Kualitas Pembelajaran KAJIAN TEORI

14 proses pembelajaran bisa terjadi di mana saja, dan kapan saja tidak dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu. Menurut Darsono dalam Hamdani, 2011:23, menyatakan pembelajaran merupakan usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran pembelajaran sebagai caraguru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir. Menurut Briggs dalam Anni, 2009:191 pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan. Dari beberapa definisi tentang pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses belajar yang terjadi antara siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan sekitarnya, yang bertujuan untuk mempermudah siswa mendapatkan hasil belajar yang optimal. Selain itu, proses pembelajaran merupakan jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

2.1.3 Kualitas Pembelajaran

Kualitas pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula. Dari sisi guru, kualitas dapat dilihat seberapa optimal guru memfasilitasi proses belajar siswa. Dari sisi siswa kualitas adalah untuk membelajarkan siswa. Sedangkan dari sudut 15 kurikulum dan bahan belajar, kualitas dilihat dari keluwesan dan relevan, serta bahan ajar mampu menyediakan aneka stimuli dan fasilitas belajar. Perubahan pembelajaran menawarkan suatu cara pandang yang berbeda terhadap pembelajaran, dan semua komponen-komponennya, yaitu berdasarkan kualitas. Dengan demikian, faktor kualitas harus tampak dalam setiap komponen pembelajaran kualitas. Kualitas dalam pembelajaran dicapai secara bertahap, dimulai dari sesuatu yang kecil, sederhana, tapi berhasil, terus menerus diperbaiki, dikembangkan dan diperkaya, serta terus menerus dievaluasi dan direfleksikan. Kualitas pembelajaran dicapai sebagai upaya bersama dari berbagai pihak secara sistematik, dimulai dari upaya-upaya sederhana dan kecil yang menjadi model atau “best practice” dan sebagai landasan dasar dari sistem pendidikan Sukamto, 2004. Hamdani 2011:194 mengartikan kualitas pembelajaran sebagai pembelajaran bermutu atau pembelajaran yang efektif. Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang berhasil mencapai tujuan atau sasarannya. Tingkat pencapaian tujuan pembelajaran berupa peningkatan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa ditentukan oleh tingkat keberhasilan dalam mencapai kompetensi belajar Dari uraian diatas kualitas pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, selain itu juga dapat 16 meningkatkan daya fikir siswa menjadi lebih aktif dan kreatif serta menciptakan motivasi hasil belajar yang lebih optimal. 2.1.3.1 Indikator dan Strategi Kualitas Pembelajaran Menurut Sukamto 2004:7-9, menyatakan secara kasat mata indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat antara lain dari perilaku pembelajaran guru, perilaku dan dampak belajar siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, sistem pembelajaran. 2.1.3.1.1 Perilaku pembelajaran guru Perilaku pembelajaran guru dilihat dari kinerja guru diantaranya, menguasai disiplin ilmu berhubungan dengan keluasan dan kedalaman, metodologi dasar keilmuan, jangkauan dan substansi, serta mampu memilih, menata, mengemas dan mempresentasikan materi sesuai kebutuhan peserta didik, menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik berorientasi pada peserta didik ditunjukkan dari kegiatan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan memanfaatkan hasil evaluasi pembelajaran untuk membentuk kompetensi peserta didik yang diharapkan. 2.1.3.1.2 Perilaku dan dampak belajar siswa Perilaku dan dampak peserta didik dapat dilihat dari kompetensi peserta didik yaitu, memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar, mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta membangun sikapnya, membangun kebiasaan berfikir, bersikap dan belajar produktif. 2.1.3.1.3 Iklim Pembelajaran Iklim pembelajaran berupa suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembanganya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, 17 menyenangkan dan bermakna, perwujudan nilai dan semangat keteladanan, prakarsa, dan kreativitas guru. 2.1.3.1.4 Materi pembelajaran Materi pembelajaran yang berkualitas terlihat dari kesesuaian dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai siswa, adanya keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi dengan waktu yang tersedia, materi pembelajaran yang sistematis dan kontekstual, dapat mengakomodasi partisipasi aktif peserta didik dalam belajar semaksimal mungkin. 2.1.3.1.5 Media pembelajaran Media pembelajaran dilihat dari pengalaman belajar yang bermakna, mampu memfasilitasi proses interaksi antara peserta didik dan guru, peserta didik dengan peserta didik yang lainnya.. 2.1.3.1.6 Sistem pembelajaran Sistem pembelajaran mampu menunjukkan kualitasnya jika sekolah dapat menonjolkan ciri khas keunggulannya, memiliki penekanan dan kekhususan, responsif terhadap tantangan internal maupun eksternal, memiliki perencanaan yang matang, ada semangat perubahan dan mampu membangkitkan upaya kreatif dan inovatif dari semua sivitas akademika melalui berbagai aktivitas pengembangan. Menurut Sukamto 2004:11, untuk mengukur kualitas pembelajaran ada tiga strategi yaitu, 1 strategi pengorganisasian adalah cara mengorganisasikan isi mata pelajaran yang telah dipilih untuk mengajar. 2 Strategi penyampaian adalah metode untuk menyampaikan kepada peserta didik untuk menerima dan merespon 18 pendapat dari peserta didik. 3 Strategi pengelolaan adalah cara menata dan berinteraksi antar siswa. Menurut Depdiknas 2004:15 indikator kualitas pembelajaran yang dapat dilihat antara lain: dari perilaku guru keterampilan guru, perilaku siswa aktivitas siswa, dampak belajar siswa hasil belajar siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran yang berkualitas, media pembelajaran yang berkualitas. Dalam penelitian ini difokuskan pada tiga 3 indikator saja yaitu : keterampilan guru, aktifitas siswa, dan hasil belajar. 2.1.4. Keterampilan Guru Menurut Anni 2004:13 penguasaan keterampilan pembelajaran, guru profesional dituntut mampu mengaitkan kemampuan yang telah dimiliki dan yang akan dipelajari oleh siswa. Pembelajaran bukan berarti proses transmisi pengetahuan kepada siswa, sebab kalau demikian, buku ajar ini tidak ada gunanya. Menurut Muhammad Ali 2007: 4 guru memegang peranan sentral dalam proses pembelajaran, setidaknya menjalankan tiga macam tugas utama, yaitu: a. Merencanakan, yang meliputi perencanaan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, bahan belajar, model pembelajaran, dan alat evaluasi. b. Melaksanakan pengajaran. c. Memberikan balikan. Keterampilan guru dalam pembelajaran mengelola pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk-bentuk perilaku yang bersifat mendasar dan khusus 19 yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara terencana dan profesional Rusman, 2011:80. Menurut Usman 2009:74-107 dalam kegiatan belajar mengajar guru memiliki peran yang sangat penting. Untuk itu guru harus menguasai sedikitnya delapan keterampilan mengajar, yaitu : 2.1.4.1.7 Keterampilan bertanya Bertanya merupakan salah satu cara untuk memunculkan aktualisasi siswa dalam pembelajaran. Jika pertanyaan tersusun dengan baik dan teknik melontarkan pertanyaan tepat akan memberikan dampak positif terhadap aktivitas dan kreativitas siswa. Maka dari itu guru harus mampu menguasi keterampilan bertanya yang benar. Menurut Rusman 2011:83, komponen-komponen keterampilan bertanyaan meliputi: 1 pertanyaan jelas dan mudah dimengerti siswa, 2 pemberian acuan jawaban, 3 pemindahan giliran, 4 penyebaran, dan 5 pemberian waktu berfikir. 2.1.4.1.8 Keterampilan memberi penguatan Menurut Rusman 2011:84, penguatan berarti respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Secara psikologis individu membutuhkan penghargaan atas segala usaha yang dilakukan. Bentuk-bentuk penguatan yang dapat dilakukan guru meliputi penguatan verbal dan penguatan non verbal. Penguatan verbal berupa pujian yang diucapkan misalnya seratus, bagus, pintar, betul, dan sebagainya. Sedangkan 20 penguatan non verbal misalnya berupa gerakan sentuhan, elusan, mendekati, dan isyarat senyuman, mengangguk, tepukan, jempol, dan sebagainya. 2.1.4.1.9 Keterampilan mengadakan variasi Menurut Djamarah 2005:124-130 keterampilan mengadakan variasi dalam proses pembelajaran meliputi tiga aspek yaitu: 1 variasi gaya mengajar variasi suara, pausing, pindah posisi, gesturing, 2 variasi media dan bahan ajar variasi media pandang, variasi media dengar, dan variasi media taktil, dan 3 variasi pola interaksi pola satu arah, dua arah, dan segala arah. 2.1.4.1.10 Keterampilan menjelaskan Dalam menyajikan suatu penjelasan hendaknya memperhatikan kejelasan materi yang disampaikan dan menggunakan contoh berupa penggunaan media pembelajaran. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan adalah: 1 merencanakan dan menganalisis isi materi dan penerima pesan, dan 2 penyajian suatu penjelasan. Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal berikut: 1 kejelasan, 2 penggunaan contoh, 3 penggunaan tekanan, dan 4 penggunaan balikan Rusman, 2011:86-88. 2.1.4.1.11 Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Rusman 2011:80 bahwa keterampilan guru dalam membuka pelajaran meliputi memotivasi dan menarik perhatian siswa, memberikan acuan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, dan melakukan apersepsi. Sedangkan komponen menutup pelajaran menurut Permendiknas No 41 Tahun 2007 adalah: 1 bersama-sama siswa atau sendiri membuat kesimpulan 21 pembelajaran, 2 melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran, 3 memberikan umpan balik terhadap hasil pembelajaran, dan 4 merencanakan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini dimaksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran Djamarah, 2005:138-140. 2.1.4.1.12 Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Menurut Rusman 2011:89, diskusi kelompok adalah suatu proses teratur yang melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman, pengambilan kesimpulan dan pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Komponennya antara lain memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, memperluas masalah atau urun pendapat, menganalisis pandangan siswa, meningkatkan urunan siswa, menyebarkan kesempatan berpartisipasi, menutup diskusi. 2.1.4.1.13 Keterampilan mengelola kelas Menurut Usman 2009:97, pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dalam proses pembelajaran. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan belajar yang optimal bersifat preventif. Dan komponennya antara lain menunjukkan sikap tanggap, memberi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk yang jelas, menegur, memberi penguatan, modifikasi tingkah laku. 22 2.1.4.1.14 Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan: a. Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian, dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas. b. Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencakup penguatan, proses awal, supervisi, dan interaksi pembelajaran. c. Pemberian tugas yang jelas, menantang dan menarik. Dengan memiliki beberapa keterampilan mengajar yang telah diuraikan di atas diharapkan guru tidak lagi menjadi figur yang menakutkan bagi peserta didiknya, sehingga peserta didik akan senantiasa memiliki perasaan yang nyaman jika berada dalam proses pembelajaran dan akan senantiasa memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran selama berada di sekolah. Kedelapan keterampilan dalam penelitian ini diobservasikan sesuai keperluan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL. Indikator keterampilan guru dalam penelitian ini adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, 23 keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, mengajar kelompok kecil dan perorangan. 2.1.5.2 Aktivitas Siswa Aktivitas guru dalam pembelajaran akan berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. “Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar”Sardiman, 2001:93. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa. Peserta didik adalah suatu organisme yang hidup. Dalam dirinya terkandung banyak kemungkinan dan potensi yang hidup dan sedang berkembang. Dalam diri masing-masing siswa tersebut t erdapat “prinsip aktif” yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif mengendalikan tingkah lakunya. Pendidikanpembelajaran perlu mengarahkan tingkah laku menuju ke tingkat perkembangan yang diharapkan. Potensi yang hidup perlu mendapat kesempatan berkembang ke arah tujuan tertentu.. Sudjana 2005:105, bahwa kegiatan belajaraktivitas belajar sebagai proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, peserta didik yang memahami situasi, dan pola respons peserta didik. 24 Isjoni 2010:20, bahwa dalam kelompok kooperatif siswa belajar berdiskusi, saling membantu, bekerjasama menuntaskan masalah belajar. Diendrich dalam Sardiman, 2011:101 menggolongkan aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut a. Kegiatan-kegiatan visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain. b. Kegiatan-kegiatan lisan oral Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi. c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkn suatu permainan instrument musik, mendengarkan siaran radio. d. Kegiatan-kegiatan menulis: Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket. e. Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola. b. Kegiatan-kegitan metric 25 Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan simulasi, menari, berkebun. c. Kegiatan-kegiatan mental Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor- faktor, menemukan hubungan - hubungan, membuat keputusan. d. Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada semua kegiatan dan bersifat tumpang tindih . Indikator Aktivitas Siswa dalam penelitian ini adalah kesiapan dalam menerima pelajaran, menanggapi apersepsi, memperhatikan penjelasan guru, siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan, siswa tertib saat pembentukan kelompok, aktif dalam diskusi kelompok, melaksanakan praktikum, melaporkan hasil praktikum, menanggapi hasil diskusi, menyimpulkan hasil diskusi. 2.1.5.3 Hasil Belajar Menurut Rifa’i 2009:85-86, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek- aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Dalam peserta didikan, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan peserta didikan. 26 Gerlach dalam Rifa’i, 2009:85, tujuan peserta didikan merupakan bentuk harapan yang dikomunikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada diri peserta didik, yakni pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang telah dipelajari oleh peserta didik. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktifitas belajar dirumuskan dalam pembelajaran Anni, 2009:85. Pada umumnya tujuan pembelajaran mengikuti pengklasifikasian hasil belajar yang dilakukan oleh Bloom pada tahun 1956 yaitu cognitive, affektive, dan psychomotor. Kognitif cognitive adalah ranah yang menekankan pada pengembangan kemampuan dan keterampilan intelektual. Ranah afektif affective berkaitan dengan sikap dan nilai. Sedangkan psikomotor psychomotor adalah ranah yang berkaitan dengan kegiatan motorik. Ada lima tingkatan dalam ranah afektif yaitu: 1 menerimamemperhatikan receiving, 2 menjawab responding, 3 menilai valuing, 4 mengaturmengorganisasi organization, 5 karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai Anni, 2004:6-10. Bloom Aunurrahman, 2010:49 – 53 menyampaikan tiga taksonomi sebagai tiga ranah belajar : ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berupa menghafal remember, memahami understand, 27 menerapkan apply, menganalisis analyse, mengevaluasi evaluate, dan membuatcreate. Ranah afektif berupa Receiving Penerimaan, Responding Jawaban, Valuing Penilaian, Organization Organisasi, dan Characterization Karakteristik. Ranah psikomotorik berupa initiatory, pre-routine dan routinized. Dalam kegiatan belajar, tujuan yang harus dicapai oleh setiap individu dalam belajar memiliki beberapa peranan penting, yaitu: a. memberikan arah pada kegiatan peserta didikan. Bagi pendidik, tujuan peserta didikan akan mengarahkan pemilihan strategi dan jenis kegiatan yang tepat. Kemudian bagi peserta didik, tujuan itu mengarahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar yang diharapkan dan mampu menggunakan waktu seefisien mungkin. b. Untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tidaknya pemberian peserta didikan pembinaan bagi peserta didik remidial teaching. Dengan tujuan peserta didikan itu pendidik akan mengetahui seberapa jauh peserta didik telah menguasai tujuan peserta didikan tertentu, dan tujuan peserta didikan mana yang belum dikuasai. c. Sebagai bahan komunikasi. Dengan tujuan peserta didikan, pendidik dapat mengkomunikasikan tujuan peserta didikannya kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti proses peserta didikan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mempengaruhi perubahan perilaku setelah mengalami proses pembelajaran. Peserta didikan 28 merupakan hasil belajar yang diinginkan pada diri peserta didik dan lebih rumit karena tidak bisa diukur secara langsung. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada ranah kognitif. Sehingga peneliti akan melakukan pengolahan data berdasarkan tes yang diberikan kepada siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL, pembelajaran yang akan menentukan tingkat ketuntasan belajar siswa.

2.1.6 Pembelajaran Matematika

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV MI Mathlaul Anwar

0 15 174

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN PURWOYOSO 03 KOTA SEMARANG

0 17 229

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL ( CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 TEDUNAN KEDUNG JEPARA

1 19 182

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS V SDN BRINGIN 02

0 4 303

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SDN KARANGAWEN 5 DEMAK

0 7 184

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV SDN 02 PRAWOTO PATI

0 7 221

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SDN WEDING 1 DEMAK

0 4 221

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas IV SDN Gajahmungkur 03 Kota Semarang.

0 0 1