Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karet alam merupakan sala satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka karena banyak menunjang perekonornian negara yang dapat menghasilkan devisa yang cukup besar. Tanaman karet mempunyai nama latin yaitu Havea Brasiliensis yang berasal dari negara Brazil. Cairan getah putih yang didapat dari bidang sadap pohon karet dikenal dengan lateks kebun, dimana komposisinya secara garis besar adalah karet clan yang bukan karet seperti protein, karbohidrat, lipid clan air. Oleh karena itu lateks ini tidak bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa dibubuhi zat pengawet, misalnya seperti NI-13. Untuk memperoleh hasil karet yang bermutu tinggi, baik barang jadi maupun barang setengah jadi, pengumpulan lateks hasil penyedapan di kebun dan kebersihan harus diperhatikan. Apabila bahan baku dari produk tersebut tidak bagus, bagaimana mungkin produk yang dihasilkan akan memiliki mutu yang baik. Salah satu pabrik industri karet di Indonesia adalah PT. BRIDGESTONE RUBBER ESTATE DOLOK MERANGIR - SERBELAWAN yang merupakan Badan Usaha Milik Swasta yang bergerak dalam bidang industri benang karet. Dimana perusahaan ini menggunakan baku lateks pekat. Mutu latek pekat ini 1 Universitas Sumatera Utara sangat mempengaruhi mutu dari cukup rubber yang dihasilkan. Salah satu parameter yang menentukan lateks pekat adalah analisis NH 3 karena nilai NH 3 lateks pekat dapat mempengaruhi mutu dan kualitas dari benang karet yang dihasilkan. Agar dapat dihasilkan benang karet yang bagus mutunya dan memenuhi standar, maka perlu diketahui kadar NH 3 yang seharusnya ada pada lateks pekat tersebut Berdasarkan analisa dan uraian diatas maka penulis membahas masalah tersebut diatas dengan mangambil judul PENENTUAN KADAR AMONIAK NH 3 PADA LATEKS DALAM PENGOLAHAN CRUMB RUBBER

1.2 Permasalahan

Kadar amoniak NH 3 pada lateks dalam pengolahan crumb rubber dapat berubah- ubah karena amoniak bersifat mudah menguap. Salah satu parameter yang harus dipenuhi dalam meningkatkan kualitas benang karet adalah NH 3 yang memiliki standart 0,35-0,55. Apabila kurang atau lebih dari itu maka akan dapat menurunkan mutu dari crumb rubber yang dihasilkan sehingga dapat merugikan pihak perusahaan. Adapun pokok permasalahannya adalah bagaimana pengaruh kadar amoniak NH3 pada lateks dalam, pengolahan crumb rubber.

1.3 Tujuan