BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian, ternyata memiliki dampak positif dan negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat
inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik, dan pelayanan nonmedik menggunakan teknologi yang dapat memengaruhi lingkungan sekitarnya.
Rumah sakit fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas, rumah sakit diharapkan dapat mewujudkan kesehatan masyarakat. Akan tetapi di dalam
fungsinya tersebut tidak sedikit permasalahan yang dihadapi. Peranan rumah sakit untuk mempercepat penyembuhan dan pemulihan penderita sebagaimana yang diharapkan,
belum diselenggarakan secara optimal sehingga dapat menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif ini menjadikan tujuan utama rumah sakit memberi pelayanan yang
berkualitas tinggi bagi pasien belum dapat tercapai secara optimal, salah satu penyebab adalah kurangnya perhatian terhadap sanitasi dan higiene rumah sakit. Salah satu diantara
sanitasi rumah sakit yang sangat penting mendapatkan perhatian adalah penyelenggaraan makanan terutama bagi penderita yang dirawat inap, sebab kebutuhan akan makanan
merupakan kebutuhan dasar yang juga bisa berperan untuk membantu proses penyembuhan.
Batasan rumah sakit adalah organisasi tenaga medis profesional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
kedokteran, asuhan perawatan yang berkesinambungan, diagnosa, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Sementara itu menurut Wolper dan Pena 1987,
rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat,
dan berbagai profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Pelayanan pendukung medis seperti instalasi gizi di suatu rumah sakit merupakan suatu
kegiatan yang membantu dalam upaya penyembuhan dan pemulihan penderita, yang kegiatannya dapat dari usaha dapur sampai pengolahan diet bagi penderita. Dalam
petunjuk tentang ukuran akreditas rumah sakit, dinyatakan bahwa pelayanan gizi merupakan salah satu fasilitas dan pelayanan yang harus ada di rumah sakit. Bagian ini
harus diatur dengan mempertimbangkan kebutuhan klinis, kebutuhan masyarakat, keamanan, kebersihan, sumber-sumber dan manajemen tepat guna. Dimana dalam proses
penyembuhan pasien dibantu dengan adanya makanan yang memenuhi syarat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas Andry Hartono, 2000.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit yang meliputi pengadaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengangkutan makanan masak, penyimpanan
makanan masak dan penyajian makanan, hendaknya memperhatikan syarat higiene dan sanitasi, mengingat permasalahan dari suatu makanan ditentukan oleh ada tidaknya
kontaminasi terhadap makanan soediano dkk, 2009. Untuk menghasilkan makanan yang mengandung gizi dapat memenuhi syarat
kesehatan bagi pasien yang ada dirumah sakit, maka diperlukan untuk mengelola makanan yang sesuai dengan standar kesehatan di instalasi gizi rumah sakit. Untuk itu
dibutuhkan pengetahuan tentang higiene dan sanitasi pengolahan makanan dan
Universitas Sumatera Utara
pelayanan gizi di instalasi gizi rumah sakit.oleh karena itu pihak rumah sakit dapat meningkatkan manajemen pada petugas instalasi gizi, bekerja sama dengan pihak-pihak
yang bersangkutan untuk merencanakan kegiatan studi banding dan pelatihan guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah makanan bagi petugas
pada instalasi gizi tersebut Depkes RI, 1994. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rumah sakit adalah suatu tempat
yang terorganisasi dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien, baik yang bersifat dasar. Selain itu rumah sakit juga dapat digunakan sebagai lembaga pendidikan
bagi tenaga profesi kesehatan. Sesuai dengan batasan diatas, maka rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang memberikan
pelayanan kuratif maupun preventif serta penyelenggaraan pelayanan rawat inap dan rawat jalan juga perawatan di rumah sakit. Disamping itu, rumah sakit juga berfungsi
sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Karena itu, agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, rumah sakit harus bekerja sama dengan instansi lain
di wilayahnya, baik instansi kesehatan maupun non kesehatan. Berbagai departemeninstansi pemerintah yang bersangkutan dengan pelaksanaan
Inpres no. 20 tahun 1979, telah mengadakan latihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi para petugas gizi dalam merencanakan dan mengelola program
gizi. Pelayanan gizi rumah sakit dalam ini wadahnya adalah instalasi gizi, bertujuan untuk memberikan makanan yang bermutu, bergizi, higiene dan sanitasi yang baik pada
instalasi gizi yang sesuai dengan standar kesehatan bagi pasien, sekaligus untuk mempercepat proses penyembuhan pasien. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
penting diterapkan manajemen dalam penyelenggaraan makanan sehingga menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
makanan yang bermutu dan kebersihan makanan yang memenuhi syarat kesehatan Rachmat, R Hapsara Habbit , 2004.
Dalam aspek manajemen langkah pertama dilakukan adalah menerapkan perencanaan. Strategi penyusunan perencanaan tersebut dilakukan oleh kepala instalasi
gizi rumah sakit tersebut, yaitu meliput i perencanaan mengenai tenaga yang bekerja khusus berhubungan dengan penyelengaraan makanan yang akan diolah, perencanaan
mengenai kebutuhan bahan-bahan makanan, dan perencanaan mengenai peralatan yang digunakan dalam pengolahan makanan. Kepala instalasi gizi harus mempunyai
kemampuan manajemen yang baik dalam mengatur sumber daya manusia yang ada, membuat perencanaan yang baik sehingga kebutuhan yang diperlukan dapat tersedia di
dalam pengelolaan gizi pasien Arifin dan P. Heru A, 2006. Rumah sakit umum RSU Artha Medica Binjai adalah rumah sakit yang terletak
pada kota Binjai. Rumah sakit umum Artha Medica berdiri pada tanggal 12 juni 2008, rumah sakit ini telah berdiri lebih dari 1 tahun. Dilihat dari lama berdirinya rumah sakit
ini, dapat di bandingkan dengan rumah sakit swasta yang ada di kota Binjai. RSU Artha Medica terletak pada posisi yang sangat strategis dan memiliki pelayanan kesehatan dan
fasilitas cukup lengkap dibandingkan dari rumah sakit umum swasta yang ada di kota Binjai. Salah satu fasilitas rumah sakit umum Artha Medica terdapat instalasi gizi yang
berguna untuk mengatur diet dan pasca penyembuhan pasien. Instalasi gizi di RSU Artha Medica Binjai memiliki ruang yang cukup luas,
terlihat perencanaan penyelenggaraan makanan dan pengelolaan makanannya. Dimulai dari fasilitas yang lengkap, dengan pengadaan makanan yang cukup lengkap. Jika dilihat
dari cara penyelenggaraan makanan yang ada di instalasi gizi RSU Artha Medica
Universitas Sumatera Utara
mempunyai kelemahan yaitu dalam higiene dan sanitasi maka Instalasi gizi RSU Artha Medica Binjai. Maka, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang higiene
dan sanitasi dalam penyelenggaraan makanan di instalasi gizi RSU Artha Medica Binjai.
1.2. Perumusan Masalah