baru; 8 dapat memberikan kesempatan kepada siswa untik mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata; 9 dapat mengembangkan
minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Kelemahan Problem Based Learning diantaranya: 1 manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba; 2 membutuhkan cukup waktu untuk persiapan; 3 tanpa pemahaman
mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Menurut Smith dalam Amir, 2013:27 mengemukakan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Learning memiliki beberapa
manfaat yang dipaparkan sebagai berikut: 1 meningkatkan kecakapan siswa dalam pemecahan masalah; 2 lebih mudah mengingat materi pembelajaran yang
telah dipelajari; 3 meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar; 4 meningkatkan kemampuannya yang relevan dengan dunia praktek; membangun
kemampuan kepemimpinan dan kerja sama; 5 kecakapan belajar dan memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
2.1.7. Teori Kognitif Piaget
2.1.7.1. Teori Kognitif
Pengertian kognisi sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang pergunkan utuk mengetahui sesuatu. Piaget mengemukakan bahwa perkembangan
kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh
ligkungan saja, melainkan interaksi antara keduanya.Organisme aktif mengadakan hubungan dengan lingkungan. Penyesuaian terhadap objek-objek yang ada di
lingkungannya, yang merupakan proses ineraksi dinamis inilah yang disebut kognisi Gunarsa,2011:136
2.1.7.2. Konsep Dasar Teori Piaget
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem
syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya. Piaget tidak
melihat perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat didefinisikan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau kekuatan mental anak yang
berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif. Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas
Gunarsa,2011:140 Pentahapan perkembangan kognitif mempunyai 4 aspek, yakni:
1. Kematangan, merupakan pengembangan dari susunan syaraf.
2. Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara organisme dengan
lingkungannya. 3.
Transmisi sosial, pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial.
4. Ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan yang mengatur dalam diri anak, agar ia
selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
Piaget melihat adanya sistem yang mengatur dari dalam, dari sudut biologis, sehingga organisme mempunyai sistem pencernaan, peredaran darah, pernafasan,
dll. Hal ini juga terjadi pada sistem kognisi, sisitem yang mengatur di dalam yang kemudian dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Sistem mengatur yang
menetap terdapat sepanjang perkembangan seseorang. Sistem mengatur yang dikemukakan oleh Piaget, mempunyai 2 faktor:
1. Skema
Skema adalah pola-pola gerakan yang diperoleh dari lahir. Misalnya gerakan-gerakan refleks mengenyot pada bayi: ada gerakan otot pada pipi dan
bibir yang menimbulkan gerakan menarik, jadi ada pola-pola tertentu. 2.
Adaptasi Kognisi mempunyai fungsi adaptif, fungsi penyesuaian terhadap
lingkungan. Adaptasi dibagi dalam 2 proses yang saling mengisi, yakni: a.
Asimilasi adalah proses memasukkan informasi kedalam skema yang telah dimiliki.
b. Akomodasi ialah organisme memodifikasi dirinya sehingga menjadi lebih
menyukai lingkungannya.Kalau pada asimilasi di atas terjadi perubahan pada obyeknya, maka akomodasi terjadi perubahan pada subyeknya agar ia bisa
menyesuaikan terhadap obyek yang ada di luar dirinya. Struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang mengalami perubahan supaya sesuai dengan
obyeknya.
2.1.7.3. Tahap Perkembangan Kognitif oleh Piaget
Tahap-tahap perkembangan oleh J. Piaget dibagi dalam empat tahap, Keempat tahap perkembangan itu digambarkan dalam teori Piaget sebagai:
1. Tahap sensorimotor: dari lahir hingga 2 tahun anak mengalami dunianya
melalui gerak dan inderanya serta mempelajari permanensi obyek 2.
Tahap pra-operasional: dari 2 hingga 7 tahun mulai memiliki kecakapan motorik
3. Tahap operasional konkret: dari 7 hingga 11 tahun anak mulai berpikir
secara logis tentang kejadian-kejadian konkret 4.
Tahap operasional formal: setelah usia 11 tahun perkembangan penalaran abstrak.
2.1.8. Langkah-Langkah Pembelajaran melalui Problem Based Learning dan