f. Penguatan.
Sistem penguatan yang efektif dibutuhkan untuk peningkatan teamwork. Pada level personal, apresiasi harus tegas, dan ini sangat penting untuk pembentukan
perilaku team. Organisasi juga bertanggung jawab untuk penguatan ini.
g. Hubungan external.
Pembentukan hubungan external dengan lingkungan external harus ada, dan ini harus juga harus menjadi hubungan yang sehat dengan unit lain dalam organisasi
itu sendiri. Team juga perlu untuk meninjau lingkungan tersebut untuk mengenali yang menyangkut ancaman dan kesempatan.
Berdasarkan teori-teori di atas, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa tujuan, bakat, tugas, pelaksanaan, hubungan interpersonal, penguatan, dan hubungan
external digunakan sebagai dasar membentuk teamwork dalam suatu organisasi.
2.1.5 Faktor-Faktor Penghambat Kesuksesan Teamwork Kerjasama Tim
Seperti telah dijelaskan, sekumpulan orang belum tentu merupakan suatu tim. Orang-orang dalam satu kelompok tidak secara otomatis dapat bekerja sama.
Seringkali tim tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan Tjiptono dan Diana, 2000: 167-168. Beberapa aspek diantaranya adalah:
a. Identitas Pribadi Anggota Tim
Suatu tim tidak dapat berjalan efektif bila anggotanya belum merasa cocok dengan tim tersebut.
b. Hubungan Antar Anggota Tim
Agar setiap anggota dapat bekerja sama, mereka harus saling mengenal dan berhubungan.
c. Identitas Tim di dalam Organisasi
Faktor ini terdiri dari dua aspek. Pertama, kecocokan tim di dalam organisasi. Aspek kedua adalah pengaruh keanggotaan dalam tim tertentu terhadap hubungan
dengan anggota di luar tim. Berdasarkan teori diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa ada beberapa
faktor yang membuat sebuah teamwork menjadi tidak ideal. Identitas pribadi anggota, hubungan antar anggota team, identitas team dalam organisasi merupakan beberapa
faktor yang membuat team kerja menjadi tidak ideal dan menghambat kinerja team.
2.1.6 Kunci Keberhasilan Teamwork
Pembentukan suatu tim tidak dengan sendirinya akan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu diperlukan upaya agar tim dapat mencapai misi dan
tujuan pembentukannya. King dalam Tjiptono dan Diana, 2000, 168-170, menganjurkan 10 strategi yang ia sebut Sepuluh perintah tim ten team commandets
untuk meningkatkan kinerja suatu tim dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Kesepuluh strategi tersebut adalah:
a. Saling ketergantungan
Saling ketergantungan diperlukan antara para anggota tim dalam hal informasi, sumber daya, pelaksanaan tugas, dan dukungan. Adanya saling
ketergantungan dalam memperkuat kebersamaan tim
b. Perluasan tugas
Setiap tim harus diberi tantangan, karena reaksi atau tanggapan terhadap tantangan tersebut akan membentuk semangat persatuan, kebanggaan, dan kesatuan
tim.
c. Penjajaran
Anggota tim harus siap menyisihkan sikap individualisnya dalam rangka mencapai misi bersama.
d. Bahasa yang umum
Pemimpin tim harus mengusahakan penggunaan bahasa yang umum, karena biasanya anggota tim berasal dari departemen yang berbeda.
e. Kepercayaan Respect
Dibutuhkan waktu dan usaha untuk memebentuk kepercayaan dan respect agar setiap anggota tim dapat bekerja sama.
f. Kepemimpinan keanakbuahan yang dibagi rata
Setiap orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda. Oleh karena itu pemimpin yang baik harus mengetahui bakat tertentu setiap anggota tim.
g. Keterampilan pemecahan masalah
Tim harus menggunakan waktunya untuk membina kemampuan anggotanya dalam memecahkan masalah, karena masalah merupakan hal yang selalu dihadapi
setiap organisasi.
h. Keterampilan menangani konfrontasi konflik
Dalam lingkungan kerja yang high preasure dan kompetitif, konflik merupakan hal yang tak terelakkan. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Oleh
karena itu diperlukan keterampilan dalam menerima perbedaan pendapat dan menyampaikan ketidaksetujuan terhadap pendapat orang lain.
i. Penilaian tindakan
Penilaian dilakukan dengan memantau dan membandingkan apa yang telah dilakukan dengan pernyataan misi dan rencana tindakan yang ada. Rencana tindakan
berisikan tujuan, sasaran, jangka waktu, dan penugasan, serta tanggung jawab setiap anggota.
j. Perayaan
Kesuksesan yang dicapai suatu tim yang efektif dapat diperkuat dengan jalan merayakannya. Penghargaan dan pengakuan atas tugas yang terlaksana dengan baik
akan memotivasi anggota agar bekerja lebih giat dan tangkas untuk mencapai tujuan berikutnya.
Berdasarkan teori diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi kunci keberhasilan dalam sebuah tim. Saling ketergantungan,
perluasan tugas,
penjajaran, bahasa
yang umum,
kepercayaanrespect, Kepemimpinan keanakbuahan yang dibagi rata, Keterampilan pemecahan masalah,
Keterampilan menangani konfrontasi konflik, Penilaian tindakan serta perayaan merupakan beberapa kunci keberhasilan dari kerjasama tim.
2.2 Etnis Jawa