Oleh karena itu, tampak jelas, peranan yang disandang oleh fasilitator lebih sebagai seorang yang “generalist”. Nasdian 2003.
Ife 1995, membagi menjadi empat kategori seorang fasilitator dalam pengembangan masyarakat sebagai berikut :
1. Peran Fasilitatif
Dalam proses fasilitatif, peranan yang dapat dilakukan oleh fasilitator antara lain: a membantu anggota komunitas agar mereka berpartisipasi
dalam program pengembangan masyarakat, dengan memberikan inspirasi, semangat, rangsangan, inisiatif, energi, dan motivasi sehingga mampu
bertindak. Animator yang berhasil memiliki ciri-ciri : bersemangat, memiliki komitmen, memiliki integritas, mampu berkomunikasi dengan berbagai
kalangan, mampu menganalisis dan mengambil langkah yang tepat, dan mudah bergaul dan terbuka; b mendengar dan memahami aspirasi anggota
komunitas, bersikap netral, mampu mencari jalan keluar, dan mampu bernegosiasi negosiator; c memberikan dukungan kepada orang-orang
yang terlibat dalam struktur dan kegiatan komunitas ; d membantu anggota komunitas untuk mencari konsensus yang dapat diterima oleh semua pihak;
e memberikan fasilitas kepada anggota komunitas; dan f memanfaatkan sumberdaya dan keahlian yang ada dalam komunitas.
2. Peran Pendidik
Tantangan untuk fasilitator adalah ‘mengajar’ dengan cara seterbuka mungkin sambil mananggapi agenda partisipan, daripada menguatkan
struktur pengawasan dan dominasi dari agenda pemerintah, badan pembiayaan atau asosiasi profesional. Ini dapat menjadi suatu tantangan
yang berarti, dan menekankan pentingnya diskusi analisa struktural yang lebih luas. Banyak dari ketrampilan dasar yang berasosiasi dengan
pendidikan, seperti dengan kelompok dan interaksi interpersonal. Mereka memasukkan dan memberikan suatu gagasan dengan menggunakan
bahasa rakyat yang jelas untuk dipahami, dapat mendengar dan menanggapi pertanyaan orang lain dan merasakannya. Peran pendidikan dari fasilitator
adalah menerbitkan
kesadaran, menginformasikan,
menghadapkan mengkonfrontasi, dan memberikan pelatihan kepada partisipan.
Dalam konteks ini seorang fasilitator mesti mampu menjawab bagaimana dia menumbuhkan kesadaran conciousness, menyampaikan
informasi, menciptakan dinamika internal dari suatu komunitas, dan
memberikan pelatihan berdasarkan topik yang sesuai dengan kebutuhan anggota komunitas. Fasilitator dituntut berperan aktif dalam proses pendidikan
guna merangsang dan mendukung kegiatan-kegiatan komunitas. Kegiatan itu tidak saja membantu, namun lebih-lebih harus punya input dan arahan-arahan
positif dari hasil pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai oleh fasilitator. Pendidikan dalam artian ini adalah upaya berbagi pengetahuan dalam
membangun suatu kesadaran bersama dalam memahami kenyataan sehari- hari.
3. Peneliti