BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lateks
Lateks adalah suatu cairan putih yang menyerupai susu yang mengandung 20- 30 butiran karet yang dikelilingi oleh lapisan protein dan pospolipid. Sifat
rnekanik dari semua muatan partikel karet, secara alarm san
g
at dipengaruhi oleh zat-zat rang bukan karet yang terdapat pada lateks, selalu berubah-ubah
konsentrasinva. Zat-zat yang bukan karet ini terdiri dari senyawa-senyawa protein, lipid, karbohidrat, dan ion-ion bukan logam. Apabila lateks Heave segar
dipusingkan pada kecepatan 32000 putaran permenit rpm selama 1 jam, akan berbentuk empat fraksi :
1. Fraksi karet terdiri dari partikel-partikel karet yang berbentuk bulat dengan
diameter 0,05-3 mikron. Partikel karet diselubungi oleh lapisan pelindung yang terdiri dari protein dan lipida dan berfungsi sebagai pemantap.
2. Fraksi Wessling yang terdiri dari partikel-partikel Frey Wessling yang
ditemukan FREY WESSLING. Fraksi ini berwarna kuning karena mengandung karotenida.
3. Fraksi serum, juga disebut fraksi C Centrifuge serum mengandung
sebahagian besar komponen bukan karet yaitu air, karbohidrat, protein dan ion-ion logam.
4. Fraksi bawah, terdiri dari partikel-partikel koloid yang bersifat gelatin,
mengandung senyawa nitrogen dan ion-ion kalsium Berta magnesium. Ompussunggu, 1987
3
Universitas Sumatera Utara
Lateks pekat merupakan jenis bahan olah yang memiliki tingkat komersial tinggi dengan pangsa pasar tersendiri yang cukup terjamin, karena posisinya yang khas
untuk pembuatan barang-barang tertentu seperti kondom, sarung tangan medis, lem karet, selang transparan, karet busa dan barang jadi lateks lainnya.
Sumaarmadji,2003
2.2 Pengolahan Lateks Pekat
Prinsip pembuatan lateks pekat berdasarkan pada perbedaan berat jenis anatara partikel karet dengan
serum. Serum mempunyai berat
jenis lebih besar
dari pada partikel karet, berat
jenis serum 1,024 g, sedangkan partikel karet hanya 0,904 g.
akibatnya partikel karena akan naik kepermukaan danserum akan terkumpul di lapisan bawah dalam proses pembuatan lateks pekat.
Bila menginginkan lateks pekat yang dibuat bermutu tinggi, maka syaratnya harus menggunakan bahan lateks yang masih segar clan baik.
Pengawasan mulai dari penyadapan samapai pengumpalan di kebun clan dilanjutkan dengan pengiriman lateks segar ke tempat pengolahan mutlak
dibutuhkan. Zat antikoagulan ditambahkan pada mangkuk penyadapan dan tempat
pengumpulan lateks di kebun. Hal ini penting sekali untuk mempertahankan kesegaran lateks yang akan dibuat lateks pekat. Bila terjadi prakoagulasi pada
lateks, maka bahan ini sudah tidak baik untuk diolah menjadi lateks pekat. Untuk maksud ini dapat digunakan ammonia. Dosisi pemakaiannya adalah 10 ml
ammonia 7,5 untuk setiap liter lateks. Biasanya pada mangkuk lateks diberi 3-5 tetes ammonia, sisanya ditambahkan dalam tempat penampungan lateks yang ada
dikebun. Tim Penulis,2007. 4
Universitas Sumatera Utara
2.3 Penyebab Terjadinya Prakoagulasi