Hak Cipta diperoleh bukan karena pendaftaran, tetapi dalam hal terjadi sengketa di pengadilan mengenai ciptaan yang terdaftar dan yang
tidak terdaftar sebagaimana dimaksud 1 orang yang namanya terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan pada Direktorat Jenderal HKI, 2 orang yang
namanya disebut dalam ciptaan atau diumumkan sebagai pencipta pada suatu ciptaan. Serta apabila pihak-pihak yang berkepentingan dapat
membuktikan kebenarannya, hakim dapat menentukan pencipta yang sebenarnya berdasarkan pembuktian tersebut. Penjelasan Pasal 5 ayat 2
Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta Pendaftaran Hak Cipta sangatlah dibutuhkan terlepas dari suatu
ciptaan tetap akan dilindungi walaupun tidak didaftarkan, hakim akan lebih cenderung kepada ciptaan yang terdaftar pada Direktorat Jenderal HKI
dalam hal pembuktian apabila terjadi permasalahan hingga ke pengadilan, karena jelas akan aspek legalitas karya cipta tersebut.
2.4.2. Status Pendaftaran Ciptaan
Perlindungan Hak Cipta pada awalnya berlaku tanpa formalitas apapun, asal diketahui penciptanya, yang namanya tercantum pada karya
ciptanya. Semenjak dibentuknya UUHC mulai diadakan ketentuan mengenai pendaftaran ciptaan. Pendaftaran ini ternyata tidak mutlak
diharuskan bagi Pencipta maupun bagi Pemegang Hak Cipta, sebab tanpa pendaftaran Hak Cipta yang bersangkutan walaupun tidak atau belum
diumumkan tetap ada, diakui dan dilindungi sama seperti ciptaan yang
didaftarkan. Perlu tidaknya suatu ciptaan itu didaftarkan bergantung kepada kepentingan penciptanya sendiri. Usman, 2002: 136
Pasal 35 ayat 4 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menyatakan bahwa :
Ketentuan tentang pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak merupakan kewajiban untuk mendapatkan Hak Cipta.
Pendaftaran ciptaan dengan ketentuan Pasal tersebut tidak menentukan dapat atau tidak dimilikinya Hak Cipta atas suatu ciptaan. Pendaftaran ini
berfungsi menyatakan secara formalitas bahwa yang namanya terdaftar dalam daftar umum ciptaan dan pengumuman resmi tentang pendaftaran itu
adalah pencipta atau pemegang Hak Cipta atas suatu ciptaan. Pasal 36 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak
Cipta menyatakan bahwa : Pendaftaran ciptaan dalam Daftar Umum Ciptaan tidak mengandung
arti sebagai pengesahan atas isi, arti, maksud atau bentuk dari ciptaan yang didaftar.
Ketentuan Pasal 36 ini menyebutkan bahwa Pejabat Direktorat Jenderal HKI yang bertugas menyelenggarakan pendaftaran ciptaan di sini
tidak melakukan penelitian terhadap isi, arti, maksud atau bentuk dari ciptaan yang hendak didaftarkan tersebut. Direktorat Jendral HKI sekedar
menerima permohonan dan mendaftarkan ciptaan tersebut dalam Daftar Umum Ciptaan sebagai tanda bukti yang bersangkutan adalah pencipta atau
Pemegang Hak Ciptanya.
Isi, arti, maksud dan atau bentuk dari ciptaan yang terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan tersebut tidak menjadi tanggung jawab pejabat
Direktorat Jenderal HKI yang bertugas menyelenggarakan pendaftaran Hak Cipta tersebut. dalam arti melekat pada pencipta atau pemegang Hak
Ciptanya. Usman, 2002: 137
2.4.2. Penyelenggaraan Pendaftaran Ciptaan