Masalah Eksternal Masalah yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak

Kadangkala Wajib PajakPenanggung Pajak sengaja menyembunyikan asetnya dengan tidak melaporkannya di Surat Pemberitahuan SPT Tahunannnya. Selain itu ada pula Wajib PajakPenanggung Pajak yang menjual atau memindahtangankan objek pajaknya tersebut untuk melunasi utangnya yang lain. Walaupun pajak memiliki hak mendahului, tetapi tanpa pengawasan yang cukup, Wajib PajakPenanggung Pajak dapat memindahtangankan barang-barang atau asetmiliknya tanpa sepengetahuan petugas Kantor Pelayanan Pajak. Adapun masalah lainnya adalah Wajib PajakPenanggung Pajak tidak lagimempunyai harta kekayaan yang dapat dijadikan jaminan utang pajak. Misalnyaseseorang membuat permohonan NPWP hanya dipergunakan untuk memenuhipersyaratan pada saat melakukan tender borongan. Padahal tender sering tidakdimenangkan oleh Wajib PajakPenanggung Pajak, sehingga Surat PerintahMelaksanakan Penyitaan SPMP tidak layak dilanjutkan ke pengumuman lelang.

2. Masalah Eksternal

a. Wajib Pajak tidak kooperatif Wajib PajakPenanggung Pajak kadangkala menghalang-halangi Jurusita Pajak dalam melaksanakan tindakan penagihan, mulai dari cara perlawanan yang lunak sampai dengan yang keras. Diantaranya Wajib PajakPenanggung Pajak menggunakan petugas keamanan untuk melarang Jurusita Pajak masuk ke ruangan tempat tinggal atau tempat Universitas Sumatera Utara usaha atau tempat lain yang digunakan oleh Wajib PajakPenanggung Pajak, menolak untuk menandatangani Berita Acara Penyampaian Surat Paksa maupun Berita Acara Sita, menolak untuk dilakukan pemblokiran, bahkan ada yang sampai menyekap dan mengancam dengan senjata. Tentunya apabila hal tersebut terjadi, Jurusita Pajak dapat meminta bantuan dari pihak kepolisian dalam pelaksanaan tindakan penagihan. b. Wajib PajakPenanggung Pajak menggunakan alamat orang lain dalam membuat Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Dalam persyaratan permohonan NPWP tidak dipersyaratkan untuk dilaksanakan Penelitian Setempat Lapangan PSL lebih dahulu, sehingga NPWP diberikan tanpa mengetahui dengan persis alamat keberadaan Wajib PajakPenanggung Pajak pada alamat sebagaimana tercantum pada softcopy Kartu Tanda Pengenal KTP. Oleh karena itu apabila Wajib PajakPenanggung Pajak tidak melunasi Surat Ketetapan Pajak SKP, maka Jurusita Pajak tidak akan menemukan Wajib PajakPenanggung Pajak pada alamat yang dipergunakan semula di dalam permohonan NPWP-nya. Sehingga tindakan penagihan secara aktif terhenti pelaksanaannya. c. Kondisi Wajib Pajak yang tidak memungkinkan membayar utang pajaknya. Ada beberapa Wajib PajakPenananggung Pajak yang sudah tidak lagi memiliki asset untuk disita, sudah tidak melakukan kegiatan usaha lagi, Universitas Sumatera Utara termasuk badan yang pailit dan dilikuidasi. Sehingga walaupun piutang pajak jatuh tempo pembayarannya sudah terlewati, tetapi tindakan penagihan selanjutnya tidak dapat dilaksanakan. Disini diijinkan melakukan penyicilan. d. Wajib Pajak tidak melaporkan pindah tempat pada Kantor Pelayanan Pajak. Ketika pindah tempat seharusnya Wajib PajakPenanggung Pajak melaporkan perubahan alamat tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak. Namun ternyata ada beberapa Wajib PajakPenannggung Pajak yang tidak melakukan hal tersebut sehingga ketika Jurusita Pajak sampai di tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat usaha, Wajib PajakPenanggung Pajak tidak dapat diketemukan. Pada akhirnya selain menambah biaya penagihan, kegiatan penagihan juga tidak dapat berjalan efektif karena data yang ada di Kantor Pelayanan Pajak menjadi kurang valid. e. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan perpajakan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak. Ada dua jenis Wajib PajakPenanggung Pajak yaitu Wajib PajakPenanggung Pajak yang tidak memahami kewajiban perpajakannya dan sengaja melakukan penghindaran pajak. Dalam hal ini Jurusita Pajak harus berperan ganda, di satu sisi sebagai pelaksana penagihan pajak dan disisi lain sebagai penyuluh.

L. Alternatif Pemecahan Masalah