Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS, LABA AKUNTANSI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTURYANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

IRMA SYAFITRI TARIGAN 090503076

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2 April 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Nama : Irma Syafitri Tarigan NIM : 090503076


(3)

ABSTRAK

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS, LABA AKUNTANSI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAMTERHADAP PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh komponen arus kas, laba akuntansi, dan ukuran perusahaan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komponen arus kas, laba akuntansi, dan ukuran perusahaan terhadap return saham. Hipotesis dalam penelitian ini adalah komponen arus kas, laba akuntansi, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI selama periode 2009-2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh 30 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara komponen arus kas, laba akuntansi, dan ukuran perusahaan dengan return saham. Analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komponen arus kas, laba akuntansi, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Kata Kunci: Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Arus Kas dari Aktivitas Investasi, Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan, Laba Akuntansi, Ukuran Perusahaan, Return Saham


(4)

ABSTRACT

THE EFFECT OF COMPONENTS OF CASH FLOW, PROFIT, AND FIRM SIZE ON STOCK RETURNS LISTED MANUFACTURING COMPANY IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)

Formulation of the problem in this research is the extent to which the influence of components of cash flow, profit, and firm size to stock returns listed manufacturing company in Indonesia stock exchange (idx). The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of components of cash flow, profit, and firm size to stock returns. The hypothesis of this research is components of cash flow, profit, and firm size to stock returns.

This research is a kind of causal research and are replicating the previous study with the study population are manufacturing companies listed on the Stock Exchange during the period 2009-2011. Sample selection is done by purposive sampling method and acquired 30 companies sampled. The data used are secondary data. This study analyzes the relationship between the effects of components of cash flow, profit, and firm size to stock return. The statistical method used was multiple linear regression with the classic assumption test first.

The result indicates that components of cash flow, profit, and firm size variables have not influenced on stock returns of manufacturing company on BEI.

Keywords: Cash Flow from Operations, Cash Flow from Investments, Cash Flow from Funds, Profit, Firm Size, Stock Returns


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nya, serta tak lupa penulis mengucapkan shalawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya ke alam yang berpengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Sepanjang penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan semangat, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Yang teristimewa kedua orangtuaku, Ir. H. Burhanuddin Tarigan, M.T. dan Hj. Nursiah, S.E., M.Si. Terima kasih banyak untuk cinta, kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa doa, nasehat, dan materi yang diberikan kepada penulis. Semoga penulis dapat menjadi kebanggaan bagi keluarga. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak. selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas arahan, bimbingan, serta semangat yang telah Bapak berikan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan tepat waktu.

5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembaca. Terima kasih atas masukan dan arahan yang Bapak berikan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat terbaikku selama kuliah: Annisa Melliza, Annissa Hubby, Artika Hemdi, Cut Putri Maulidya, Fanny Arizka Andini, dan Indita Utania yang selalu memberikan dukungan, motivasi, bantuan, semangat, dan telah berbagi banyak pengalaman kepada penulis selama ini.

Teman-teman Akuntansi 2009 serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan bantuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya dengan baik.


(7)

Semoga Allah SWT membalas segala amal dan budi baik yang telah diberikan untuk penulis selama ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi perkembangan dan kemajuan Civitas Akademika.

Medan, 2 April 2013 Penulis,

Nama: Irma Syafitri Tarigan NIM: 090503076


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR……….. xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 14

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 15

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 15

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 16

Sistematika Penulisan ... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 19

2.1.1 Pengertian Pasar Modal ... 19

2.1.2 Arus Kas ... 20

2.1.2.1 Pengertian Arus Kas ... 20

2.1.2.2 Arus Kas dari Aktivitas Operasi ... 22

2.1.2.3 Arus Kas dari Aktivitas Investasi ... 25

2.1.2.4 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan ... 26

2.1.3 Laporan Laba Rugi ... 27

2.1.3.1 Definisi Laporan Laba Rugi ... 27

2.1.3.2 Kegunaan Laporan Laba Rugi ... 27

2.1.3.3 Laba Akuntansi ... 28

2.1.4 Ukuran Perusahaan ... 31

2.1.5 Saham ... 32

2.1.5.1 Pengertian Saham ... 32

2.1.5.2 Nilai Saham ... 33

2.1.5.3 Bentuk Saham ... 34

2.1.6 Return Saham ... 36

2.1.7 Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham ... 38

2.1.7.1 Pengaruh Informasi Arus Kas Operasi dengan Return Saham ... 38

2.1.7.2 Pengaruh Informasi Arus Kas Investasi dengan Return Saham ... 40

2.1.7.3 Pengaruh Informasi Arus Kas Pendanaan dengan Return Saham ... 41


(9)

2.1.7.4 Pengaruh Informasi Arus Kas dengan Return

Saham ... 42

2.1.7.5 Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dengan Return Saham ... 43

2.1.7.6 Pengaruh Ukuran Perusahaan dengan Return Saham ... 45

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 45

2.3 Kerangka Konseptual ... 47

2.4 Hipotesis Penelitian ... 49

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 50

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 50

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 51

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 51

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 53

3.5.1 Variabel Independen ... 53

3.5.2 Variabel Dependen ... 55

3.6 Teknik Analisis Data ... 56

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 56

3.6.1.1 Uji Normalitas ... 57

3.6.1.2 Uji Multikolinieritas ... 59

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 59

3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 60

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 64

4.2 Hasil Penelitian ... 64

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 64

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 66

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 66

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ... 70

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 71

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 72

4.2.3 Uji Analisis Regresi Berganda ... 73

4.3 Pengujian Hipotesis ... 76

4.3.1 Hasil Uji – T (Uji Parsial) ... 76

4.3.2 Hasil Uji – F (Uji Simultan) ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 83


(10)

DAFTAR PUSTAKA ... 85 LAMPIRAN ... 88


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Konsep Laba ... 29

3.1 Daftar Nama Sampel Perusahaan dalam Penelitian ... 52

4.1 Statistik Deskriptif ... 65

4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ... 69

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 70

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 73

4.5 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ... 74


(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 49

4.1 Hasil Uji Normalitas Melalui Histogram ... 67

4.2 Hasil Uji Normalitas Melalui Normal P-Plots ... 68


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... ..88

2 Arus Kas dari Aktivitas Operasi ... ..89

Arus Kas dari Aktivitas Investasi ... ..90

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan... ..91

Laba Setelah Pajak ... ..92

Ukuran Perusahaan... ..93

Return Saham ... ..94

3 Tabel Konsep Laba ... ..96

4 Analisis Deskriptif ... ..97

5 Hasil Uji Normalitas Multikolinearitas ... 101

6 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 102

7 Hasil Uji Autokorelasi ... 103

8 Uji Analisis Regresi Berganda ... 104


(14)

ABSTRAK

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS, LABA AKUNTANSI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAMTERHADAP PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh komponen arus kas, laba akuntansi, dan ukuran perusahaan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komponen arus kas, laba akuntansi, dan ukuran perusahaan terhadap return saham. Hipotesis dalam penelitian ini adalah komponen arus kas, laba akuntansi, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI selama periode 2009-2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh 30 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara komponen arus kas, laba akuntansi, dan ukuran perusahaan dengan return saham. Analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komponen arus kas, laba akuntansi, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Kata Kunci: Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Arus Kas dari Aktivitas Investasi, Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan, Laba Akuntansi, Ukuran Perusahaan, Return Saham


(15)

ABSTRACT

THE EFFECT OF COMPONENTS OF CASH FLOW, PROFIT, AND FIRM SIZE ON STOCK RETURNS LISTED MANUFACTURING COMPANY IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)

Formulation of the problem in this research is the extent to which the influence of components of cash flow, profit, and firm size to stock returns listed manufacturing company in Indonesia stock exchange (idx). The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of components of cash flow, profit, and firm size to stock returns. The hypothesis of this research is components of cash flow, profit, and firm size to stock returns.

This research is a kind of causal research and are replicating the previous study with the study population are manufacturing companies listed on the Stock Exchange during the period 2009-2011. Sample selection is done by purposive sampling method and acquired 30 companies sampled. The data used are secondary data. This study analyzes the relationship between the effects of components of cash flow, profit, and firm size to stock return. The statistical method used was multiple linear regression with the classic assumption test first.

The result indicates that components of cash flow, profit, and firm size variables have not influenced on stock returns of manufacturing company on BEI.

Keywords: Cash Flow from Operations, Cash Flow from Investments, Cash Flow from Funds, Profit, Firm Size, Stock Returns


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Dunia usaha menuntut adanya informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis seiring dengan perkembangan zaman sekarang ini. Persaingan usaha yang semakin tajam, tuntutan manajemen untuk memiliki keunggulan daya saing, serta keunggulan lain dalam hal informasi laporan keuangan merupakan dampak yang cukup signifikan dalam perkembangan usaha di era globalisasi dewasa ini. Untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi para pelaku bisnis tersebut, maka akuntansi ikut berperan dalam menyediakan informasi yang diperlukan.

Bagi para investor, informasi yang disampaikan oleh manajemen perusahaan dijadikan sebagai alat analisis dan pengawasan terhadap kinerja manajemen perusahaan. Oleh karena itu, baik perusahaan kecil maupun besar, harus memanfaatkan sumber daya seefisien dan seefektif mungkin sehingga berguna untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja perusahaan. Sementara bagi manajemen, keterbukaan informasi bertujuan untuk menunjukkan keseriusan dalam mengelola perusahaan secara profesional sehingga dapat mempengaruhi para investor dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi.

Kinerja keuangan perusahaan adalah suatu tampilan tentang kondisi keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu. Menurut Keputusan


(17)

Menteri Keuangan No: 740/KMK.00/1989 tanggal 28 Juni 1989, bahwa yang dimaksud dengan kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut (Singgih, 2000: 22). Berdasarkan ketentuan tersebut, maka untuk mengetahui prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dapat dilakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam kurun waktu atau periode tertentu.

Faktor yang mencerminkan kinerja perusahaan adalah laporan keuangan yang harus dibuat oleh pihak manajemen secara teratur. Laporan keuangan adalah salah satu informasi yang penting dan dapat dipercaya oleh pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan karena laporan keuangan adalah informasi mengenai perkembangan perusahaan untuk periode tertentu. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menyajikan informasi menyangkut posisi keuangan perusahaan, laporan kinerja perubahan posisi keuangan, dan laporan arus kas. Laporan ini bermanfaaat bagi pemakai khususnya investor maupun kreditor dalam pengambilan keputusan yang bersifat ekonomis, serta menyediakan sebuah dasar bagi peramalan aliran kas masa depan suatu saham yang biasa diukur dengan menggunakan harga atau return saham (market value).

Saat ini parameter kinerja perusahaan yang mendapatkan perhatian utama dari investor dan kreditor adalah arus kas, laba, dan ukuran perusahaan. Ketika dihadapkan pada tiga ukuran kinerja perusahaan tersebut, investor harus merasa yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi


(18)

perhatian mereka adalah yang mampu secara baik menggambarkan kondisi ekonomi.

Laporan arus kas sebagai komponen penyusun laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang juga dapat menjadi perhatian investor. Laporan arus kas ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Dalam Trueblood Report, tujuan laporan keuangan no. 3 disebutkan bahwa dasar kepentingan investor dan kreditor dalam laporan keuangan adalah aliran kas perusahaan tanpa menyebutkan income bersih. Kepentingan investor dan kreditor atas informasi aliran kas meliputi jumlah, waktu, dan tingkat ketidakpastiannya (Belkaoui, 2000: 129).

Kandungan informasi laporan arus kas dapat diukur dengan menggunakan kekuatan hubungan antara arus kas dengan harga atau return saham. Informasi laporan arus kas akan dikatakan mempunyai makna apabila dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan oleh investor. Apabila dengan dipublikasikan laporan arus kas menyebabkan investor pasar modal bereaksi melakukan pembelian atau penjualan saham yang selanjutnya tercermin dalam harga saham, berarti laporan arus kas mempunyai kandungan informasi.

Bowen et al. (1986) menyatakan bahwa manfaat dari laporan arus kas adalah untuk memprediksi kegagalan, menaksir risiko, memprediksi


(19)

pemberian pinjaman, penilaian perusahaan, dan memberikan informasi tambahan pada pasar modal. T.A. Lee, B.E. Hick, dan R.H. Ashton dalam Harahap (2001: 242) menyatakan bahwa informasi yang disajikan cash flow accounting lebih bermanfaat dalam menilai atau menganalisis keputusan, baik tentang investasi saham maupun untuk tujuan peramalan arus kas lainnya.

Informasi penting lainnya yang dapat digunakan oleh investor untuk menilai kinerja perusahaan adalah laba. Dalam Statement of Financial

Accounting Concepts (SFAC) No. 1 dinyatakan dengan jelas bahwa

pentingnya informasi laba selain untuk menilai kinerja manajemen dapat pula digunakan untuk memprediksi kemampuan laba serta menaksir risiko dalam investasi dan kredit. Keberadaan informasi laba dan arus kas dipandang oleh pemakai informasi sebagai suatu hal yang saling melengkapi guna mengevaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Jika perusahaan bisa memperoleh laba yang besar maka secara teoritis perusahaan mampu membagikan deviden yang makin besar. Teori keuangan mengatakan bahwa laba tidak perlu dibagikan sebagai deviden jika perusahaan bisa menggunakan laba tersebut dengan menguntungkan. Uraian tersebut menunjukkan bahwa kalau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka harga saham meningkat. Maka dari itu, informasi tentang laba perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap return saham. Laba tahunan memiliki kandungan informasi, apabila pengumuman laba akan menyebabkan perubahan reaksi investor terhadap distribusi aliran


(20)

kas di masa yang akan datang, akan menyebabkan perubahan return saham. Secara umum, semakin banyak kinerja suatu perusahaan, semakin tinggi laba usahanya, dan semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemegang saham.

Wilson (1986, 1987) dan Bowen et al. (1986) menguji kandungan informasi arus kas dan laba akrual dengan return saham. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya kandungan informasi pada data arus kas. Laporan arus kas harus disajikan dengan memerinci komponen-komponen arus kas dari aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Pembedaan komponen-komponen arus kas ini penting karena tiap-tiap komponen tersebut dianggap mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return sekuritas. Livnat dan Zarowin dalam Kumalahadi (2003) menemukan bukti bahwa komponen-komponen arus kas dari aktivitas operasi dan pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan return saham. Sebaliknya, komponen-komponen arus kas dari aktivitas investasi tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan return saham. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa informasi laba dan atau informasi arus kas secara signifikan memiliki hubungan dengan return saham. Karena keberadaan informasi laba sudah lebih dulu diteliti dibandingkan dengan informasi arus kas, ada kemungkinan keberadaan informasi arus kas adalah sebagai tambahan informasi yang dapat memperkuat hubungan itu dalam bentuk sebagai variabel pemoderasi.


(21)

Karakteristik perusahaan juga dapat mempengaruhi besarnya total return yang diperoleh investor dalam investasi saham. Fama dan French (1992) membagi perusahaan berdasarkan ukurannya (firm size), yaitu besar (big) dan kecil (small) serta berdasarkan perbandingan nilai buku terhadap nilai pasar perusahaan (book to market rasio), yaitu tinggi (high) dan rendah (low). Investor sering menggunakan firm size sebagai indikator apakah mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dengan ukuran lebih besar dipandang lebih tahan krisis sehingga akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal. Perusahaan besar dinilai kurang memberikan laba yang besar tetapi memiliki kepastian dalam hal perolehan keuntungan.

Firm size atau ukuran suatu perusahaan dapat dinilai dari beberapa aspek seperti total aset dan kapitalisasi pasar (market capitalization). Market capitalization mencerminkan nilai kekayaan perusahaan saat ini. Market capitalization merupakan suatu pengukuran terhadap firm size yang didasarkan atas jumlah saham yang beredar dan harga per lembar saham tersebut. Fama dan French (1992) menempatkan saham-saham ke salah satu dari sepuluh portofolio setelah memeringkat mereka di akhir bulan Juni berdasarkan ukuran perusahaan kemudian mereka mengikuti return bulanan portofolio tersebut dari Juli 1963 - Desember 1990, ternyata hasilnya adalah


(22)

terdapat hubungan terbalik antara ukuran perusahaan dengan return rata-rata (average return).

Barbee (1996) melakukan penelitian mengenai hubungan firm size dengan return saham, dan hasilnya ditemukan bahwa terdapat kecenderungan saham-saham perusahaan yang berukuran kecil memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan return yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan besar, ini dikenal dengan anomali size effect, akan tetapi pada perusahaan manufaktur di Indonesia teori tersebut tidak selamanya berlaku, adakalanya saham perusahaan besar justru memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan saham perusahaan kecil.

Hasil lain ditemukan oleh Harowitz Loughran, Savin (2000) yang melakukan pengujian hubungan ukuran perusahaan (firm size) dengan return. Dengan menggunakan metode analisis Sp line regression, cross sectional regression dan annual compound return, diketahui bahwa dari tiga metode pengukuran tersebut tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan return.

Pasar modal dalam aktivitasnya menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Pasar modal disebut memiliki fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) ke pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan


(23)

(return). Pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal disebut memiliki fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Pasar modal memiliki sejumlah sifat khas apabila dibandingkan dengan pasar yang lain. Salah satu sifat khas tersebut adalah ketidakpastian akan kualitas produk yang ditawarkan. Misalnya, suatu perusahaan yang mengeluarkan obligasi beberapa saat kemudian gagal membayar bunga dan utang pokoknya. Atau perusahaan yang semula tidak diperhitungkan ternyata memiliki tingkat laba yang tinggi sehingga mampu membayar bunga obligasi, pokok pinjaman, bahkan mampu memberikan dividen yang cukup tinggi bagi para pemegang saham (Hastuti, 1998 dalam Ninna Daniati dan Suhairi, 2006). Situasi ketidakpastian ini mendorong investor yang rasional untuk selalu mempertimbangkan risiko dan expected return setiap sekuritas yang secara teoritis berbanding lurus. Semakin besar expected return maka tingkat risiko yang melekat juga semakin besar. Gambaran risiko dan expected return dari suatu saham dapat dinilai berdasarkan informasi baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif (Kurniawan, 2000 dalam Ninna Daniati dan Suhairi, 2006). Selain itu berbagai pertimbangan dan analisa yang akurat perlu dilakukan investor sebelum membeli, menjual,


(24)

atau menahan saham untuk mencapai tingkat return optimal yang diharapkan (Indriani, 2005 dalam Ninna Daniati dan Suhairi, 2006).

Suatu informasi dianggap informatif jika informasi tersebut mampu mengubah kepercayaan (beliefs) para pengambil keputusan. Adanya suatu informasi yang baru akan membentuk suatu kepercayaan yang baru di kalangan para investor. Kepercayaan ini akan mengubah harga melalui perubahan demand dan supply surat-surat berharga (Hastuti, 1998 dalam Ninna Daniati dan Suhairi, 2006). Dengan kata lain, suatu informasi dikatakan memiliki kandungan (content) jika pasar menyerap informasi dengan cepat dan terefleksikan pada perubahan harga pasar.

Seorang investor harus memiliki perencanaan investasi yang efektif agar memperoleh keuntungan di pasar modal. Perencanaan ini meliputi pertimbangan keputusan yang diambil untuk mengalokasikan dana yang dimiliki dalam bentuk aktiva tertentu dengan harapan mendapat keuntungan ekonomis di masa mendatang. Investasi merupakan penanaman modal satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu panjang dengan harapan akan memperoleh return baik berupa dividen maupun capital gain. Dalam mempertimbangkan keputusannya untuk berinvestasi dalam bentuk saham, investor membutuhkan berbagai informasi mengenai perusahaan issuer.

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber utama informasi keuangan yang penting bagi sejumlah pengguna dalam pengambilan


(25)

keputusan ekonomi. Laporan keuangan perusahaan dapat digunakan para investor untuk memprediksi sekuritas saham. Sekuritas saham sangat dipengaruhi oleh besarnya aliran imbal hasil (return) yang akan diperoleh perusahaan di masa mendatang. Agar keputusan investasi dapat memuaskan investor, maka diperlukan adanya suatu analisis sekuritas dalam upaya melakukan penetapan harga efek yang wajar.

Investor harus mampu menyusun perkiraan harga sekuritas yang akan dibeli ataupun dijual dari informasi laporan keuangan yang ada, agar harga tersebut dapat mencerminkan nilai intrinsik yang sebenarnya. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini di antaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain, return memiliki peran yang signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi.

Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan bagi investor, kreditor, dan pengguna lainnya. Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditor dari laporan keuangan ini adalah laba dan arus kas. Pada saat dihadapkan pada


(26)

dua ukuran kinerja akuntansi keuangan tersebut, investor dan kreditor harus yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian mereka adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi perusahaan serta prospek pertumbuhan di masa depan dengan lebih baik. Return saham merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur peramalan aliran kas masa depan tersebut.

Di Indonesia investor dapat melakukan investasi saham dengan cara membeli saham-saham perusahaan (emiten) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dikelompokkan berdasarkan sektor usaha yang dilakukan, salah satunya adalah sektor manufaktur. Sektor manufaktur merupakan kelompok emiten yang terbesar dibandingkan sektor lain. Perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur juga merupakan emiten yang sahamnya paling aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Sebelum memutuskan membeli atau menjual saham, para investor tentunya sangat memerlukan tersedianya informasi. Informasi-informasi tersebut diperlukan untuk dapat memprediksi besarnya return saham yang akan diterima dari investasi yang dilakukan. Informasi yang dimaksudkan terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dan memiliki pengaruh terhadap return saham. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, komponen arus kas, laba akuntansi, dan firm size adalah beberapa faktor yang diduga memiliki hubungan dengan return saham yang dihasilkan.


(27)

Penelitian mengenai arus kas dan hubungannya dengan return saham di antaranya dilakukan oleh Miller dan Rock (1985). Hasil studi ini menemukan hubungan bahwa peningkatan arus kas masa yang akan datang mempunyai pengaruh positif dengan return saham pada saat pengumuman investasi baru, dan pasar akan bereaksi negatif terhadap arus kas pendanaan. Triyono (2000) menguji hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham memperoleh kesimpulan bahwa pembedaan komponen aliran kas seperti yang disyaratkan dalam PSAK No. 2 mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return saham. Kusuma (2004) menguji kandungan informasi tambahan dari laba dan arus kas pada perusahaan manufaktur membuktikan bahwa perubahan arus kas operasi memiliki kandungan informasi tambahan dalam memprediksi return saham.

Livnat dan Zarowin (1990) yang menguji hubungan antara arus kas dan laba akrual dengan return saham. Pengujian dengan analisis berganda berhasil membuktikan bahwa komponen arus kas mempunyai hubungan positif lebih kuat dengan return saham dibandingkan total arus kas atau laba akrual dengan return saham. Utari (2006) menguji kandungan informasi laba dan arus kas guna pengambilan keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta. Hasil analisis menunjukkan bahwa arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, serta laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham. Arus kas dari aktivitas operasi dan pendanaan serta laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham, dengan arus kas


(28)

operasi memiliki pengaruh paling signifikan. Ali (1994) menguji kandungan informasi dari laba, modal kerja dari operasi, dan arus kas dengan menggunakan regresi linear dan non linear. Hasil analisis berdasarkan model linear menunjukkan bahwa arus kas relatif tidak memiliki kandungan informasi dibandingkan dengan variabel laba dan modal kerja dari operasi. Hasil yang diperoleh dari model non linear mendukung adanya hubungan dengan return saham dengan tiga variabel tersebut.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Ninna Daniati dan Suhairi (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham pada Industri Textile dan Automotive yang Terdaftar di BEJ. Hasil penelitian diperoleh bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap Expected Return Saham; Arus kas investasi berpengaruh negatif terhadap Expected Return Saham; Laba kotor berpengaruh positif terhadap Expected Return Saham; dan Size berpengaruh negatif terhadap Expected Return Saham.

Penelitian lain yang mendukung dalam penelitian ini antara lain dilakukan oleh Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan (2004) yang memperoleh hasil bahwa variabel arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. Miranda Octora, Yuliana Salim, dan Thio Anastasia Petrolina (2005) memperoleh hasil bahwa arus kas operasional berpengaruh positif terhadap return saham. Penelitian oleh Poppy Dian Indira Kusuma (2005) memperoleh hasil bahwa


(29)

laba tidak berpengaruh terhadap return saham sedangkan arus kas operasional berpengaruh terhadap return saham. Dari hasil penelitian di atas terlihat adanya research gap atau perbedaan hasil penelitian, dimana penelitian oleh Ninna Daniati dan Suhairi (2006) memperoleh bahwa arus kas operasional tidak berpengaruh terhadap return saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pradhono dan Yulius JogiChristiawan (2004), Miranda Octora, Yuliana Salim, dan Thio Anastasia Petrolina (2005) serta Poppy Dian Indira Kusuma (2005) memperoleh hasil bahwa variabel arus kas operasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap return saham.

Berdasarkan penjelasan dan fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk mempelajari, membahas serta melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Tahun 2009 - 2011”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalahnya, yaitu:

1. Apakah arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh secara siginifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(30)

2. Apakah arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh secara siginifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh secara siginifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah informasi laba akuntansi berpengaruh secara siginifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara siginifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

6. Apakah komponen arus kas, laba akuntansi, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui pengaruh antara arus kas dari aktivitas operasi terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(31)

2. untuk mengetahui pengaruh antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. untuk mengetahui pengaruh antara arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. untuk mengetahui pengaruh antara informasi laba akuntansi terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5. untuk mengetahui pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1.3.2.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi keuangan.

1.3.2.2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pihak Manajemen

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen perusahaan sebagai masukan atau dasar untuk meningkatkan kinerja


(32)

perusahaan yang dapat dilihat dari rasio keuangan yang baik, bahwa rasio keuangan yang baik menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

b. Bagi Pembaca dan Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan lebih luas tentang pasar modal. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi dan bahan kajian dalam penelitian yang lebih luas.

c. Bagi Penulis

Bagi penulis penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang pasar modal dan metodologi penelitian. Selain itu penelitian ini sangat berguna terutama dalam mengembangkan teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dengan kondisi nyata yang ada di pasar modal.

d. Bagi Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi Universitas Sumatera Utara, khususnya bagi mahasiswa Departemen Akuntansi. Bagi perpustakaan Universitas Sumatera Utara, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan.


(33)

1.4 Sistematika Penulisan

Bab I merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan tinjauan pustaka yang akan menjelaskan tentang pengertian pasar modal, arus kas, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, return saham, kerangka konseptual, dan hipotesis.

Bab III menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan meliputi variabel penelitian dan definisi operasional, populasi dan sampel penelitian, jenis data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV memaparkan analisis data dan pembahasan. Bab ini akan menguraikan statistik deskriptif, analisis data, dan pembahasan.


(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal

Pengertian Pasar Modal

Menurut Subagyo (1999: 102), “Pasar modal adalah pasar yang dikelola secara terorganisir dengan aktifitas perdagangan surat berharga, seperti saham, obligasi, option, warrant, right issue dengan menggunakan jasa perantara komisioner dan underwriter.” Sedangkan Anoraga dan Pakarti (2001: 74) membagi definisi pasar modal menjadi 3, yaitu:

1. Definisi dalam arti luas

Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, serta surat-surat berharga jangka panjang dan jangka pendek, primer dan tidak langsung.

2. Definisi dalam arti menengah

Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warka kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotek, dan tabungan serta deposito berjangka.


(35)

3. Definisi dalam arti sempit

Pasar modal adalah pasar terorganisir yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner, dan underwriter. Pasar modal juga dapat didefinisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun utang (bond) baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public outhorites) maupun oleh perusahaan swasta (private sector).

Dengan demikian, pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam pasar keuangan diperdagangkan semua bentuk utang modal sendiri, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang bersifat tangible maupun intangible. Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

2.1.2 Arus Kas

2.1.2.1 Pengertian Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang mengikhtisarkan penerimaan dan pengeluaran kas dari sebuah kesatuan usaha


(36)

untuk suatu periode waktu tertentu. Laporan arus kas merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang wajib untuk disampaikan oleh perusahaan yang mencatat sahamnya di bursa efek pada laporan keuangannya. Laporan arus kas sendiri berguna untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu entitas untuk satu periode. Menurut PSAK (2007: 29), laporan arus kas melaporkan tiga klasifikasi aktivitas, yaitu “laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan”. Selain itu laporan arus kas juga menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar dari masing-masing aktivitas tersebut.

Tujuan utama laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas suatu entitas selama periode tertentu. Tujuan lain adalah memberikan informasi kepada kreditor, investor, dan pemakai lainnya dalam:

1. menilai kemampuan perusahaan untuk menimbulkan arus kas bersih positif di masa yang akan datang

2. menilai kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajibannya seperti melunasi hutang kepada kreditor


(37)

3. menilai alasan tentang terjadinya perbedaan antara laba bersih dan dihubungkan dengan pembayaran dan penerimaan kas

4. menilai pengaruh transaksi kas pembelanjaan dan investasi bukan kas terhadap posisi keuangan perusahaan

Laporan arus kas melaporkan arus kas melalui tiga jenis transaksi, yaitu:

1. arus kas dari aktivitas operasi, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih.

2. arus kas dari aktivitas investasi, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi dari aktiva lancar.

3. arus kas dari aktivitas pendanaan, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan utang perusahaan.

2.1.2.2 Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (PSAK 2004 No. 2, Paragraf 12).


(38)

Arus kas dari aktivitas operasi terutama dividen merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi pendapatan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari operasi adalah: (PSAK 2004 No. 2, Paragraf 13)

1. penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa

2. penerimaan kas dari royalti, komisi, dan pendapatan lain 3. pembayaran kas kepada pemasok barang atau jasa 4. pembayaran kas kepada karyawan

5. penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klain, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya

6. pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi

7. penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

Terdapat dua metode alternatif pelaporan arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan arus kas (PSAK 2004 No.2, paragraf 17). Kedua metode tersebut adalah:


(39)

1. Metode Langsung

Metode langsung melaporkan sumber kas operasi dan penggunaan kas operasi. Sumber utama kas operasi adalah kas yang diterima dari para pelanggan. Sedangkan penggunaan utama dari kas operasi meliputi kas yang dibayarkan kepada pemasok atas barang dan jasa serta kas yang dibayarkan kepada pegawai sebagai upah. Perbedaan antara penerimaan kas dan pembayaran kas dalam suatu operasi merupakan arus kas bersih dari aktivitas operasi.

Keunggulan metode ini adalah bahwa metode ini melaporkan sumber dan penerimaan kas dalam laporan arus kas. Kelemahan utamanya adalah bahwa data yang dibutuhkan seringkali tidak mudah didapat dan biaya pengumpulan umumnya mahal.

2. Metode Tidak Langsung

Metode tidak langsung melaporkan arus kas operasi yang dimulai dengan laba bersih dan kemudian disesuaikan dengan pendapatan serta beban yang tidak melibatkan penerimaan atau pembayaran kas. Dengan kata lain, laba bersih akrual disesuaikan dengan menentukan jumlah bersih arus kas dari aktivitas. Keunggulan utama dari metode tidak langsung adalah bahwa metode ini memusatkan pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas


(40)

operasi. Dalam hal ini, metode tersebut menunjukkan hubungan antara laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas. Karena datanya dapat tersedia dengan segera, maka metode tidak langsung pada umumnya lebih mudah dibanding metode langsung.

2.1.2.3 Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah: (PSAK 2004 No. 2, Paragraf 15)

1. pembayaran uang untuk membeli aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk pengembangan yang dikapitalisasikan dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.

2. penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tidak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain.


(41)

4. uang muka pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).

5. pembayaran sehubungan dengan future contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

2.1.2.4 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klain terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah: (PSAK 2004 No. 2, Paragraf 16)

1. penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.

2. pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menebus saham perusahaan.

3. penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya.


(42)

5. pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan.

2.1.3 Laporan Laba Rugi

2.1.3.1 Definisi Laporan Laba Rugi (Statement of Income)

Laporan laba rugi (statement of income) adalah “laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu” (Kieso). Melalui definisi ini dapat disimpulkan bahwa laporan laba rugi memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau kerugian bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu. Singkatnya, laporan ini merupakan laporan hasil dari aktivitas perusahaan atau merupakan ringkasan yang logis dari penghasilan dan biaya dari suatu perusahaan untuk periode tertentu.

2.1.3.2 Kegunaan Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi digunakan untuk membantu pemakai laporan keuangan memprediksi arus kas masa depan dengan berbagai cara. Investor dan kreditor dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi untuk:

1. mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan.


(43)

3. menilai resiko ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan.

2.1.3.3 Laba Akuntansi

Laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode-periode tersebut. Menurut Belkaoui, definisi tentang laba mengandung lima sifat berikut:

1. laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.

2. laba akuntansi didasarkan pada postulat periodik laba itu, artinya merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.

3. laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.

4. laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.

5. laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.


(44)

Beberapa konsep laba, perhitungan laba, serta mereka yang membutuhkannya disusun Hendriksen (1992: 155) dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1 Tabel Konsep Laba

Konsep Laba Perhitungan Laba Penerima Informasi Value Added

(Tambahan Nilai)

Harga jual produksi dan jasa perusahaan dikurangi harga pokok barang, dan jasa yang dijual

Pegawai, pemilik, kreditor dan pemerintah

Laba Bersih Perusahaan (Enterprise Net Income)

Kelebihan hasil (revenue) dari biaya, seluruh pendapatan (gain) dan rugi. Biaya tidak termasuk bunga, pajak, dan bagi hasil.

Pemegang saham, pemegang obligasi, dan

pemerintah .

Laba Bersih Bagi Investor Sama seperti enterprise income, tetapi setelah

dikurangi pajak penghasilan.

Pemegang saham, pemegang obligasi, dan

kreditor jangka panjang.

Laba Bersih Bagi

Pemegang Sah am Residual

(Residual Equity Holders)

Laba bersih kepada pemegang saham dikurangi dividen saham preferen.

Pemegang saham biasa (sekarang dan yang potensial) terkecuali prioritas pembayaran tidak terpenuhi

Laba dalam laporan keuangan sering digunakan oleh manajemen untuk menarik calon investor dan kreditor sehingga laba sering direkayasa sedemikian rupa oleh manajemen untuk mempengaruhi keputusan akhir pihak-pihak


(45)

tersebut. Pihak internal perusahaan secara umum mempunyai lebih banyak informasi mengenai kondisi nyata perusahaan saat ini dan prospeknya di masa depan dibanding pihak eksternal. Oleh karena itu, kualitas laba akuntansi yang dilaporkan oleh manajemen menjadi pusat perhatian pihak eksternal perusahaan. FASB (Financial Accounting Standard

Board) menyatakan bahwa informasi laba yang dihitung

dengan dasar akrual biasanya dapat menunjukkan informasi prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan informasi penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas), sehingga laba dapat diinterpretasikan sebagai alat untuk mengkonfirmasi harapan-harapan investor atau pemakai lain dalam menilai kinerja perusahaan. Hal ini didasarkan asumsi bahwa investor telah memakai segala informasi yang dipublikasikan sebagai basis keputusan investasi melalui prediksi laba. Laba dipakai sebagai sarana untuk mengubah atau mengambil keputusan. Dengan kata lain, laba dipakai sebagai sarana untuk menyampaikan informasi yang sifatnya private dari suatu perusahaan, sehingga laba mengandung informasi yang lebih dari apa yang ditanggap oleh pasar, sehingga pasar dapat dikatakan akan bereaksi terhadap pengumuman laba.

Laba akuntansi merupakan ukuran kinerja perusahaan. Pentingnya informasi laba akuntansi tercantum secara jelas


(46)

dalam PSAK No. 25, yaitu: laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja suatu perusahaan selama satu periode tertentu. Informasi tentang kinerja suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut sering kali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang.

2.1.4 Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Ukuran Perusahaan adalah ukuran sebuah perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan yang menjadi sampel di dalam penelitian ini. Bentuk logaritma digunakan karena pada umumnya nilai aset perusahaan sangat besar, sehingga untuk menyeragamkan nilai dengan variabel lainnya nilai aset sampel diubah ke dalam bentuk logaritma terlebih dahulu.

Menurut Riyanto (1999:313), yaitu: “besar kecilnya perusahaan dilihat dari nilai equity, nilai penjualan, atau nilai total aktiva”. Menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil, menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan sebanyak Rp1.000.000.000.000,- (satu milyar rupiah) digolongkan ke dalam kelompok usaha kecil. Dengan adanya ketentuan ini, maka dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan di atas Rp1.000.000.000.000,- (satu


(47)

milyar rupiah) dapat dikelompokkan ke dalam industri menengah dan besar.

Selain itu, ukuran perusahaan yang didasarkan pada total

assets yang dimiliki oleh perusahaan diatur dengan ketentuan

BAPEPAM No. 11/PM/1997, yang menyatakan bahwa:

“Perusahaan menengah atau kecil adalah perusahaan yang memiliki jumlah kekayaan (total assets) tidak lebih dari 100 milyar rupiah”.

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki perusahaan, karena total aktiva perusahaan bernilai milyaran rupiah, maka hal ini dapat disederhanakan dengan mentransformasikannya ke dalam logaritma natural. Menurut Trisnadewi (2012: 58), ukuran perusahaan juga dapat dihitung dengan:

����=���� �����������

2.1.5 Saham

2.1.5.1 Pengertian Saham

Salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal adalah saham. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan penerbitnya (Ang, 1997: 11). Saham dapat diperjualbelikan pada bursa efek, yaitu


(48)

tempat yang dipergunakan untuk memperdagangkan efek sesudah pasar perdana. Penerbitan surat berharga saham akan memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan perbankan.

2.1.5.2 Nilai Saham

Menurut Ang (1997: 6), nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi atas tiga kelompok:

1. Par Value (Nilai Nominal)

Par value atau disebut juga stated value atau face value atau menurut bahasa Indonesia disebut sebagai nilai nominal. Nilai nominal suatu saham adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi. Nilai ini tidak digunakan untuk mengukur sesuatu.

2. Base Price (Nilai Dasar)

Nilai dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan nilai pasar suatu saham yang dipergunakan di dalam perhitungan indeks harga saham. Nilai dasar suatu saham baru merupakan nilai perdananya. Nilai dasar ini dapat berubah sesuai aksi emiten yang dilakukan.

3. Market Price (Nilai Pasar)

Nilai pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena nilai pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Apabila pasar bursa


(49)

efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.

2.1.5.3 Bentuk Saham

Bentuk saham dapat dikelompokkan dalam tiga kategori saham berdasarkan hak tagih, berdasarkan peralihan hak, dan berdasarkan kinerja (Darmadji dan Hendi, 2001: 6). 1. Berdasarkan hak tagih atau klaim:

a. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah jenis saham yang memiliki hak klaim berdasar laba/rugi yang diperoleh perusahaan. Pemegang saham biasa mendapat prioritas paling akhir dalam hal pembagian deviden dan penjualan asset perusahaan jika terjadi likuidasi.

b.Saham Preferen (Prefered Stock)

Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antar obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki.

2. Berdasarkan peralihan hak:

a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)


(50)

memiliki karakteristik tidak tercantum nama pemilik, dengan tujuan agar saham tersebut dapat dengan mudah dipindahtangankan dari suatu investor ke investor lainnya. Secara hukum, bahwa siapa yang memegang saham tersebut maka dialah diakui sebagai pemiliknya. b.Saham Atas Nama (Registered Stock )

Saham atas nama mencantumkan nama dari pemilik saham pada lembar saham. Saham atas nama juga dapat dipindahtangankan tetapi harus melalui prosedur tertentu.

3. Berdasarkan kinerja saham: a. Blue Chip Stock

Blue chip stock merupakan saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.

b. Income Stock

Income stock merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

c. Growth Stock


(51)

emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

d. Speculative Stock

Speculative stock adalah saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.

e. Counter Cyclical Stock

Counter cyclical stock merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

2.1.6 Return Saham

Menurut Robert Ang (1997: 20-2), “return merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya”.

Dengan demikian, return adalah suatu tingkat pengembalian baik keuntungan atau kerugian dari investasi yang dilakukan oleh investor. Pengembalian bagi pemegang saham dapat berupa penerimaan deviden tunai ataupun adanya harga perubahan saham pada suatu periode.


(52)

Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor (pemodal) tidak akan melakukan investasi. Jadi setiap investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang, mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan yang disebut sebagai return, baik langsung maupun tidak langsung.

Komponen return terdiri dari dua jenis, yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain (keuntungan selisih harga).

Current income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui

pembayaran yang bersifat periode seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen, dan sebagainya. Disebut sebagai pendapatan lancar, maksudnya adalah keuntungan yang diterima biasanya dalam bentuk kas atau setara kas, sehingga dapat diuangkan secara cepat, seperti bunga / jasa giro dan dividen tunai.

Komponen kedua dari return adalah capital gain, yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dengan harga beli saham dari suatu instrumen investasi. Capital gain sangat tergantung dari harga pasar instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen investasi harus diperdagangkan di pasar. Dengan adanya perdagangan maka akan timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi yang memberikan capital gain. Besarnya capital gain dilakukan dengan analisis return historis yang terjadi pada periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan (expected return). Expected return


(53)

merupakan return (tingkat kembalian) yang diharapkan oleh investor atas suatu investasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.

Faktor yang mempengaruhi return suatu investasi meliputi faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan meliputi kualitas dan reputasi manajemen, struktur permodalan, struktur hutang, tingkat laba yang dicapai, dan kondisi intern lainnya di dalam perusahaan.

Rumus untuk menghitung estimasi hasil yang diharapkan (expected return) menurut Sunariyah (2000) dapat dilihat sebagai berikut:

2.1.7 Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham

2.1.7.1 Pengaruh Informasi Arus Kas Operasi dengan Return

Saham

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities), umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang


(54)

mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.

Livnat dan Zarowin (1990) dalam Ninna Daniati (2006) yang menguji komponen arus kas menemukan bukti bahwa komponen arus kas mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan expected return saham dibanding hubungan total arus kas dengan return. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ninna Daniati (2006) yang memperoleh hasil tidak adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi terhadap expected return saham.

Secara teori, semakin tinggi arus kas operasional perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula nilai expected return saham. Sebaliknya, semakin rendah arus kas operasional perusahaan maka semakin kecil kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected return saham.


(55)

2.1.7.2 Pengaruh Informasi Arus Kas Investasi dengan Return

Saham

Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan aktiva jangka panjang produktif. Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.

Miller dan Rock (1985) dalam Ninna Daniati (2006) melakukan pengujian mengenai pengaruh investasi pada expected return saham. Hasil studi ini menemukan bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang dan mempunyai pengaruh positif dengan expected return saham pada saat pengumuman investasi baru. Penelitian yang dilakukan oleh Ninna Daniati (2006) memperoleh hasil adanya pengaruh yang signifikan dan negatif antara arus kas investasi terhadap expected return saham.

Secara teori, semakin tinggi arus kas investasi perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada


(56)

perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula nilai expected return saham. Sebaliknya, semakin rendah arus kas investasi perusahaan maka semakin kecil kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected return saham.

2.1.7.3 Pengaruh Informasi Arus Kas Pendanaan dengan Return

Saham

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.

Miller dan Rock (1985) dalam Ninna Daniati (2006) dengan signaling theory menjelaskan bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap pengumuman pendanaan dari kas karena akan berpengaruh terhadap arus kas dari operasi yang lebih rendah untuk masa yang akan datang. Selain itu ia juga mengidentifikasi adanya sinyal lain yang berpengaruh terhadap arus kas dari pendanaan, yaitu perubahan dividen yang sangat erat hubungannya dengan expected return saham. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ninna Daniati (2006) belum berhasil membuktikan adanya pengaruh yang signifikan dan


(57)

positif antara arus kas pendanaan terhadap expected return saham.

Secara teori, semakin tinggi arus kas pendanaan perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula nilai expected return saham. Dan sebaliknya, semakin rendah arus kas pendanaan perusahaan maka semakin kecil kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected return saham.

2.1.7.4 Pengaruh Informasi Arus Kas dengan Return Saham

Arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu periode. Tujuan utama laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas suatu entitas selama periode tertentu. Tujuan lain adalah memberikan informasi kepada kreditor, investor, dan pemakai lainnya dalam menentukan kemampuan perusahaan untuk menimbulkan arus kas bersih positif di masa yang akan datang, menentukan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajibannya seperti melunasi hutang kepada kreditor, menentukan alasan tentang terjadinya perbedaan antara laba bersih dan dihubungkan dengan pembayaran dan penerimaan


(58)

kas serta menentukan pengaruh transaksi kas pembelanjaan dan investasi bukan kas terhadap posisi keuangan perusahaan.

2.1.7.5 Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dengan Return Saham

Laba adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan biaya barang terjual. Biaya barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan yang untuk perusahaan pemanufakturan, mulai dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, dan hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual.

Febrianto (2005) dalam penelitiannya yang menguji angka laba mana antara laba kotor, laba operasi, dan laba bersih yang direaksi lebih kuat oleh investor dan seberapa signifikan perbedaan reaksi pasar terhadap ketiga angka laba tersebut. Penelitian Febrianto (2005) ini menyimpulkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan harga saham yang sangat erat pula hubungannya dengan expected return saham. Laba kotor lebih terkendali oleh manajemen karena rekening cost barang terjual menentukan daya saing produk di pasar. Manajemen pasti berusaha untuk mengendalikan biaya tersebut pada tingkat yang rendah agar produk bisa dijual dengan harga


(59)

yang kompetitif. Rekening yang membentuk biaya barang terjual pun relatif bebas dari pilihan metode akuntansi, jikapun ada itu hanya pilihan antara FIFO dan LIFO yang di dalam penelitian dibuktikan tidak mempengaruhi keputusan investor dan masalah pembebanan biaya overhead pabrik yang sebenarnya tidak terlalu mengubah nilai akhir biaya barang terjual. Metode ABC dan Just in Time misalnya, adalah bukti bahwa manajemen berusaha keras untuk mengendalikan biaya barang terjual.

Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal dari dua angka laba lainnya, artinya perhitungan angka laba kotor akan menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibanding angka laba lainnya. Karena semakin detail perhitungan suatu angka laba akan semakin banyak pilihan metode akuntansi sehingga semakin rendah kualitas laba. Hasil penelitian yang dilakukan Ninna Daniati (2006) diperoleh hasil adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara laba kotor terhadap expected return saham.

Secara teori, semakin besar laba yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi minat investor untuk berinvestasi di perusahaan, sehingga semakin besar pula nilai expected return saham. Dan sebaliknya, semakin kecil laba


(60)

yang diperoleh perusahaan maka semakin kecil minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expectedreturn saham.

2.1.7.6 Pengaruh Ukuran Perusahaan dengan Return Saham

Ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Perusahaan dengan firm size kecil cenderung mempunyai return yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan dengan firm size yang lebih besar, fenomena ini biasa disebut dengan size effect. Di dalam penelitian Banz (1981) dinyatakan bahwa saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang rendah atau memiliki firm size kecil dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibanding saham dengan firm size yang lebih besar. Jadi secara umum, dapat dinyatakan adanya suatu hubungan negatif antara tingkat pengembalian saham dengan ukuran perusahaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

a. Penelitian Ninna Daniati dan Suhairi (2006)

Penelitian Ninna Daniati dan Suhairi (2006) dengan judul penelitian “Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham Pada Industri Textile dan Automotive yang Terdaftar di BEI”. Hasil penelitian


(61)

diperoleh bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap Expected Return Saham; Arus kas investasi berpengaruh negatif terhadap Expected Return Saham; Laba kotor berpengaruh positif terhadap Expected Return Saham; dan Size berpengaruh negatif terhadap Expected Return Saham.

b. Penelitian Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan (2004)

Penelitian Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan (2004) dengan judul penelitian “Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang Diterima Oleh Pemegang Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ)” dengan mengambil sampel pada perusahaan publik di BEJ tahun 2000 – 2002. Hasil penelitian diperoleh bahwa variabel arus kas operasi dan earning berpengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. Sedangkan economic value added dan residual income tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

c. Penelitian Miranda Octora, Yuliana Salim, dan Thio Anastasia Petrolina (2005)

Penelitian Miranda Octora, Yuliana Salim, dan Thio Anastasia Petrolina (2005) dengan judul penelitian “Analisa Pengaruh Penilaian Kinerja dengan Konsep Konvensional dan Konsep Value Based terhadap Rate of Return”. Sampel penelitian mengambil 50 perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 2001. Hasil penelitian diperoleh bahwa arus kas operasional berpengaruh positif terhadap return saham, sedangkan economic value added tidak berpengaruh terhadap return saham.


(62)

d. Penelitian Poppy Dian Indira Kusuma (2005)

Penelitian Poppy Dian Indira Kusuma (2005) dengan judul penelitian “Nilai Tambah Kandungan Informasi Laba dan Arus Kas Operasi”. Penelitian menggunakan periode 1995-2000 pada perusahaan yang terdaftar di BEJ. Hasil penelitian diperoleh bahwa laba tidak berpengaruh terhadap return saham, sedangkan arus kas operasional berpengaruh terhadap return saham.

2.3 Kerangka Konseptual

Arus kas operasi merupakan aktivitas penghasil utama perusahaan dan aktivitas lain yang bukan dari aktivitas investasi dan pendanaan. Semakin besar arus kas dari aktivitas operasi maka semakin besar ketertarikan investor untuk berinvestasi, karena investor menganggap semakin besar arus kas perusahaan maka akan semakin mudah perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan,melunasi pinjaman, dan membayar deviden.

Arus kas dari aktivitas investasi merupakan aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang tersebut. Arus kas dari aktivitas investasi memiliki hubungan positif dengan return saham yang berarti pula berhubungan dengan return yang diharapkan. Semakin banyak investasi yang terjadi pada perusahaan maka semakin besar pula sumber daya


(63)

untuk menghasilkan pendapatan di masa yang akan datang. Dengan demikian investor akan tertarik untuk berinvestasi dan harga saham akan naik sehingga return saham akan naik pula.

Arus kas dari aktivitas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan yang meliputi hasil dari penerbitan surat berharga ekuitas, seperti saham biasa. Semakin tinggi arus kas masuk dari pendanaan berarti jumlah hutang dan beban bunga yang harus dibayarkan kepada pihak eksternal semakin meningkat pula, hal ini akan mengurangi laba maupun deviden yang akan diterima investor sehingga investor cenderung akan merespon negatif, dimana hal ini direfleksikan terhadap return perusahaan akan cenderung turun.

Laporan laba rugi memuat banyak angka laba, yaitu laba kotor, laba operasi, dan laba bersih. Ada juga laba akuntansi, yang kesemuanya mempunyai tujuan untuk mengukur tingkat efisiensi kinerja perusahaan. Laba akuntansi di sini diproksi dari laba bersih setelah pajak, semakin tinggi laba yang terjadi maka semakin tinggi pula return.

Ukuran perusahaan adalah ukuran sebuah perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan yang menjadi sampel di dalam penelitian ini.

Dari uraian di atas, peneliti akan menggambarkan kerangka konseptual dalam penelitian ini sebagai berikut:


(64)

H1

H2

H3

H4

H5

H6 Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dari kerangka konseptual yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap return saham.

H2: arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh terhadap return saham.

H3: arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh terhadap return saham.

H4: laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham.

H5: ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham.

H6: komponen arus kas, laba akuntansi, dan ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap return saham. Arus Kas dari Aktivitas Operasi (X1)

Arus Kas dari Aktivitas Investasi (X2)

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (X3)

Laba Akuntansi (X4)

Ukuran Perusahaan (X5)

Return Saham (Y)


(65)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk memerinci hubungan antara variabel dalam suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisa hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya (Umar, 2003: 30). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: komponen arus kas, laba akuntansi, dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen, dan return saham sebagai variabel dependen.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan merupakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data tersebut diperoleh dari lembaga serta melalui studi pustaka yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Data pada penelitian ini merupakan data yang telah diolah dan diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011, yakni laporan laba rugi dan arus kas melalui situs serta data harga saham pada saat penutupan (closing price) melalui Indonesia Stock Exchange Factbook tahun 2008-2011.


(66)

3.3Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu:

1. melalui studi pustaka, yakni jurnal akuntansi, serta buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. mendokumentasikan data sekunder yang diperlukan berupa laporan-laporan keuangan yang dipublikasikan oleh BEI. Data ini diperoleh dari media internet dengan cara men-download laporan keuangan perusahaan

manufaktur tahun 2009-2011 melalui situs

Indonesia Stock Exchange Fact Book tahun 2008-2011.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Ridwan & Kuncoro, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009-2011.

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Penarikan sampel yang akan dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan metode “purposive sampling”. Dalam metode ini, pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang


(67)

digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgement) atau berdasarkan kuota tertentu (Erlina, 2011). Pertimbangan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009, 2010, dan 2011.

2. perusahaan yang dijadikan sampel memiliki kelengkapan data yang berkaitan dengan data sesuai model yang digunakan dalam penelitian ini.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut, maka diperoleh sampel sebagai berikut pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Data Nama Sampel Perusahaan dalam Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan Sub-Sektor

1. ASII Astra Internasional Tbk. Otomotif & Komponen 2. AUTO Astra Otoparts Tbk. Otomotif & Komponen

3. BATA Sepatu Bata Tbk. Alas Kaki

4. BRAM Indo Kordsa Tbk. Otomotif & Komponen 5. BRNA Berlina Tbk. Plastik & Kemasan 6. BUDI Budi Acid Jaya Tbk. Kimia

7. DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk. Farmasi

8. FAST Fast Food Indonesia Tbk. Makanan &Minuman 9. FASW Fajar Surya Wisesa Tbk Pulp & Kertas

10. GDYR Goodyear Indonesia Tbk. Otomotif & Komponen 11. HMSP HM SampoernaTbk. Rokok

12. ALMI Alumindo Light IndustryTbk. Aluminium


(68)

14. INTP Indocement Tunggal P. Tbk. Semen

15. KAEF Kimia Farma Tbk. Farmasi

16. KLBF Kalbe Farma Tbk. Farmasi

17. LION Lion Metal Works Tbk. Logam & Sejenisnya 18. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. Makanan & Minuman 19. MRAT Mustika Ratu Tbk. Kosmetik & Barang R.T.

20. SCCO Sucaco Tbk. Kabel

21. SMGR Semen Gresik Tbk. Semen

22. SMSM Selamat Sempurna Tbk. Otomotif & Komponen 23. TCID Mandom Indonesia Tbk. Kosmerik & Barang R. T. 24. UNTR United Tractors Tbk. Otomotif & Komponen 25. UNVR Unilever Indonesia Tbk. Kosmetik & Barang R.T. 26. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk. Keramik & Gelas

27. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Makanan Hewan 28. SMCB Holcim Indonesia Tbk . Semen

29. MAIN Malindo Feedmill Tbk. Makanan Hewan 30. BRPT Barito Pacific Tbk. Kayu

Sumber: Indonesia Stock Exchange (IDX) 2009-2011

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian empiris, yaitu untuk menguji hipotesis yang diajukan. Penelitian ini menggambarkan pengaruh atau hubungan variabel independen terhadap variabel dependen.

3.5.1Variabel Independen (X)

Variabel independen disebut juga dengan variabel bebas, variabel stimulus, dan predictor. Variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen, atau yang menyebabkan


(69)

terjadinya variasi bagi variabel tak bebas dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya (Erlina, 2011). Dalam penelitian ini variabel independennya adalah:

1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas operasi merupakan aktivitas penghasil utama perusahaan dan aktivitas lain selain investasi dan pendanaan. Arus kas operasi pada penelitian ini diproksi menggunakan selisih antara arus kas operasi masuk dengan arus kas operasi keluar.

CFO = CFO Masuk - CFO Keluar

2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus kas investasi merupakan aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang serta memperoleh dan menjual investasi dan aktiva jangka panjang. Arus kas investasi pada penelitian ini menggunakan selisih antara arus kas investasi masuk dengan arus kas investasi keluar.

CFI = CFI Masuk - CFI Keluar

3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Arus kas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan pada penelitian ini


(70)

diproksi menggunakan selisih antara arus kas pendanaan masuk dengan arus kas pendanaan keluar.

CFP = CFP Masuk - CFP Keluar

4. Laba Akuntansi

Laba akuntansi pada penelitian ini diproksi menggunakan Laba Bersih Setelah Pajak (Earning After Taxs)

EAT = Earning – Tax 5. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki perusahaan. Dikarenakan total aktiva perusahaan bernilai milyaran rupiah maka hal ini dapat disederhanakan dengan mentransformasikannya ke dalam logaritma natural, sehingga juga dapat dihitung dengan:

����= ���������������

3.5.2 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen sering juga disebut dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas, variabel output, kriteria atau konsekuen, dan menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel terikat atau variabel tidak bebas ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau variabel


(1)

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 70

Normal Parametersa,,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,40283858

Most Extreme Differences

Absolute ,073

Positive ,073

Negative -,067

Kolmogorov-Smirnov Z ,612

Asymp. Sig. (2-tailed) ,847

a. Test distribution is normal. b. Calculated from data.


(2)

101 Lampiran 5

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance Vif

1 Arus Kas dari Aktivitas

Operasi

.217 4.616

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

.128 7.794

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

.457 2.190

Laba Setelah Pajak .258 3.875

Ukuran Perusahaan .309 3.234

a. Dependent Variable: Return Saham

b. Sumber SPSS 17, Data diolah 2013


(3)

Lampiran 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas


(4)

103 Lampran 7 Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 4.4 Uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .361a .131 .063 .41828 1.923


(5)

Lampiran 8 Uji Analisis Regresi Berganda

Tabel 4.5 Analisis Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 3.991 1.663 2.399 .019

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

4.998 .000 .266 1.062 .292

Arus Kas Dari Aktivitas

Investasi 7.042 .000 .003 .008 .993

Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan

-8.246 .000 -.231 -1.336 .186

Laba Setelah Pajak 4.935 .000 .345 1.502 .138

Ukuran Perusahaan -.135 .060 -.475 -2.267 .027


(6)

105 Lampiran 9 Hasil Uji –f (Uji Simultan)

Tabel 4.6 Hasil uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 1,682 5 ,336 1,923 ,103a

Residual 11,197 64 ,175

Total 12,880 69

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan , Arus Kas dari

Aktivitas Pendanaan, Laba Setelah Pajak , Arus Kas dari Aktivitas Operasi , Arus Kas dari Aktivitas Investasi

b. Dependent Variable: Return Saham


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Operasi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 33 97

PENGARUH ARUS KAS dan LABA AKUNTANSI TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

0 17 17

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS, LABA AKUNTANSI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERIKLANAN PRINTING DAN MEDIA DI BURSA EFEK INDONESIA

0 9 21

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI ARUS KAS, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).

0 0 9

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 1 93

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 18

SKRIPSI PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS, LABA AKUNTANSI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

ABSTRAK PENGARUH INFORMASI LABA, ARUS KAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 11

Skripsi PENGARUH LABA AKUNTANSI, ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

0 0 14