi perusahaan yang sedang melakukan penawaran umum. Oleh karenanya, opini akuntan akan memberi suatu keyakinan bagi pihak lain atas laporan keuangan yang diterbitkan emiten tersebut.

Dalam suatu penawaran umum, akuntan mempunyai tugas utama untuk melaksanakan audit atas laporan keuangan emiten menurut standar audityang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Audit tersebut diperlukan agar diperoleh suatu keyakinan bahwa laporan keuangan tersebutn bebas dari salah saji yang material. Akuntan, dalam hal ini bertanggung jawab penuh atas pendapat yang diberikan terhadap laporan yang diauditnya.

116

Laporan keuangan tahunan Reksa Dana wajib diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam serta wajib disampaikan kepada Bapepam oleh

113 Ibid.

114

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal 115

Diambil dari Netfirms, http://speedyguide.netfirms.com/reksadana.htm, diakses pada tanggal 14 November 2010.

116


(16)

Manajer Investasi selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan berakhir.117

2. Konsultan Hukum

Ahli hukum yang memberikan dan menandatangani pendapat dari segi hukum tentang penawaran umum dari suatu Reksa Dana.118 Tidak semua konsultan hukum dapat menjadi konsultan hukum pasar modal yang digolongkan dalam profesi pasar modal tersebut. Agar dapat menjadi profesi penunjang tersebut, seorang konsultan hukum haruslah mendaftarkan diri di Bapepam dan harus pula memenuhi berbagai kewajiban, seperti mengikuti pendidikan dan ujian tentang hukum pasar modal misalnya.119

Biasanya peran yang dimainkan oleh seorang konsultan hukum yang berkecimpung di bidang pasar modal antara lain sebagai berikut120

a. Memberikan legal opinion dan legal audit terhadap perusahaan dalam proses go public (suatu legal opinion harus dimuat dalam prospektus perusahaan go public)

:

b. Membenahi suatu perusahaan yang akan go public, misalnya dengan melakukan restrukturisasim dalam berbagai bentuknya.

c. Ikut mendampingi dan memberikan advis hukum kepada kliennya yang diduga telah melakukan pelanggaran hukum Pasar Modal.

117

Peraturan Bapepam Nomor IV.A.3. tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan.

118

Netfirms, http://speedyguide.netfirms.com/reksadana.htm, Op.cit. 119

Munir Fuady, Op.cit., hal. 206. 120


(17)

d. Ikut membantu profesi lain yang terlibat dalam kegiatan Pasar Modal untuk menangani masalah-masalah hukum, seperti membantu notaris, akuntan, underwriter dalam membuat kontrak-kontrak di bidang Pasar Modal.

e. Merupakan mitra pemerintah/Bapepam untuk memecahkan berbagai masalah dalam peraturan Hukum Pasar Modal.

Seperti juga terhadap profesi penunjang lainya, profesi konsultan hukum pasar modal dalam melaksanakan tugasnya juga wajib melakukan hal-hal sebagai berikut121

a. Wajib menaati kode etik dan standar yang ditetapkan oleh asosiasi yang bersangkutan, yaitu Perhimpunan Konsultan Hukum Pasar Modal.

:

b. Konsultan Hukum Pasar Modal wajib memberikan pendapat atau penilaian yang independen.

Pasal 80 Undang-Undang Pasar Modal menentukan bahwa profesi penunjang pasar modal, tentunya termasuk Konsultan Hukum, ikut bertanggung jawab (secara perdata), yang pendapat atau keterangannya dan atas persetujuannya dimuat dalam pernyataan pendaftaran. Jadi, pada prinsipnya profesi penunjang pasar modal terbatas pada pendapat dan keterangan yang diberikannya dalam rangka suatu pernyataan pendaftaran.

Konsultan hukum tidak dapat dimintakan tanggung jawab hukumnya dan tidak dapat dituntut ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh investor apabila profesi penunjang tersebut telah melakukan penilaian atau memberikan pendapat secara profesional.122

121

Ibid., hal. 207. 122


(18)

Melakukan penilaian atau memberikan pendapatnya secara profesional dalam hal ini adalah bahwa jika memenuhi kriteria seperti yang disebutkan dalam penjelasan resmi terhadap Pasal 80 Undang-Undang Pasar Modal, yaitu123

a. Pekerjaannya telah dilakukan sesuai dengan norma pemeriksaan;

:

b. Sesuai pula dengan prinsip-prinsip dan kode etik profesinya; c. Pendapat atau penilaiannya itu telah diberikan secara independent;

d. Telah pula melakukan langkah-langkah konkret yang diperlukan untuk memastikan kebenaran dari pernyataan atau keterangan yang diungkapkan dalam suatu pernyataan pendaftaran.

Di samping tanggung jawab secara perdata, seperti disebutkan di atas, maka ada pula kemungkinannya bagi seorang konsultan hukum pasar modal untuk dijerat dengan pasal-pasal pidana, baik pidana umum yang diatur dalam KUHP maupun pidana sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995. Tentunya diperlukan isyarat-isyarat dan unsur-unsur pidana untuk dapat dikenakan ancaman pidana.

Kecenderungan untuk menimbulkan perbuatan pidana adalah kedudukan konsultan hukum yang cukup strategis dan mempunyai informasi yang dapat digolongkan sebagai informasi orang dalam. Dalam hal ini, hukum mewajibkan kepada Konsultan Hukum tersebut untuk diam dan tidak melakukan transaksi berdasarkan atas informasi tersebut, kecuali informasi tersebut telah di-disclose kepada publik. Sebagai orang dalam perusahaan, maka apabila seorang Konsultan Hukum Pasar Modal dengan Inside Information yang dimilikinya itu ikut melakukan trading, baik langsung oleh dirinya sendiri, ataupun melalui orang

123


(19)

lain, maka tidak main-main kepadanya diancam dengan hukuman pidana selama-lamanya 10 tahun dan denda sebesar besarnya Rp 15.000.000.000 (lima belas miliar rupiah) (Pasal 104 Undang-Undang Pasar Modal).124

3. Penilai atau appraiser

Bertugas untuk menilai assets dari sebuah perusahaan terbuka untuk kemudian dilaporkan menurut cara-cara yang digariskan oleh ketentuan yang berlaku.125

4. Notaris

Pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik. Notaris diperlukan dalam pembuatan akta kontrak yang diperlukan dalam pendirian Reksa Dana.126 Dalam emisi saham, notaris berperan membuat akta perubahan anggaran dasar emiten dan apabila diinginkan oleh para pihak, notaris juga berperan dalam pembuatan perjanjian penjaminan emisi efek. Dalam emisi obligasi, notaris berperan dalam pembuatan perjanjian perwaliamanatan dan perjanjian penanggungan.127

5. Profesi lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Ketentuan ini dimaksudkan untuk menampung kemungkinan diperlukannya jasa profesi lain untuk memberikan pendapat atau penilaian sesuai dengan perkembangan pasar modal di masa mendatang dan terdaftar di Bapepam.128

124

Ibid., hal. 207-208. 125

Ibid, hal. 42. 126

Netfirms, http://speedyguide.netfirms.com/reksadana.htm, Op.cit.

127

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Op.cit., hal. 61. 128


(20)

BAPEPAM Direksi Pemegang saham Pasar uang Pasar modal Bank Kustodian Promotor (pendiri) Reksa Dana (PT) Manajer Investasi Perantara Pedagang Efek Underwriter (jika ada)

B. Mekanisme Kerja Antara Para Pihak Terkait

Pengelola Reksa Dana “memutar” dana yang telah ditanamkan investor melalui Bank Kustodian, mengacu pada kebijakan portofolio investasi yang dijalankan perusahaan pengelola Reksa Dana tersebut. Pengelola Reksa Dana secara teratur melakukan pemantauan dan penyesuaian kebijakan portofolio investasinya dalam rangka memaksimalkan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana tersebut.129

Skema mekanisme kegiatan Reksa Dana berbentuk Perseroan130

Pengajuan izin usaha dan Pernyataan efektif

Pernyataan pendaftaran

Pengawasan

Pengawasan Penempatan uang

minimal 1% dari modal disetor

Penjualan saham Kontrak

melalui Penawaran Pengelolaan

Umum Konfirmasi

Instruksi Jual/beli

Pembelian Kontrak

Penyimpanan

Setoran Tunai

129

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Op.cit., hal. 227. 130


(21)

Penjelasan dari skema tersebut, adalah sebagai berikut:

Pertama Promotor atau pendiri menempatkan uang minimal sebesar 1% dari modal disetor PT, sehingga ia disebut pemegang saham awal PT. (Peraturan Bapepam No. IV.A.2 Pedoman Anggaran Dasar Reksa Dana berbentuk Perseroan). Kemudian Direksi PT melakukan pengajuan izin usaha dan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam, untuk mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam. Setelah itu PT yang diwakili oleh Dierksi membuat kontrak pengelolaan harta PT dengan Manajer Investasi, dan kontrak penyimpanan harta PT dengan Bank Kustodian. Dengan dibuatnya kontrak tersebut, maka Direksi hanya berfungsi sebagai pengawas. Setelah membuat kontrak, PT akan melakukan Penawaran Umum kepada publik, dan investor yang membeli saham PT akan menjadi pemegang saham PT. Pemegang saham PT tersebut yang melakukan pembelian saham PT membayarkan dana pembelian melalui underwriter (jika ada) atau langsung kepada Bank Kustodian. Hasil penjualan saham akan dikelola oleh Manajer Investasi dan diinvestasikan dalam pasar uang atau pasar modal melalui perantara pedagang efek.131

131

Ibid., hal. 72-73.

Reksa Dana Berbentuk Perseroan yang telah memperoleh izin usaha wajib menugaskan Manajer Investasi yang telah memperoleh izin usaha untuk mengelola investasi Reksa Dana dan melaksanakan kegiatan lainnya yang diperlukan serta menunjang fungsinya sebagai Manajer Investasi berdasarkan suatu Kontrak Pengelolaan Reksa Dana.


(22)

Dalam hal Pernyataan Pendaftaran Saham Reksa Dana tertutup telah dinyatakan efektif oleh Bapepam maka saham Reksa Dana tersebut dapat dicatatkan di Bursa Efek.

Apabila para investor melakukan pencairan atau penarikan investasinya maka Manajer Investasi akan meminta Kustodian untuk menjual efek-efek tertentu dari portofolio efek untuk kemudian dananya digunakan membayar pencairan investasi nasabah. Penjualan atau membeli kembali saham (pelunasan) Reksa Dana terbuka dapat dilakukan melalui Bank Kustodian atau agen penjual yang ditunjuk oleh Manajer Investasi.

Setelah memberitahukan Bapepam, Manajer Investasi Reksa Dana terbuka dapat menginstruksikan kepada Bank Kustodian dan Agen Penjual untuk melakukan penundaan pembelian kembali (pelunasan) apabila terjadi hal-hal sebagai berikut132

a. Bursa Efek di mana sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana diperdagangkan ditutup;

:

b. Perdagangan Efek atas sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana di Bursa dihentikan;

c. Keadaan darurat; atau

d. terdapat hal-hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan investasi setelah mendapat persetujuan Bapepam.

132

Peraturan Bapepam nomor IV.A.3 tentang tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan.


(23)

BAB IV

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

A. Perlindungan Hukum Terhadap Investor Pada Pendirian Perseroan

UUPT secara formal telah mengatur mengenai tata cara pendirian Perseroan, yang diatur dalam Bab II Pasal 7 sampai dengan Pasal 30, lengkap dengan akibat hukum yang ditimbulkan jika ketentuan tersebut tidak dipenuhi.133

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dalam beberapa pasalnya telah meletakkan dasar-dasar perlindungan investor Reksa Dana. Pengaturan lebih rinci ditetapkan dalam peraturan pelaksanaan berupa Peraturan Pemerintah dan Peraturan Ketua Bapepam, dalam rangka perlindungan investor Reksa Dana sebagaimana diamanahkan oleh Undang-Undang.

Pendirian Reksa Dana PT juga harus memenuhi tata cara dan perizinan yang sudah ditetapkan oleh Bapepam di luar ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas.

134

1. Pendirian Perseroan

Perjanjian pendirian Perseroan dinyatakan di hadapan notaris dalam bentuk akta pendirian Perseroan. Dalam akta pendirian tersebut sekaligus dimasukkan Anggaran Dasar Perseroan. Anggaran Dasar mengatur segala sesuatu tentang Perseroan, baik menyangkut tujuan pendirian, permodalan, Direksi,

133

Try Widiyono, Op.cit., hal.105. 134

Akmal Sukrizal, Tesis: Penegakan Hukum Terhadap Reksa Dana Tanpa Izin di Pasar Modal Indonesia (Studi Kasus Reksa Dana Prudence Asset Management), (Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, 2008), hal. 42., diambil dari Electronic Theses & Dissertations Gadjah Mada University, diakses pada tanggal 24 November 2010.


(24)

Komisaris, RUPS, dan lain-lain. Dengan demikian, selama berdirinya perusahaan, yang menjadi rujukan adalah Anggaran Dasar.135

Pedoman Anggaran Dasar Reksa Dana berbentuk Perseroan diatur dalam Peraturan Bapepam No. IV.A.2 Pedoman Anggaran Dasar Reksa Dana berbentuk Perseroan. Anggaran dasar Reksa Dana berbentuk Perseroan sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut136

a. Nama dan tempat kedudukan Perseroan. :

b. Jenis saham yang diterbitkan. c. Jangka waktu pendirian.

d. Maksud dan tujuan Perseroan hanya sebagai Reksa Dana.

e. Modal disetor sekurang-kurangnya 1% (satu perseratus) dari modal dasar. f. Tugas dan wewenang Direksi.

g. Kuorum, hak suara dan keputusan.

h. Direksi Reksa Dana wajib bertindak sebaik-baiknya untuk kepentingan pemegang saham Reksa Dana.

i. Pembubaran dan likuidasi.

j. Keputusan dapat diambil berdasarkan persetujuan sebagian besar direktur Reksa Dana.

k. Dalam hal Manajer Investasi dan atau direktur Reksa Dana berbentuk Perseroan melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, peraturan pelaksanaannya, kontrak pengelolaan

135

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Op.cit, hal. 66. 136

Peraturan Bapepam Nomor. IV.A.2 tentang Pedoman Anggaran Dasar Reksa Dana Berbentuk Perseroan


(25)

Reksa Dana dan atau anggaran dasar Reksa Dana, Bapepam berwenang membekukan kegiatan usaha Reksa Dana, mengamankan kekayaan, dan menunjuk Manajer Investasi lain untuk mengelola kekayaan Reksa Dana, atau mencabut izin usaha Reksa Dana dimaksud.

l. Anggota Direksi Reksa Dana mempunyai kedudukan yang sederajat.

m.Pengeluaran saham baru, pembelian kembali (pelunasan), dan pengalihan saham bagi Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan dapat dilakukan tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.

n. Reksa Dana tidak wajib membuat dana cadangan.

o. Dalam hal Reksa Dana membentuk dana cadangan besarnya dana cadangan wajib mendapat persetujuan dari Bapepam.

2. Pengajuan Permohonan Izin Usaha Kepada Bapepam

Bentuk perlindungan yang diberikan oleh Undang-Undang Pasar modal antara lain berupa pengaturan yang mewajibkan kepada pihak yang melakukan kegiatan dalam industri Reksa Dana, harus memiliki izin dari Bapepam selaku pengawas pasar modal. Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Pasar Modal mensyaratkan bahwa yang dapat menjalankan usaha Reksa Dana Perseroan adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam.137

137


(26)

Menurut Peraturan Bapepam No. IV.A.1 mengenai Tata Cara Permohonan Izin Usaha Reksa Dana Berbentuk Perseroan, permohonan izin usaha sebagai Reksa Dana Berbentuk Perseroan dilakukan dengan cara sebagai berikut138

a. Mengisi formulir permohonan izin usaha yang bentuk dan isinya sesuai dengan Formulir Nomor IV.A.1-1 lampiran 1 peraturan ini.

:

b. Menyertakan dokumen sebagai berikut:

1) Anggaran Dasar Reksa Dana yang telah mendapat pengesahan dan persetujuan Menteri Kehakiman;

2) Kontrak Pengelolaan Reksa Dana;

3) Kontrak antara Reksa Dana dengan Bank Kustodian; 4) Penunjukan Konsultan Hukum, dan

5) Penunjukan Akuntan.

c. Menyertakan dokumen tentang anggota Direksi Reksa Dana; d. Menyertakan dokumen tentang Manajer Investasi;

e. Menyertakan dokumen tentang Bank Kustodian; f. Menyertakan neraca pembukaan

Jabatan direktur Reksa Dana tidak diberikan kepada139

a. orang yang pernah dinyatakan pailit atau menjadi direktur atau Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit;

:

138

Peraturan Bapepam No. IV.A.1 mengenai Tata Cara Permohonan Izin Usaha Reksa Dana Berbentuk Perseroan

139

Peraturan Bapepam nomor IV.A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan.


(27)

b. orang yang pernah melakukan perbuatan tercela dan atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang pasar modal pada khususnya atau di bidang keuangan pada umumnya.

Pengelolaan Reksa Dana harus dilakukan oleh perusahaan efek yang telah memperoleh izin sebagai Manajer Investasi dari Bapepam (Pasal 30 UUPM).140 Perizinan bagi Manajer Investasi diatur dalam Peraturan Bepepam nomor. V.A.3 tentang Perizinan Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Menajer Investasi.141

Direksi dalam mempertimbangkan penunjukan Manajer Investasi wajib sekurang-kurangnya memperhatikan hal-hal sebagai berikut142

a. Kemampuan Manajer Investasi;

:

b. Biaya Manajer Investasi;

c. Jasa yang diberikan oleh Manajer Investasi selain jasa pengelolaan;

d. Setiap manfaat selain biaya pengelolaan yang dibayarkan berdasarkan kontrak pengelolaan Reksa Dana, yang diperoleh

Manajer Investasi atau pihak Afiliasinya.

Kontrak antara Perseroan dengan Manajer Investasi dibuat dengan berpedoman kepada Peraturan Bapepam Nomor IV.A.4 tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan.143

140

Akmal Sukrizal, Op.cit.,hal. 49. 141

Peraturan Bepepam nomor. V.A.3 Perizinan Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Menajer Investasi.

142 Ibid.

143

Peraturan Bapepam nomor IV.A.4 tentang Pedoman Pengelolaan Kontrak Reksa Dana Berbentuk Perseroan.


(28)

Begitu juga dengan Bank Kustodian, harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Bapepam (Pasal 43 UUPM). Perlindungan mendasar yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 terhadap investor Reksa Dana diatur dalam Pasal 25. Dalam Pasal 25 disebutkan bahwa semua kekayaan Reksa Dana wajib disimpan pada Bank Kustodian. Bank Kustodian tersebut dilarang terafiliasi dengan Manajer Investasi yang mengelola Reksa Dana.144

Persetujuan Bank Umum sebagai Bank Kustodian diatur dalam Peraturan Bapepam No. VI.A.1 tentang Persetujuan Bank Umum sebagai Bank Kustodian. Permohonan persetujuan disertai dokumen-dokumen sebagai berikut145

a. anggaran dasar beserta perubahannya;

:

b. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan; c. izin usaha sebagai Bank Umum;

d. laporan keuangan tahun terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam;

e. buku pedoman operasional tentang kegiatan Kustodian yang akan dilakukan serta uraian mengenai fasilitas fisik yang akan digunakan oleh bank tersebut; f. rekomendasi dari Bank Indonesia bahwa bank dapat melakukan kegiatan usaha

sebagai Kustodian ditinjau dari tingkat kesehatan bank; g. pernyataan Direksi yang berisi bahwa:

1) bersedia untuk mentaati semua ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku khususnya di bidang pasar modal;

144

Akmal Sukrizal, Op.cit., hal. 49. 145

Peraturan Bapepam Nomor VI.A.1 tentang Tata Cara Permohonan Izin Usaha Reksa Dana Berbentuk Perseroan.


(29)

2) peralatan keamanan telah memenuhi persyaratan minimum sesuai dengan peraturan Bapepam; dan

3) administrasi Kustodian terpisah dari kegiatan bank lainnya; h. daftar nama, data Direksi dan Komisaris;

i. daftar pejabat penanggung jawab bagian Kustodian;

Kontrak antara Reksa Dana berbentuk Perseroan dengan Bank Kustodian diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor IV.A.5 tentang Pedoman Kontrak Penyimpanan Kekayaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan. Pedoman Kontrak penyimpanan kekayaan Reksa Dana berbentuk Perseroan dengan Bank Kustodian sekurang-kurangnya memuat tentang hal-hal sebagai berikut146

a. Nama dan alamat Bank Kustodian.

:

b. Tata cara penjualan atau pembelian kembali (pelunasan) saham, bagi Reksa Dana terbuka.

c. Pemisahan rekening Efek atas nama Reksa Dana.

d. Kewajiban mengadministrasikan Efek dan dana dari Reksa Dana, memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, hak-hak lain dan menyelesaikan transaksi Efek.

e. Kewajiban membuat dan menyampaikan laporan kepada Manajer Investasi, Reksa Dana dan Bapepam.

f. Memperbolehkan Akuntan memeriksa laporan keuangan dan prosedur operasional Reksa Dana.

146

Peraturan Bapepam Nomor IV.A.5 tentang Pedoman Kontrak Penyimpanan Kekayaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan.


(30)

g. Kewajiban untuk melaksanakan pencatatan, balik nama dalam pemilikan Efek, pembagianhak yang berkaitan dengan saham Reksa Dana.

h. Kewajiban memberikan ganti rugi kepada Reksa Dana setiap kerugian atau kesalahan yang berkaitan dengan Efek dan dana dalam rekening Reksa Dana. i. Biaya bagi Bank Kustodian berkaitan dengan jasa yang diberikan dan biaya

yang dibebankan kepada Reksa Dana.

j. Kewajiban mengasuransikan kekayaan Reksa Dana, jika para pihak memandang perlu.

k. Larangan penghentian kegiatan Bank Kustodian sebelum dialihkan kepada Bank Kustodian pengganti.

l. Kewajiban menentukan nilai aktiva bersih Reksa Dana, apabila Bank Kustodian ditugaskan untuk melakukan perhitungan nilai aktiva bersih.

Adanya kewajiban untuk mendapatkan izin dari Badan Pengawas Pasar Modal sebenarnya bukan hanya sebagai formalitas administrasi, akan tetapi dengan izin tersebut Badan Pengawas Pasar Modal mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan atas perdagangan saham dan unit penyertaan sebagaimana halnya dengan perdagangan efek lainnya. Pengawasan ini penting untuk mencegah terjadinya tindakan yang dapat merugikan para investor seperti kemungkinan terjadinya benturan kepentingan (conflict of interest) dan transaksi untuk kepentingan sendiri (self dealing) yang kemungkinan dapat dilakukan perusahaan Reksa Dana ataupun Manajer Invetasi, dan juga agar dapat dipenuhi


(31)

prinsip keterbukaan (disclosure) sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal.147

3. Pengajuan Pernyataan Pendaftaran Kepada Bapepam

Pelaksanaan prinsip keterbukaan yang paling awal dalam mekanisme pasar modal sudah dimulai pada saat perusahaan memasuki tahap pra-pencatatan pernyataan pendaftaran. Pernyataan pendaftaran (registration statement), yang wajib diserahkan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) terdiri dari prospektus awal (preliminary prospectus) dan dokumen-dokumen pendukung. Prospektus awal tersebut mirip dengan dokumen yang terdapat di Amerika Serikat, yang disebut dengan red herring atau tombstone, yaitu suatu dokumen yang isinya memberikan informasi terbatas mengenai nama emiten, judul, jumlah saham yang ditawarkan, harga penawaran, dan di mana prospektus bisa diperoleh, sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor 134 SEC (Securities and Exchange Commission).148

Definisi Pernyataan Pendaftaran berdasarkan Pasal 1 angka 19 Undang-Undang Pasar Modal adalah dokumen yang wajib disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal oleh Emiten dalam rangka Penawaran Umum atau Perusahaan Publik.149

147

Asril Sitompul, Op.cit.,hal. 42. 148

Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia: Program Pascasarjana, 2001), hal. 103-104.

149

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Undang-Undang ini mengatur tentang adanya kewajiban bagi perusahaan yang melakukan Penawaran Umum atau perusahaan yang memenuhi persyaratan sebagai perusahaan publik untuk menyampaikan informasi


(32)

mengenai keadaan usahanya, baik dari segi keuangan, manajemen, produksi, maupun hal yang berkaitan dengan kegiatan usahanya kepada masyarakat.

Informasi tersebut mempunyai arti yang sangat penting bagi masyarakat sebagai pertimbangan untuk melakukan investasi. Oleh karena itu, dalam Undang-Undang ini diatur mengenai adanya ketentuan yang mewajibkan Pihak yang melakukan Penawaran Umum dan menawarkan efeknya di pasar sekunder untuk memenuhi prinsip keterbukaan. Kegagalan atas kewajiban tersebut mengakibatkan Pihak yang melakukan atau yang terkait dengan Penawaran Umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita masyarakat dan dapat dituntut secara pidana apabila terdapat unsur penipuan.

Dalam kaitannya dengan itu, dalam Undang-Undang ini diatur pula kewajiban yang melingkupi Pihak-pihak yang berkaitan dengan Penawaran Umum, seperti Penjamin Emisi Efek, Akuntan, Konsultan Hukum, Notaris, Penilai, dan profesi lainnya, untuk mematuhi kewajiban-kewajiban yang harus mereka penuhi, disertai dengan ancaman berupa sanksi ganti rugi dan atau ancaman pidana atas kegagalan mematuhi kewajiban yang ada berdasarkan Undang-Undang ini.150

Untuk Reksa Dana berbentuk Perseroan, pernyataan pendaftaran dilakukan oleh Direksi, (Peraturan Bapepam Nomor IX.C.4 tentang Pernyataan Pendaftaran Dalam rangka Penawaran Umum Reksa Dana Berbentuk Perseroan). Pernyataan Pendaftaran harus diajukan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak diperolehnya izin usaha.151

150

C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Op.cit., hal. 39-40. 151


(33)

4. Penawaran Umum

Penawaran Umum atau sering pula disebut go public adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tara cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksananya.

Penawaran Umum mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Periode Pasar Perdana, yaitu ketika efek ditawarkan kepada investor oleh Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual yang ditunjuk;

b. Penjatahan saham, yaitu pengalokasian efek pesanan para investor sesuai dengan jumlah efek yang tersedia;

c. Pencatatan Efek di Bursa, yaitu saat efek tersebut mulai diperdagangkan di Bursa.152

Bila Bapepam sudah menyatakan bahwa pendaftaran yang diajukan calon emiten efektif, maka perusahaan sudah bisa memulai membuat prospektus. Prospektus adalah dokumen resmi yang dikeluarkan emiten dalam rangka menjual efek kepada masyarakat.153 Prospektus menjadi sangat penting keberadaannya jika perusahaan baru pertama kali menjual surat berharga kepada masyarakat sebab hanya dari sinilah masyarakat bisa mendapatkan informasi.154

152

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Op.cit., hal. 73. 153

Sawidji Widoatmodjo, Op.cit., hal. 57. 154

Ibid, hal. 61.

Dalam rangka meningkatkan kualitas keterbukaan dalam Penawaran Umum Reksa Dana dan memenuhi standar internasional serta dalam rangka efisiensi dalam pembaharuan


(34)

penerbitan prospektus, maka ditetapkanlah Peraturan Bapepam nomor IX.C.6 tentang Pedoman Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum.155

B. Perlindungan Hukum Terhadap Investor Pada Pengurusan Perseroan

Dalam rangka peningkatan fleksibilitas dan efisiensi pengelolaan Reksa Dana, perluasan alternatif investasi serta pemberian perlindungan hukum yang lebih memadai terhadap pemodal guna mendorong pertumbuhan industri Reksa Dana, maka ditetapkanlah peraturan Bapepam nomor IV.A.3. tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan. Pelanggaran terhadap peraturan ini dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Perundangundangan yang berlaku di bidang pasar modal.156

1. Perlindungan Terhadap Harta Benda Pribadi Investor

Perbuatan pengurusan melahirkan tanggung jawab bagi pengurus terhadap harta kekayaan yang berada dibawah pengurusannya, yang bukan merupakan harta kekayaan pribadi.157

155

Peraturan Bapepam nomor IX.C.6. tentang Pedoman Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana.

156

Peraturan Bapepam nomor IV.A.3. tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan.

157

Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Op.cit., hal. 57.

Bagi Perseroan yang berbentuk badan hukum seperti Perseroan Terbatas, koperasi, dan lain-lain, maka secara hukum pada prinsipnya harta bendanya terpisah dari harta benda pendirinya/ pemilikya. Karena itu, tanggung jawab secara hukum juga dipisahkan dari harta benda pribadi pemilik perusahaan yang berbentuk badan hukum tersebut. Jadi, misalnya suatu Perseroan Terbatas melakukan suatu perbuatan dengan pihak lain, yang bertanggung jawab adalah Perseroan tersebut dan tanggung jawabnya sebatas harta benda yang


(35)

dimiliki oleh Perseroan tersebut. Harta benda pribadi pemilik Perseroan/pemegang sahamnya tidak dapat disita atau digugat untuk dibebankan tanggung jawab Perseroan tersebut.158

2. Perlindungan Terhadap Saham Investor

Direksi dalam PT biasa berperan sebagai pengelola aset/aktiva PT tersebut. Namun, dalam Reksa Dana berbentuk Perseroan, Direksi tidak mengelola langsung aset PT, melainkan Direksi hanya sebagai pengawas saja. Hal tersebut dikarenakan pengelolaan aset/aktiva Reksa Dana berbentuk Perseroan dilakukan oleh Manajer Investasi yang ditunjuk oleh Direksi. Namun, Direksi Reksa Dana berbentuk Perseroan tersebut tetap bertanggung jawab kepada pemegang saham atas kelangsungan dan prestasi Reksa Dana. Selain itu, harta kekayaan/aset Reksa Dana berbentuk Perseroan tidak disimpan oleh Direksi, melainkan oleh Bank Kustodian, yang ditunjuk oleh Direksi.159

Selanjutnya kekayaan Manajer Investasi dipisahkan dari kekayaan reksadana. Alasannya apabila dikemudian hari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atas reksadana, pemodal reksadana tidak ikut dirugikan. Hal demikian merupakan salah satu upaya untuk memberikan jaminan perlindungan hukum bagi pihak yang menanamkan modal.160

Setiap perubahan kebijakan dasar yang dimuat dalam Kontrak Pengelolaan Reksa Dana atau penunjukan dan perubahan Akuntan wajib terlebih dahulu

158

Munir Fuady, Doktrin-doktrin Modern Dalam Corporate Law dan Eksistensinya Dalam Hukum Indonesia, (Bandung: PT. Citra Adiitya Bakti, 2002), hal. 2-3.

159

Ibid., hal. 83. 160

Diambil dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat,http://lppm.unitomo .ac.id, diakses pada tanggal 23 November 2010.


(36)

memperoleh persetujuan sebagian besar direktur, dan perubahan tersebut wajib diberitahukan kepada Bapepam serta pemegang saham sekurang-kurangnya 60 (enampuluh) hari sebelum berlakunya perubahan tersebut. Bapepam dapat menolak perubahan dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak pemberitahuan tersebut diterima. Dalam hal Bapepam tidak keberatan atas perubahan tersebut, perubahan termaksud dengan sendirinya berlaku pada hari ke-61(enampuluh satu) sejak tanggal diterimanya pemberitahuan oleh Bapepam.

Direksi wajib mempertimbangkan dengan teliti, baik terhadap calon profesi dan lembaga penunjang yang terkait dan persyaratan kontrak yang diajukan sebelum menyetujui, memperpanjang, atau menyetujui pengalihan dari setiap kontrak untuk kepentingan Reksa Dana.

Reksa Dana wajib menerbitkan pembaharuan prospektus yang disertai laporan keuangan tahunan terakhir serta wajib disampaikan kepada Bapepam oleh Manajer Investasi selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan berakhir.161

Manajer Investasi memiliki berbagai kewajiban yang telah ditentukan Bapepam, yaitu162

a. Membuat catatan dan menyimpan segala pertimbangan pengambilan keputusan investasi portofolio Reksa Dana, seperti yang ditetapkan dalam kebijakan investasi yang telah dimuat pada kontrak, sesuai perundang-undangan di bidang pasar modal.

:

161

Peraturan Bapepam nomor IV.A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan.

162


(37)

b. Memerhatikan dan mematuhi Pedoman Pengelolaan Reksa Dana (peraturan nomor IV.A.3).

c. Menyampaikan hal yang sebenarnya kepada masyarakat menyangkut kinerja dan informasi mengenai Reksa Dana yang dikelolanya.

d. Menghitung Nilai Pasar Wajar dari efek dalam Portofolio Reksa Dana dan menyampaikan pada Bank Kustodian sesuai dengan peraturan nomor IV.C.2, selambat-lambatnya pada pukul 17.00 setiap hari kerja.

e. Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan pemegang saham, serta bertanggung jawab penuh atas kerugian yang timbul karena tidak melaksanakan kewajibannya.

f. Memisahkan harta kekayaan Reksa Dana dari harta kekayaan Manajer Investasi.

g. Terus-menerus meningkatkan sistem pengawasan intern dengan mengevaluasi sistem prosedur kegiatan.

Dalam menjalankan aktivitasnya, terdapat beberapa ketentuan mengenai hal-hal yang dilarang bagi Manajer investasi, yang diatur dengan Peraturan Bapepam Nomor V.G.1. tentang Perilaku yang Dilarang Bagi Manajer Investasi, Manajer Investasi dilarang untuk163

Manajer Investasi Reksa Dana dilarang melakukan tindakan yang dapat menyebabkan Reksa Dana Berbentuk Perseroan

.

164

163

Peraturan Bapepam nomor V.G.1 tentang Perilaku yang Dilarang Bagi Manajer Investasi. 164

Peraturan Bapepam nomor IV.A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan.


(38)

a. membeli Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri yang informasinya tidak dapat diakses melalui media massa atau fasilitas internet yang tersedia;

b. membeli Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri yang informasinya dapat diakses melalui media massa atau fasilitas internet yang tersedia lebih dari 15% (lima belas per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih;

c. membeli Efek Bersifat Ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaan yang telah mencatatkan Efeknya pada Bursa Efek di Indonesia lebih dari 5% (lima perseratus) dari modal disetor perusahaan dimaksud;

d. membeli Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan lebih dari 10% (sepuluh perseratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana pada setiap saat. Pembatasan ini termasuk pemilikan surat berharga yang dikeluarkan oleh bank-bank tetapi tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia dan obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia;

e. menjual saham Reksa Dana terbuka kepada setiap pemodal lebih dari 2% (dua per seratus) dari modal yang dikeluarkan, kecuali bagi Manajer Investasi Reksa Dana terbuka yang bersangkutan;

f. membeli Efek Beragun Aset lebih dari 10% (sepuluh perseratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana dengan ketentuan bahwa setiap jenis Efek Beragun Aset tidak lebih dari 5% (lima perseratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana;

g. membeli Efek yang tidak melalui Penawaran Umum dan atau tidak dicatatkan di Bursa Efek, kecuali Efek pasar uang, Obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia;


(39)

h. membeli Efek yang diterbitkan oleh pihak yang terafiliasi baik dengan Manajer Investasi maupun pemegang Unit Penyertaan lebih dari 20% (dua puluh perseratus) dari Nilai Aktiva Bersih, kecuali hubungan afiliasi yang terjadi karena penyertaan modal pemerintah;

i. terlibat dalam kegiatan selain dari investasi, investasi kembali atau perdagangan Efek;

j. terlibat dalam penjualan Efek yang belum dimiliki (short sale); k. terlibat dalam membeli Efek secara margin;

l. melakukan emisi obligasi atau sekuritas kredit;

m.terlibat dalam berbagai bentuk pinjaman, kecuali pinjaman jangka pendek yang berkaitan dengan penyelesaian transaksi dan pinjaman tersebut tidak lebih dari 10% (sepuluh perseratus) dari nilai portofolio Reksa Dana pada saat pembelian;

n. membeli efek yang sedang ditawarkan dalam Penawaran Umum dimana Manajer Investasi bertindak sebagai Penjamin Emisi dari Efek dimaksud;

o. terlibat dalam transaksi bersama atau kontrak bagi hasil dengan Manajer Investasi atau pihak Afiliasinya;

p. membayar dividen selain berasal dari laba.

q. membeli Efek Beragun Aset dimana Manajer Investasinya sama dengan Manajer Investasi Reksa Dana dan atau terafiliasi dengan Kreditur Awal Efek Beragun Aset tersebut; atau


(40)

Dalam melaksanakan kewenangannya, Manajer Investasi dan Bank Kustodian juga dikenakan Uji Kepatuhan Reksa Dana, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan secara berkala oleh biro teknis Bapepam untuk menguji kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko serta kinerja Reksa Dana.

Dalam melakukan Uji Kepatuhan terhadap pengelolaan Reksa Dana, Petugas Uji Kepatuhan harus memastikan Manajer Investasi telah mematuhi Peraturan Nomor IV.A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan dan Peraturan Nomor IV.A.4 tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan. Petugas Uji Kepatuhan adalah pegawai Bapepam yang menerima penugasan dari Kepala Biro Teknis untuk melakukan Uji Kepatuhan Reksa Dana.

Dalam melakukan Uji Kepatuhan terhadap Bank Kustodian, Petugas Uji Kepatuhan harus memastikan Bank Kustodian mempunyai izin dan tidak terafiliasi dengan Manajer Investasi; melakukan verifikasi terhadap catatan atau bukti-bukti atas dana dan Efek yang menjadi milik Reksa Dana yang disimpan Bank Kustodian; memastikan transaksi jual beli Efek dalam portofolio dilaksanakan berdasarkan instruksi dari Manajer Investasi; memastikan Bank Kustodian telah menghitung Nilai Aktiva Bersih setiap hari dengan benar sesuai dengan Peraturan Nomor VIII.G.8 tentang Pedoman Akuntansi Reksa Dana; memastikan Bank Kustodian sekurang-kurangnya telah membukukan semua perubahan dalam portofolio, pengeluaran biaya-biaya pengelolaan, dividen, pembebanan pajak, pendapatan bunga atau pendapatan lain-lain; memastikan


(41)

Bank Kustodian telah melakukan pengamanan atas Efek yang menjadi tanggung jawabnya; memastikan Bank Kustodian telah membuat rekening terpisah bagi kekayaan Reksa Dana dari Bank Kustodian; memastikan Bank Kustodian telah mengirimkan laporan kepada Manajer Investasi baik laporan harian maupun laporan mingguan; memastikan Bank Kustodian telah menyampaikan laporan kepada Bapepam sesuai dengan angka 1 Peraturan Nomor X.D.1 tentang Laporan Reksa Dana.165

3. Resiko Bagi Investor Dalam Reksa Dana Berbentuk Perseroan

Terdapat beberapa peluang resiko yang ditanggung oleh investor dalam berinvestasi di Reka Dana, antara lain166

a. Resiko penurunan nilai aktiva bersih (NAB) :

Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana sangat mungkin turun dibandingkan saat investor membelinya. Penurunan ini disebabkan oleh banyak hal, seperti memburuknya kinerja pasar modal, prestasi emiten yang kurang baik, situasi ekonopolitik yang kacau, dan sebagainya.167

Dalam hal Reksa Dana melakukan Penawaran Umum berikutnya, Reksa Dana wajib168

a. mengumumkan secara harian Nilai Aktiva Bersih dari sahamnya selama masa Penawaran Umum; dan

:

165

Peraturan Bapepam nomor II.F.14 tentang Pedoman Uji Kepatutan Reksa Dana. 166

Nofie Iman, Op.cit., hal. 42-43. 167

Ibid., hal. 42. 168

Peraturan Bapepam nomor IV.A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan.


(42)

b. menawarkan sahamnya pada harga yang sama atau lebih besar dari Nilai Aktiva Bersih per saham.

Reksa Dana wajib menghitung Nilai Aktiva Bersih per saham setiap hari bursa bagi Reksa Dana terbuka dan seminggu sekali bagi Reksa Dana tertutup. Manajer Investasi atau pihak Afiliasinya dapat membeli atau menjual saham Reksa Dana tertutup yang dikelola oleh Manajer Investasi tersebut, apabila Nilai Aktiva Bersih dihitung, dinilai dan diumumkan setiap hari.169

b. Resiko likuiditas

Pemegang saham Reksa Dana terbuka dapat menjual kembali sahamnya kepada Reksa Dana. Dalam hal pemegang saham melakukan penjualan kembali, Reksa Dana terbuka wajib membeli saham-saham tersebut, kecuali Bursa Efek di mana sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana diperdagangkan ditutup, Perdagangan Efek atas sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana di Bursa Efek dihentikan, keadaan darurat, atau Terdapat hal-hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan investasi setelah mendapat persetujuan Bapepam.170

Peraturan Bapepam mensyaratkan investor dapat menerima dana investasinya paling lambat tujuh hari bursa setelah permohonan diterima oleh Manajer Investasi. Namun apabila terjadi lonjakan tingkat penjualan kembali yang sangat tinggi (rush redemption), Manajer Investasi akan kesulitan menjual portofolio investasinya dalam waktu singkat untuk membayar kebutuhan likuiditas investor.

169

Peraturan Bapepam nomor IV.A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan.

170


(43)

Banyak pihak tersentak kaget ketika diumumkan terjadi redemption khususnya pemodal reksadana. Dengan penerapan asas transparansi, akuntabilitas, fairness dan responbilitas yang benar oleh Manajer Investasi maka tidak akan terjadi perbenturan kepentingan dalam mengelola dana. Disisi lain, peran Bapepam sebagai regulator dan pengawas secara aktif dan pasif ditingkatkan dengan pemberian sanksi yang tegas kepada Manajer Investasi yang melanggar.171

c. Resiko pasar

Dalam pasar modal yang sangat dinamis, ada kemungkinan terjadinya kondisi bearish di mana seluruh instrumen keuangan merosot harganya secara drastis (bearish). Fluktuasi harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kinerja dari emiten yang bersangkutan, kondisi makro ekonomi, kekuatan pasar, dan faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan. Kondisi makro ekonomi yang secara tidak langsung mempengaruhi harga saham diantaranya adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan kondisi politik dalam negeri. 172

d. Resiko default

Resiko ini merupakan resiko terburuk.173 Dapat saja terjadi perusahaan emiten melakukan manipulasi atau karena sesuatu hal sehingga mengalami kesulitan keuangan yang akut sehingga tidak mampu membayar kewajibannya. Jika demikian, mau tidak mau, nilai aktiva bersih akan terjun bebas.174

171

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, http://lppm.unitomo.ac.id, Op.cit.

172

Nofie Iman, Op.cit., hal. 43. 173

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Op.cit., hal. 211. 174


(44)

Tindak pidana penipuan dan pengelabuan di pasar modal ini merupakan salah satu tindak pidana khusus pasar modal, disamping tindakan manipulasi pasar, insider trading, praktek tanpa izin, dan lain-lain. Tindak pidana penipuan dan pengelabuan tersebut adalah175

a. Menipu atau mengelabui pihak lain dengan menggunakan sarana dan/atau cara apapun (vide Pasal 90 ayat (1) Undang-Undang Pasar Modal)

:

b. Turut serta menipu atau mengelabui pihak lain, (vide Pasal 90 ayat (2) Undang-Undang Pasar Modal)

Selain dari tindak pidana penipuan dan pengelabuan, Undang-Undang Pasar Modal juga mengintrodusir suatu tindak pidana yang disebut dengan manipulasi pasar. Undang-Undang menyejajarkan kedua jenis tindak pidana tersebut dengan memberikan ancaman pidana yang sama beratnya, yakni ancaman pidana maksimum 10 tahun penjara dan denda maksimum Rp 15.000.000.000,- (lima belas miliar rupiah).176

Untuk memastikan ada atau tidaknya indikasi terjadinya manipulasi pasar, Petugas Uji Kepatuhan harus memeriksa antara lain177

a. pembelian atau penjualan yang nilainya besar dan atau yang transaksinya sering dilakukan Reksa Dana untuk Efek bersifat ekuitas; dan

:

b. pembelian atau penjualan yang nilainya besar dan atau yang transaksinya sering dilakukan Reksa Dana untuk Efek bersifat hutang, yang diterbitkan oleh suatu perusahaan atau Pemerintah.

175

Munir Fuady, Op.cit., hal. 148-149. 176

Ibid., hal. 150. 177


(45)

Pasar modal di negara manapun memang rawan penipuan dan manipulasi. Trik-trik dalam perdagangan saham memang banyak ragamnya. Celakanya, tidak semua dari trik-trik yang bertendensi negatif tersebut dapat terdeteksi oleh hukum. Namun demikian, yang sering kali terjadi adalah bahwa peraturan di pasar modal sudah lumayan baik, tetapi kandas ketika dipraktekkan.178

4. Prinsip-prinsip Good Coroporate Governance Dalam Rangka Melindungi Kepentingan Investor

Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), antara lain179

a. Keadilan

:

Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, keterbukaan informasi, dan adanya larangan insider trading. 180

Kemungkinan investor tidak memperoleh informasi atau fakta material atau tidak meratanya informasi bagi investor disebabkan ada informasi yang tidak di-disclose atau terdapat suatu informasi atau fakta materiel yang belum tersedia

178

Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1996), hal. 147

179

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Op.cit., hal. 109-110. 180

Budiman Ginting dan Mahmul Siregar, Bahan Ajar Hukum Penanaman Modal, (Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2009), hal.27-28.


(46)

untuk publik, tetapi telah di-disclose kepada orang-orang tertentu, seperti seorang atau kelompok investor lainnya diantara para investor di pasar modal.181

b. Transparansi

Dalam Pasal 1 angka 25 UUPM disebutkan bahwa, Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik, dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-Undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud dan atau harga dari Efek tersebut. Diterapkannya kewajiban keterbukaan dapat menghindarkan atau meminimalkan kejadian yang dapat menimbulkan akibat buruk bagi investor publik. Sebab pelaksanaan atas kewajiban keterbukaan membuat para investor dapat memperoleh akses informasi atau fakta material.

Sedikitnya terdapat tiga tujuan ditegakkannya prinsip keterbukaan di pasar modal, pertama, menjaga kepercayaan investor. Pelaksanaan prinsip keterbukaan guna meningkatkan kepercayaan investor atau publik terhadap pasar modal sangat penting untuk diperhatikan, karena apabila terjadi “krisis kepercayaan” atau “ketidakpercayaan” investor kepada pasar modal atau perekonomian, maka investor menarik modal mereka dari pasar. Akibatnya, pasasr dan perekonomian akan rusak secara keseluruhan. Tujuan yang kedua adalah menciptakan pasar yang efisien. Sistem keterbukaan wajib berusaha menyediakan informasi teknis bagi analis saham dan profesional pasar. Hal ini wajar karena mereka merupakan

181

Bismar Nasution, Bahan Ajar Hukum Pasar Modal, (Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2008), hal. 51.


(47)

daya penggerak pasar yang efisien. Tujuan prinsip keterbukaan ketiga adalah perlindungan terhadap investor. Tidak berlebihan apabila Undang-Undang pasar modal suatu negara, termasuk Indonesia, mewajibkan prinsip keterbukaan walaupun negara tersebut telah mempunyai ketentuan anti fraud, sebagaimana diatur dalam KUHP. Anti fraud yang diatur dalam KUHP tidak memadai atau tidak efektif untuk memberikan jaminan hukum bagi investor di pasar modal. KUHP tidak memuat pengaturan keterbukaan wajib, dan tidak mengatur secara spesifik tentang penipuan atau perbuatan curang dalam transaksi saham182

c. Akuntabilitas

Kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.183

d. Responsibilitas

Tanggung jawab perusahaan sebagai bagian dari masyarakat wajib mematuhi hukum dan Undang-Undang yang berlaku.

Selain hak, kewajiban dan tanggung jawab yang timbul karena Undang-Undang, dalam praktek hukum perusahaan terdapat pula kewajiban dan tanggung jawab yang diakui secara umum oleh hampir semua negara yang menganut supremasi hukum dalam pengelolaan perusahaan. Sebagian kewajiban dari tanggung jawab ini tidak didapati di dalam peraturan perundang-undangan, namun dalam praktek, kewajiban dan tanggung jawab ini harus dipatuhi oleh para pengelola perusahaan.184

182

Bismar Nasution, Op.cit., hal. 31. 183

Budiman Ginting dan Mahmul Siregar, Op.cit., hal. 27. 184


(48)

Kewajiban dan tanggung jawab tersebut adalah185

1. Tanggung jawab fiducia (fiduciary duty)

:

Pada perusahaan Perseroan, secara umum dapat dikatakan bahwa tanggung jawab fiducia adalah tanggung jawab para Direksi dan pengelola perusahaan lainnya untuk menjalankan perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip corporate governance yang baik, sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya perbuatan yang dapat merugikan perusahaan. Untuk perusahaan Reksa Dana, tanggung jawab ini juga ada pada Direksi dan Manajer Investasi.

Secara umum, tanggung jawab fiducia ini bukan hanya dibebankan kepada para direktur dan pengelola perusahaan lainnya. Di Amerika Serikat pada hal-hal tertentu pengadilan yang mengadili kasus sengketa bisnis juga sering menekankan pertanggungjawaban yang berupa quasi fiduciary duty terhadap pemegang saham mayoritas (controlling shareholder).

Meskipun sebenarnya para pemegang saham ini memiliki hak eksklusif terhadap Perseroan, yaitu hak kepemilikan, namun dalam kegiatan perusahaan mereka tidak dibenarkan untuk memanfaatkan keadaan mayoritasnya untuk memaksakan tindakan perusahaan yang dapat merugikan pemegang saham minorotas.

Namun, pada perusahaan Reksa Dana pemegang saham tidak dikenakan tanggung jawab fiducia karena meskipun merupakan pemegang saham, mereka

185


(49)

tidak ikut dan tidak mempunyai kesempatan dalam menentukan jalannya perusahaan Reksa Dana.186

Semua pengelola perusahaan yang melakukan tindakan dalam rangka menjalankan bisnis perusahaan, yaitu di antaranya para direktur, Komisaris, para pejabat dan pegawai lainnya terikat dalam kewajiban untuk melakukan transaksi secara jujur. Pada perusahaan Reksa Dana, kewajiban untuk melaksanakan transaksi jujur ini dibebankan terutama kepada Manajer Investasi, di mana dalam melakukan investasi mereka harus benar-benar mempertimbangkan kejujuran dan tidak melakukan investasi yang nyata-nyata dapat merugikan Reksa Dana.

2. Kewajiban melakukan transaksi secara jujur (Duty of fair dealing)

187

3. Kewajiban menghindari benturan kepentingan (conflict of interest)

Dalam melakukan investasi, para Manajer Investasi diwajibkan untuk menghindari terjadinya transaksi yang mengandung unsur benturan kepentingan (conflict of interest), misalnya sebagai Manajer Investasi mereka dilarang untuk melakukan investasi yang didasarkan kepada pemilihan sarana investasi untuk kepentingan kelompok perusahaannya tanpa melakukan perhitungan bisnis yang wajar.188

4. Kewajiban untuk menghindari transaksi untuk kepentingan sendiri (self-dealing)

Apabila terdapat suatu peluang untuk melakukan investasi, maka seorang Manajer Investasi harus menghindari terjadinya transaksi untuk pribadi

(self-186

Ibid., hal. 99-100. 187

Ibid., hal. 100. 188


(50)

dealing), dimana Manajer Investasi dilarang untuk mengambil kesempatan tersebut untuk dirinya sendiri atau untuk pihak lain di luar perusahaan. Apabila hal ini terjadi, maka Manajer Investasi wajib membuktikan kepada manajemen perusahaan bahwa ia tidak melakukan self-dealing.

Pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya self-dealing ini dapat dilakukan dengan mencantumkan pada larangan memiliki jabatan rangkap atas para Direksi dan Manajer Investasi perusahaan Reksa Dana. Dengan larangan ini mereka dapat dicegah untuk mengambil keuntungan dari suatu peluang bisnis untuk dirinya dengan mengatasnamakan perusahaan lain di mana ia juga menjadi pengelola atau pemilik.189

5. Kewajiban menghindari penghamburan aset perusahaan (wasting corporate assets)

Dalam melakukan investasi para Manajer Investasi diharuskan memegang prinsip kehati-hatian. Mereka harus benar-benar melakukan perhitungan dan analisis yang cermat sebelum melakukan investasi. Para Manajer Investasi tidak dibenarkan melakukan investasi yang berlebihan sehingga dapat dikategorikan sebagai melakukan penghamburan asset perusahaan (wasting corporate assets).190

189 Ibid.

190


(51)

C. Perlindungan Hukum Terhadap Investor Pada Kepailitan dan Pembubaran Reksa Dana

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.191

Pengertian pailit dihubungkan dengan “ketidakmampuan untuk membayar” dari debitor atas utang-utangnya yang telah jatuh tempo. Ketidakmampuan untuk membayar tersebut diwujudkan dalam bentuk tidak dibayarnya utang meskipun telah ditagih dan harus disertai dengan proses pengajuan ke pengadilan, baik atas permintaan debitor itu sendiri maupun atas permintaan seorang atau lebih kreditornya. Selanjutnya pengadilan akan memeriksa dan memutuskan tentang ketidakmampuan seorang debitor. Keputusan tentang pailitnya debitor haruslah berdasarkan keputusan pengadilan, dalam hal ini adalah Pengadilan Niaga yang diberikan kewenangan untuk menolak atau menerima permohonan tentang ketidakmampuan debitor. Keputusan pengadilan ini diperlukan untuk memenuhi asas publisitas, sehingga perihal ketidakmampuan seorang debitor itu akan dapat diketahui oleh umum. Seorang debitor tidak dapat dinyatakan pailit sebelum ada putusan pailit dari pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.192

191

Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

192


(52)

Dalam UU No. 37 Tahun 2004, ditentukan pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan pailit, yaitu193

a. Debitor sendiri;

:

b. Seorang atau beberapa kreditor (Pasal 2 ayat (1)); c. Kejaksaan demi kepentingan umum (Pasal 2 ayat (2));

d. Bank Indonesia dalam hal menyangkut debitor yang merupakan bank (Pasal 2 ayat (3));

e. Badan Pengawas Pasar Modal dalam hal menyangkut debitor yang merupakan Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (Pasal 2 ayat (4));

f. Menteri Keuangan dalam hal debitor adalah Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Dana Pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik (Pasal 2 ayat (5)).

Berkaitan dengan debitor yang merupakan perusahaan efek, bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Ketentuan Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 menunjukkan bahwa hak untuk mengajukan pailit oleh emiten selaku debitor maupun oleh para investornya selaku kreditor dari emiten yang bersangkutan diambil alih oleh Bapepam. Berdasarkan semangat dan asas Undang-Undang Pasar Modal, tugas Bapepam adalah memberikan perlindungan bagi investor publik, bukan merampas dan mengambil alih hak-hak dari para investor publik yang harus dilindunginya.

193


(53)

Penjelasan atas Pasal 2 ayat (4) UU No. 37 Tahun 2004 menyebutkan alasannya, yaitu bahwa permohonan pailit sebagaimana dimaksud dalam ayat ini hanya dapat diajukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal, karena lembaga tersebut melakukan kegiatan yang berhubungan dengan dana masyarakat yang diinvestasikan dalam efek di bawah pengawasan Badan Pengawas Pasar Modal.194

Pihak-pihak yang dapat dinyatakan pailit adalah195 g. Orang-perorangan

:

h. Perserikatan-perserikatan atau perkumpulan-perkumpulan yang bukan badan hukum, seperti maatschap, firma, dan perkumpulan komanditer.

i. Perseroan-perseroan atau perkumpulan-perkumpulan yang berbadan hukum seperti Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, dan Yayasan.

j. Harta Peninggalan.

UU No. 37 Tahun 2004 melalui Bab I Ketentuan Umum pada Pasal 1 angka 11 menyebutkan bahwa setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi termasuk korporasi yang berbentuk badan hukum maupun yang bukan badan hukum dalam likuidasi. Melalui ketentuan ini jelas bahwa setiap orang, baik orang perseorangan maupun korporasi, termasuk korporasi yang berbentuk badan hukum maupun yang bukan badan hukum dalam likuidasi dapat mengajukan permohonan pailit dan dapat diajukan pailit.196

Perseroan Terbatas merupakan badan hukum, sehingga Reksa Dana berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dapat dipailitkan. Pasal 2 ayat (1)

Undang-194

Ibid., hal. 50. 195

Ibid., hal. 56. 196


(54)

Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU Kepailitan dan PKPU) menyatakan bahwa197

Dalam konteks duty of loyalty and good of faith, Direksi tidak semata-mata hanya melaksanakan tugas untuk dan bagi kepentingan Perseroan semata-mata, melainkan juga para stakeholders Perseroan, yang di dalamnya juga meliput i kepentingan dari para pemegang saham Perseroan, kreditor Perseroan dalam arti yang luas, yang meliputi juga para pemasok, dan rekanan kerja. Direksi bertugas menjalankan Perseroan dengan tidak mengabaikan berbagai macam kepentingan dari berbagai macam pihak yang berada dalam lingkungan Perseroan, yang berhubungan hukum dengan Perseroan.

:

“Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya.”

198

Pasal 104 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa Dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan atau kelalaian Direksi, dan harta pailit tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban Perseroan dalam kewajiban tersebut, maka setiap anggota Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas seluruh kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut. Penjelasan pasal 104 tersebut menyatakan bahwa untuk membuktikan kesalahan atau kelalaian Direksi, gugatan diajukan ke

197

Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Op.cit, hal. 111-112. 198


(55)

Pengadilan Niaga, sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.199

Ini berarti sebagai akibat dari kegagalan Direksi dalam menjalankan tugasnya tersebut sebagai organ kepercayaan Perseroan. Apabila kekayaan Perseroan tidak cukup dalam memenuhi kewajiban Perseroan, maka harta kekayaan anggota Direksi tersebut dipergunakan juga untuk melunasi kewajiban Perseroan. Ketentuan ini membawa konsekuensi hukum bahwa Perseroan sendiri tidak dibebaskan dari kewajibannya terhadap perikatan yang dibuat oleh Direksi, dalam kapasitasnya sebagai organ Perseroan yang berhak dan berwenang untuk mewakili Perseroan.200

Kepailitan mengakibatkan debitor, dalam hal ini Reksa Dana Perseroan yang dinyatakan pailit kehilangan segala hak perdata untuk menguasai dan mengurus harta kekayaan yang telah dimasukkan ke dalam harta pailit. Manajer Investasi tidak lagi mempunyai hak dan wewenang untuk mengelola harta kekayaan Reksa Dana Perseroan tersebut, yang selanjutnya diurus oleh kurator.

Pasal 27 PP Nomor 45 Tahun 1995 menyatakan bahwa, Reksa Dana berbentuk Perseroan wajib dibubarkan dalam hal izin usaha Reksa Dana tersebut dicabut oleh Bapepam.

201

199

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 200

Gunawan Widjaja, Op.cit., 145. 201

Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Op.cit., hal. 112.

Selama pertanggungjawaban belum diterima baik oleh Reksa Dana dan selama Manajer Investasi belum diberi pembebasan dari tanggung jawab oleh Reksa Dana, maka Manajer Investasi tetap bertanggung jawab secara hukum


(1)

9. Bapak Edi Ikhsan, S.H., M.A., Bapak Edy Zulham, S.H., M.H., dan Ibu Rafiqoh Lubis, S.H., M.Hum., yang penuh tanggung jawab menjalankan tugas membimbing kami ketika di Bali, sehingga menyisakan kesan yang mendalam;

10.Bapak Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum., sebagai Dosen Pengajar pria terbaik, dan Ibu Prof. Dr. Ningrum Natasha Sirait, S.H., M.Li., sebagai Dosen Pengajar wanita terbaik pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, versi Gading Satria Nainggolan,

11.Seluruh Dosen pengajar pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, baik yang masih mengabdikan diri ataupun yang sudah pensiun; 12.Seluruh staff dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara; 13.Keluarga Besar Op. Pawar Nainggolan;

14.Kelompok Belajar Gemar Belajar, yang akan selalu jaya dan tetap berani berdiri tegak melawan arah;

15.Seluruh anggota GEMBEL, tanpa terkecuali. Tantangan bukanlah rintangan. Tetaplah kobarkan semangatmu dan jadilah mata air di gurun yang gersang;

16.Para Pendiri Gembel, khususnya kepada 4 (empat) orang yang tak kunjung dekat, yaitu: Johannes Tare Pangaribuan, Sera Ricky Siallagan, Satra Lumbantoruan, dan Alboin Fransius Pasaribu;

17.Keluarga Besar DPC Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (PERMAHI), Cabang Medan;


(2)

19.Rekan-rekan seperjuangan yang tergabung dalam TIM DELEGASI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DALAM MENGIKUTI KOMPETISI PERDILAN SEMU PIALA TJOKORDA RAKA DHERANA, DENPASAR, 6-9 AGUSTUS 2010, yaitu Johannes Tare Pangaribuan, Sera Ricky Siallagan, Dermawanty Lumbantoruan, Whenny Maranatha Siregar, Suhardi Fonger Sinaga, Esteria Maya Rita Lingga, Yusty Riana Purba, Riswendang Purba, Melda Lumbantoruan, Ristama Situmorang, Dedi Ronald Gultom, Fika Habbina Nababan, Paruhum Purba, Fransisca Purba, Wanelfi Simangunsong, Dorothy Rumapea;

20.Keluarga Bapak M. Hutapea, yaitu: Ibu A. Sihombing, Fibi Desica Hutapea, dan Risa Meliora Hutapea. Semoga jalinan silahturahmi akan selalu harmonis;

21.Keluarga besar UKM KMK UP FH USU;

22.Kelompok Kecil di UKM KMK UP FH USU, Kakak Kristina Sianturi, Asido Reja Manullang, dan Whenny Maranatha Siregar;

23.Lae-Lae: Arki Simamora, Sere Yordan Silaen, Asido Reja Manullang, Wahyu Farasi Situmeang;

24.Itok-itok: Whenny M. Siregar dan Citra Valentina Nainggolan;

25.Bere-bere: Ismed Tampubolon, Jeremiah Tampubolon, Dermawanty Lumbantoruan, Ristama Situmorang, Melda Lumbantoruan;

26.Adek-adek kesayangan: Yusty Riana Purba, Immanuel Rumapea, Marupa Hasudungan Sianturi, dan Esra Stephanie Sembiring;


(3)

27.Seluruh Rekan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persatu. Hidup Mahasiswa!;

28.Para penulis buku-buku dan artikel-artikel yang penulis jadikan referensi data guna pengerjaan skripsi ini, dan

29.Seluruh orang yang Penulis kenal dan mengenal Penulis.

Ada saatnya bertemu, ada juga saatnya berpisah. Ladang di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara akan segera Penulis tinggalkan, untuk mencari ladang yang baru. Terima kasih atas berbagai hal bermanfaat yang telah diberikan kepada Penulis. Semoga Tuhan senantiasa memberikan berkat dan perlindungan-Nya kepada kita semua.

Penulis berharap kiranya skripsi ini tidak hanya berakhir sebagai setumpuk kertas yang tidak berguna, tapi dapat dipakai oleh setiap orang yang membutuhkan pengembangan pengetahuan mengenai Reksa Dana. Penulis juga mengaharapkan kritik dan saran yang konstruktif terhadap skripsi ini. Atas segala perhatiannya, Penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 30 November 2010 Penulis,


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………...……… i

DAFTAR ISI ………...……… vi

ABSTRAKSI ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penulisan ... 7

D. Manfaat Penulisan ...8

E. Keaslian Penulisan ... 8

F. Tinjauan Kepustakaan ... 10

G. Metode Penulisan ... 15

H. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II : PERATURAN MENGENAI REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DALAM PASAR MODAL INDONESIA A. Instrumen-instrumen Hukum Reksa Dana Berbentuk Perseroan ... 21

B. Peraturan Mengenai Reksa Dana Berbentuk Perseroan Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal... 24

C. Peraturan Mengenai Reksa Dana Berbentuk Perseroan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal ...35


(5)

D. Peraturan Mengenai Reksa Dana Berbentuk Perseroan Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas ...37 E. Peraturan Mengenai Reksa Dana Berbentuk Perseroan Dalam

Beberapa Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Peraturan Bapepam) ...44

BAB III : MEKANISME KERJA ANTARA PARA PIHAK TERKAIT

DALAM REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

A. Pihak-pihak Terkait Dalam Reksa Dana Berbentuk Perseroan ...54 B. Mekanisme Kerja Antara Para Pihak Terkait ...70

BAB IV : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR

DALAM REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

A. Perlindungan Hukum Terhadap Investor Pada Pendirian Perseroan...73 B. Perlindungan Hukum Terhadap Investor Pada Pengurusan

Perseroan ... 84

C. Perlindungan Hukum Terhadap Investor Pada Kepailitan dan Pembubaran Reksa Dana ...101 D. Penyelesaian Sengketa Reksa Dana yang Merugikan

Investor...106

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...123 B. Saran ...127


(6)

ABSTRAK

Gading Satria Nainggolan* Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H.**

Prof. Dr. Sunarmi, S.H., M.Hum.***

Reksa Dana adalah salah satu faktor penting penunjang kemandirian ekonomi Indonesia. Dikatakan demikian, karena Reksa Dana merupakan wadah terkumpulnya dana-dana yang berasal dari investor-investor kecil dan awam, yang kebanyakan adalah investor domestik. Jika dibandingkan dengan investor pada jenis investasi lainnya, maka dana yang dikeluarkan oleh investor Reksa Dana terlihat sangatlah kecil. Akan tetapi, jika dana dari tiap-tiap investor tersebut digabungkan, maka jumlahnya akan sangat besar, mengingat dana yang dikelola oleh Reksa Dana adalah dana yang berasal dari masyarakat luas.

Di Indonesia, salah satu Reksa Dana yang dikenal adalah Reksa Dana berbentuk Perseroan, disamping Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Reksa Dana berbentuk Perseroan bertujuan “memanjakan” investor, karena investor tidak perlu terlibat dalam penyusunan strategi pembelian dan penjualan saham. Investor hanya menunggu keuntungan yang di dapatnya, baik melalui dividen maupun capital gain. Akan tetapi, tidak selamanya investor mendapatkan keuntungan dari investasi yang dilakukannya. Terkadang investor justru mengalami kerugian yang dikarenakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) merosot ke nilai yang lebih kecil dibandingkan pada saat menanamkan dananya. Hal itu wajar saja, karena sama seperti jenis investasi lainnya, Reksa Dana juga memiliki resiko yang dapat merugikan Investor. Hal tersebut bisa terjadi karena murni faktor ekonomi, tetapi bisa juga terjadi karena aksi-aksi pelaku Reksa Dana yang tidak sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal inilah yang menjadi permasalahan besar dalam Pasar Modal Indonesia selama ini. Sehingga, pengetahuan investor terhadap hak-hak perlindungan hukum yang dimilikinya sangatlah penting untuk diketahui.

Pengerjaan skripsi ini menggunakan metode literature/library research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data sekunder, yang merupakan bahan hukum primer, sekunder, dan tertier, yang berasal dari Peraturan Perundang-undangan, buku-buku dan media elektronik, yaitu internet. Kemudian data-data tersebut dianalisa secara deskriptif, guna memperoleh penjelasan yang lengkap dari permasalahan yang dibahas.

* Mahasiswa

** Dosen pembimbing I *** Dosen Pembimbing II