saham Y
diperdagangkan selama tahun berjalan Rasio
E. Metode dan Teknik Analisis Data
1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Menurut Gozali 2005: 110,”Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu memiliki distribusi normal”. Seperti diketahui bahwa
uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada
dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analsis grafik dan uji statistik.
1 Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel
yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Universitas Sumatera Utara
2 Analisis Statistik
Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residua l adalah uji statistik non-parametrik. Kolmogorov-smirnovK-S. Uji KS dibuat
dengan membuat hipotesis : Ho : data residua l berdistribusi normal,
Ha : data residual tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol. Multikolineritas dapat juga dilihat dari 1 nilai
tolerance dan lawannya 2 variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
tinggi karena VIF=1 tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10.
c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Erlina 2007:108 menyatakan “jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
Universitas Sumatera Utara
lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya, jika varians berbeda, maka disebut heterokedasitas”. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat grafik Scatterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan
heteroskedastisitas, antara lain:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit,
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau
terjadi homoskedastisitas. Menurut Gozali 2005:107 ”analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang
cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting”. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh
sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil”. Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas, antara lain: 1. Uji Park,
2. Uji Glejser. d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
Universitas Sumatera Utara
sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut
waktu times series karena ”ganguan” pada seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi ”gangguan” pada individu kelompok yang sama pada periode
berikutnya.
Pada data crossection silang waktu, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena ”gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu .
Kelompok yang berbeda berasal dari invidu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara yang
dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi di antaranya adalah dengan Uji Durbin Watson pada buku stastistik relevan. Menurut Sunyoto
2009:91, Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1 angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2 angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
2. Uji Hipotesis Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, dengan
persamaan sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Dimana:
Y = Variable dependen Pertumbuhan Laba = PL a = Konstanta
Universitas Sumatera Utara
X
1
= Variabel independen 1 CAR X
2
= Variabel independen 2 BOPO b
1
= Koefisien regresi CAR b
2
= Koefisien regresi BOPO e = Tingkat error
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji koefisien determinasi, uji F dan uji t.
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel
dependen,. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang crossection relative rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing
pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu Time series biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Koefisien determinan berkisar
antara nol sampai dengan satu 0 ≤ R² ≤ 1. Hal ini berarti R²=0 menunjukkan
tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R² semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R² semakin kecil
Universitas Sumatera Utara
mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
b. Uji F
Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama – sama
terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya :
Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha: b1, b2, ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas 0.05, maka Ha diterima Jika probabilitas 0.05, maka Ha ditolak
c. Uji t Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini
menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadapn variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah : Ho:b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap
variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas 0.05 maka Ha diterima Jika probabilitas 0.05, maka Ha ditolak.
F. Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian Jan, 2010
Feb-Mar 2010
Mei 2010
Jul-Agt 2010
Sept 2010
Pengajuan judul Bimbingan dan
perbaikan proposasal
Seminar Proposal Pengumpulan Data
Pengelolahan dan analisis data
Bimbingan skripsi Penyelesaian
skripsi
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisis Statistik Deskriptif