apabila berbadan sehat, memiliki inteligensi yang memadai, siap untuk melakukan kegiatan belajar, memiliki bakat khusus,
pengalaman yang berkaitan dengan pelajaran, serta memiliki minat untuk belajar. Hamalik 2012:50-52.
Berdasarkan unsur-unsur belajar tersebut, ini adalah tugas seorang guru untuk membuat semua unsur tersebut dapat berjalan dengan baik. Guru
harus pandai dalam memotivasi peserta didiknya, guru harus tepat dalam menggunakan bahan belajar dan alat bantu belajarnya, guru harus mampu
menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, dan guru harus bisa memahami kondisi peserta didiknya.
3. Pengertian Aktivitas Belajar
Sardiman 2009:97 menjelaskan “dalam kegiatan belajar, subjek didiksiswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar
sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Tercapainya tujuan pembelajaran atau
hasil pengajaran itu sangat dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas siswa dalam belajar. Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik, bila proses
tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Menurut Sardiman 2009:48 Aktivitas merupakan asas atau prinsip
yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar sebab belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, tidak ada belajar kalau tidak
ada aktivitas, tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak akan berjalan dengan baik.
4.
Manfaat aktivitas dalam belajar
Menurut Hamalik 2012, penggunaan asas aktivitas dalam proses pembelajaran memiliki manfaat tertentu, antara lain :
1. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan aspek pribadi siswa.
3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada giliranya dapat memperlancar kerja kelompok.
4. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga bermanfaat dalam perbedaan individual.
5. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan mufakat.
6. Membina dan memupuk kerjasama antar sekolah dan masyarakat. 7. Pembelajaran dan belajar dilakukan secara realistis dan konkret.
8. Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.
5.
Upaya Pelaksanaan Aktivitas dalam Belajar
Hamalik 2009:91 menjelaskan bahwa asas aktivitas pembelajaran dapat diterapkan dalam semua kegiatan dan proses pembelajaran, yakni:
1. Pelaksanaan aktivitas pembelajaran dalam kelas. asas ini dapat dilaksanakan dalam setiap kegiatan tatap muka dalam kelas yang
terstruktur. 2. Pelaksanaan
aktivitas pembelajaran
sekolah bermasyarakat.
Dilakukan dalam bentuk membawa kelas ke dalam masyarakat melalui metode karyawisata, survey, kerja pengalaman, dan lain-
lain. 3. Pelaksanaan aktivitas pembelajaran dengan pendekatan Cara Belajar
Siswa Aktif CBSA. Pembelajaran dilaksanakan dengan titik berat pada keaktifan siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator dan
narasumber yang memberikan kemudahan bagi siswa.
6.
Jenis-Jenis Aktivitas Belajar
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. dengan demikian, di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Banyak jenis
aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di
sekolah-sekolah tradisional. Paul B. Diedrich dalam Sardiman 2009:101 membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara
lain dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Visual activities, yaitu termasuk di dalamnya misalnya: membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberikan
saran, mengeluarkan
pendapat, mengadakan
wawancara, diskusi dan interupsi. 3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato. 4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan,
laporan, angket, menyalin. 5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,
diagram. 6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil
keputusan. 8. Emotional activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa
bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Berdasarkan klasifikasi aktivitas yang diuraikan di atas,
menunjukan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Apabila berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah,
tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar- benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal. Melalui pelaksanakan
aktivitas belajar yang baik, diharapkan akan berpengaruh juga terhadap hasil belajar siswa.
7.
Indikator Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Belajar
Menurut Sudjana 2009:61 untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat
dalam hal-hal sebagai beriku: 1.
Turut serta dalam melaksanakan tugasnya 2.
Terlibat dalam pemecahan masalah 3.
Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya.
4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah. 5.
Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru. 6.
Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya. 7.
Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis. 8.
Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang
dihadapinya.
D. Pembelajaran Sejarah