2.3.2. Prinsip-Prinsip Dasar Hak Cipta
Setiap hasil karya intelektual manusia pada prinsipnya dilindungi oleh Hak Cipta, adapun prinsip dasar Hak Cipta adalah: Sudaryat dan
Sudjana, 2010: 46 a.
Hak Cipta melindungi ide yang telah berwujud, artinya perlindungan hukum Hak Cipta diberikan apabila karya cipta telah melalui proses
konkretisasi dan asli menunjukan identitas penciptanya. b.
Hak Cipta timbul dengan sendirinya otomatis. Artinya, Hak Cipta diberi perlindungan sejak kali pertama dipublikasikan, hal itu sejalan
dengan stelsel yang digunakan dalam Hak Cipta, yaitu deklaratif. c.
Ciptaan tidak perlu didaftarkan untuk memperoleh Hak Cipta. d.
Hak Cipta sebagai suatu ciptaan merupakan hak yang diakui hukum yang harus dipisahkan dan harus dibedakan dari penguasaan fisik
ciptaan. e.
Hak Cipta bukanlah hak mutlak absolut, melainkan hak eksklusif. Artinya hanya pencipta yang berhak atas ciptaaan, kecuali atas izin
penciptanya. f.
Pendaftaran bukan suatu keharusan, untuk kemudian hari, sebaiknya Hak Cipta didaftarkan ke Dirjen HKI. hal itu terkait dengan stelsel
pendaftaran yang digunakan yaitu deklaratif. Stelsel deklaratif mengandung makna bahwa perlindungan hukum mulai berlaku sejak
kali pertama diumumkan.
2.3.3. Hasil Karya Cipta yang Dilindungi
Hasil karya cipta yang dilindungi diatur dalam Pasal 12 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Ciptaan yang
dilindungi dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang meliputi karya:
a. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan layout karya tulis
yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain; b.
Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu; c.
Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan dan
pantomim; f.
Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
g. Arsitektur;
h. Peta;
i. Seni batik;
j. Fotografi;
k. Sinematografi;
l. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai dan karya lain dari hasil
pengalih wujudan.
Beberapa ciptaan lain yang dlindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta tertuang dalam ketentuan Pasal 10 ayat 1 dan 2:
a. Negara memegang Hak Cipta atas karya peninggalan prasejarah,
sejarah, dan benda budaya nasional lainya. b.
Negara memegang Hak Cipta atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadikan milik bersama seperti cerita, hikayat, dongeng,
legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi, dan karya seni lainya.
Ciptaan yang ada dalam ketentuan Pasal 12 UU Hak Cipta, ciptaan ini dilindungi di wilayah dalam negeri maupun luar negeri, sementara untuk
ciptaan yang terdapat pada ketentuan Pasal 10 Hak Cipta sifat perlindunganya hanya berlaku ketika ciptaan itu digunakan oleh orang
asing. Undang-Undang Hak Cipta selain mengatur ciptaan yang diberikan
perlindungan hukum, juga mengatur ciptaan-ciptaan yang tidak mendapatkan perlindungan hukum berdasarkan UUHC, yakni:
a. Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga negara;
b. Peraturan Perundang-Undangan;
c. Pidato kenegaraan atau pidato pejabat Pemerintah;
d. Putusan pengadilan atau pendapat hakim;
e. Keputusan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya.
2.3.4. Hak Terkait Neighboring Rights