mengetahui bakat dan kemampuan seseorang di bidang keilmuan akademis. Tes ini juga sering dihubungkan dengan kecerdasan seseorang. Tes ini terdiri dari beberapa
soal yang di dalammnya tercakup faktor-faktor dalam kecerdasan.
2.2 Konsep Dasar Sistem
Sistem adalah sekumpulan unsurelemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Terdapat banyak pendapat mengenai definisi sistem antara lain sebagai berikut: 1.
Davis 1985 Sistem adalah bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk
mencapai beberapa sasaran atau maksud. 2.
Lucas 1989 Sistem adalah sebagai suatu komponen atau variable yang terorganisasi, saling
berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu. Sebuah sistem mempunyai tujuan atau sasaran
3. McLeod
Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan
4. Robert G. Murdik 1993
Sistem adalah seperangkat elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan bersama
5. Gerald, J 1991
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Sistem Pendukung Keputusan
Definisi awal menunjukkan bahwa DSS sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan
semiterstruktur. DSS dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan
penilaian mereka. DSS ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh
algoritma. Sistem pendukung keputusan Decision Support Systems adalah bagian dari
sistem informasi berebasis komputer, termasuk sistem berbasis pengetahuanmanajemen pengetahuan yang dipakai untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan
dari masalah semiterstruktur yang spesifik.
2.3.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Scott Morton DSS didefinisikan sebagai sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan bebagai
model untuk memecahkan masalah-masalah semiterstruktur dan tidak terstruktur. Definisi klasik lainnya untuk DSS, diajukan oleh Keen dan Scott Morton
1971, yaitu sistem pendukung keputusan memadukan sumber daya intelektual dari individu dan kapabilitas dari komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. DSS
adalah sistem berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur.
Menurut Moore dan Chang 1980, DSS didefinisikan sebagai sistem yang dapat diperluas agar mampu mendukung analisis data ad hoc dan pemodelan
keputusan, berorientasi terhadap perencanaan masa depan, dan digunakan pada interval yang tidak regular dan tidak terencana.
Dengan pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan
Universitas Sumatera Utara
sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat
keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambil keputusan dalam proses
pembuatan keputusan.
2.3.2 Ciri-ciri dan Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Sudirman dan Widjajani 1996 mengemukakan cirri-ciri DSS yang dirumuskan oleh Alters Keen sebagai berikut:
1. DSS ditujukan untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan yang
kurang terstruktur dan umumnya dihadapi oleh para manajer yang berada di tingkat puncak.
2. DSS merupakan gabungan antara kumpulan model kualitatif dan kumpulan data.
3. DSS memiliki fasilitas interaktif yang dapat mempermudah hubungan antara
manusia dengan komputer. 4.
DSS bersifat luwes dan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Karakteristik yang diharapkan ada pada DSS adalah sebagai berikut Turban, 2005: 1.
Dukungan kepada pengambil keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur dan terstruktur dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi yang
terkomputerisasi. 2.
Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer lini.
3. Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang terstruktur sering
memerlukan keterlibatan individu dari departemen dan tingkat organisasional yang berbeda atau bahkan tingkat organisasi lain.
4. Dukungan untuk keputusan independen danatau sekuensial. Keputusan bisa
dibuat satu kali, beberapa kali, atau berlang-ulang dalam interval yang sama. 5.
Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi, desain, pilihan, dan implementasi.
6. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan
Universitas Sumatera Utara
7. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa
menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi DSS untuk perubahan tersebut.
8. Pengguna merasa seperti di rumah. Ramah-pengguna, kapabilitas grafis yang
sangat kuat, dan antarmuka manusia mesin yang interaktif dengan satu bahasa alami bisa sangat meningkatkan efektivitas DSS.
9. Peningkatan efektivitas pengambilan keputusan akurasi, timelines, kualitas
ketimbang pada efisiensinya biaya pengambilan keputusan. Ketika DSS disebarkan sering membutuhkan waktu lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik.
10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses
pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. DSS secara khusus menekankan untuk mendukung pengambil keputusan bukan untuk menggantikan.
11. Pengguna akhir bisa mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana.
Sistem yang lebih besar bisa dibangun dengan bantuan ahli sistem informasi. 12.
Biasanya model-model digunakan untuk menganalisis pengambilan suatu keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai
strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda 13.
Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe mulai dari sistem informasi geografis GIS sampai sistem berorientasi-objek.
14. Dapat digunakan sebagai alat standalone oleh seorang pengambil keputusan pada
suatu lokasi atau didistribusikan di suatu organisasi dan beberapa organisasi sepanjang rantai persediaan.
2.3.3 Komponen DSS
Aplikasi sistem pendukung keputusan dapat terdiri dari beberapa subsistem antara lain sebagai berikut:
1. Subsistem manajemen data
Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk suatu situasi dan dikelola oleh perangkat lunak Database
Management System DBMS. Subsistem manajemen data bisa diinterkoneksikan
Universitas Sumatera Utara
dengan data Warehouse perusahaan, suatu repositori untuk data perusahaan yang relevan dengan pengambilan keputusan.
2. Subsistem manajemen model
Merupakan perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistic, ilmu manjaemen, atau model kuantitatif lain yang memberikan kapbilitas analitik dan
manajemen perangkat lunak yang tepat. Bahasa-bahasa pemodelan untuk membangun model kustom juga dimasukkan.
3. Subsistem antarmuka pengguna
Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan sistem pendukung keputusan melalui subsistem tersebut. Pengguna adalah bagian yang
dipertimbangkan dari sistem. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari sistem pendukung keputusan berasal dari interaksi yang intensif antara
komputer dan pembuat keputusan. 4.
Subsistem manajemen berbasis pengetahuan Subsistem tersebut mendukung subsistem lain atau bertindak langsung sebagai
suatu komponen independen dan bersifat opsional.
2.3.4 Tujuan DSS
Tujuan DSS adalah sebagai berikut Turban, 2005: 1.
Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semiterstruktur. 2.
Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.
3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada
perbaikan efisiensinya. 4.
Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya rendah.
5. Penigkatan produktivitas.
6. Dukungan kualitas.
7. Berdaya saing.
8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.5 Tahapan Pemodelan dalam DSS
Menurut Herbert A. Simon Kusrini, 2007, tahap-tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Studi kelayakan Inteligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian lingkup masalah serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam
rangka mengidentifikasikan masalah. 2.
Perancangan Design Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif
tindakansolusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi
untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada. 3.
Pemilihan Choice Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang
dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukandengan memperhatikan kriteria-kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4. Impelementasi Implementation
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada
tahap pemilihan.
2.4 Metode Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation Promethee