4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Lengkuas Alpinia galanga
A.1. Botani
Lengkuas merupakan tanaman herba berumur panjang yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dan obat-obatan dan tergolong ke dalam
simplisia rimpang Sinaga, 2000. Klasifikasi tanaman lengkuas adalah sebagai berikut Anon, 2000 :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobioma
Superdivisi : Spermathophyta
Divisi : Magnoliophyta
Klas :
Liliopsida Subklas :
Zingiberidae Ordo
: Zingiberales
Keluarga : Zingiberaceae
Genus : Alpinia Roxb.
Species : Alpinia purpurata K. Schum
Berdasarkan warna rimpang, dikenal dua kultivar lengkuas, yaitu lengkuas berimpang putih dan berimpang merah. Lengkuas berimpang putih
mempunyai batang semu setinggi 3 m, diameter batang 2.5 cm, dan diameter rimpang 3 – 4 cm. Sedangkan lengkuas berimpang merah memiliki batang
semu berukuran tinggi 1 – 1.5 m, diameter batang 1 cm, dan diameter rimpang 2 cm Wardana et al., 2002. Rumpun dan bentuk lengkuas merah lebih kecil
daripada lengkuas putih. Lengkuas merah juga memiliki serat yang lebih kasar dibandingkan lengkuas putih. Tanaman lengkuas berimpang putih sering
dimanfaatkan dalam bidang pangan. Sedangkan lengkuas berimpang merah lebih sering digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional Sinaga, 2000.
Tanaman lengkuas memiliki batang yang sebagian besar dapat
mencapai ketinggian sekitar 1 - 3,5 meter. Biasanya tumbuh dalam rumpun
5 yang rapat, memiliki batang tegak yang tersusun oleh pelepah-pelepah daun
yang bersatu membentuk batang semu dan berwarna hijau agak keputih- putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. Daunnya
tunggal, berwarna hijau, bertangkai pendek, dan tersusun berseling. Daun di sebelah bawah dan atas biasanya lebih kecil dari pada yang di tengah. Bentuk
daun lanset memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, dengan tepi daun rata, dan pertulangan daun menyirip. Panjang daun sekitar 20 - 60 cm, dan
lebarnya 4 - 1 5 cm. Buah dari tanaman lengkuas seperti buah buni, berbentuk bulat, keras. Sewaktu masih muda berwarna hijau-kuning, setelah tua berubah
menjadi hitam kecoklatan dengan diameter lebih kurang 1 cm. Bijinya kecil- kecil, berbentuk lonjong, dan berwarna hitam. Rimpang lengkuas bentuknya
besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris dengan diameter sekitar 2-4 cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau
kuning kehijauan pucat mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, keras mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih.
Daging rimpang yang sudah tua memiliki serat yang kasar. Rasanya tajam pedas, menggigit, dan berbau harum karena kandungan minyak atsirinya
Untuk mendapatkan rimpang yang masih berserat halus, panen harus dilakukan sebelum tanaman berumur lebih kurang 3 bulan. Sinaga, 2000.
Tampilan tanaman dan bunga lengkuas serta rimpang lengkuas dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Gambar 1. Tanaman dan Bunga Lengkuas Alpinia galanga
6 Gambar 2. Rimpang Lengkuas Merah Alpinia purpurata K. Schum
A.2. Lokasi Tumbuh
Lengkuas banyak tumbuh di hutan-hutan, tegalan, dan pekarangan. Lengkuas dapat tumbuh dengan baik pada lahan yang subur, gembur, tidak
tergenang air, berupa tanah liat yang berpasir, banyak mengandung humus, beraerasi, dan memiliki drainase yang baik. Umumnya tanaman lengkuas
dapat tumbuh pada lahan terbuka sampai di tempat yang agak terlindung. Tumbuh pada ketinggian sampai dengan 1200 m diatas permukaan laut
dengan curah hujan 1500 – 2400 mm Wardana et al., 2002. Menurut Sinaga 2000, lengkuas dapat tumbuh dengan baik pada
ketinggian tempat 1 - 1200 m diatas permukaan laut, dengan curah hujan tahunan 2500 - 4000 mmtahun, pada bulan basah di atas 100 mmbulan,
selama 7 - 9 bulan, sedangkan pada bulan kering dibawah 60 mmbulan, selama 3 - 5 bulan. Suhu udara lingkungan yang ideal sekitar 29
o
C – 25
o
C, dengan tingkat kelembapan sedang. Pertumbuhan lengkuas memerlukan
intensitas penyinaran matahari yang tinggi. Jenis tanah sebagai media tumbuhnya adalah jenis latosol merah coklat, andosol, dan aluvial. Tekstur
tanah lempung berliat, lempung berpasir, lempung merah, dan lateristik. Kedalaman air tanah yang dibutuhkan berkisar 50 - 100 cm dari permukaan
tanah dan kedalaman perakaran sekitar 10 - 30 cm dari permukaan tanah.
7
A.3. Produksi Lengkuas
Tanaman lengkuas termasuk tanaman obat yang potensial untuk dikembangkan. Hal ini berdasarkan data produksi lengkuas dari Badan Pusat
Statistika 2006 sampai tahun 2005 yang terus menunjukkan peningkatan. Produksi lengkuas merah serta beberapa tanaman obat di Indonesia disajikan
pada Tabel 1. Tabel 1. Produksi Tanaman Obat di Indonesia Tahun 2000 - 2006
Tahun Lengkuas
Ton Jahe Ton
Lempuyang wangi
Ton Temu
hitam Ton
Kencur Ton
2000 9.489.723 115.091.775 4.484.811
2.853.005 24.813.136
2001 11.112.058 128.436.556 4.794.449
1.662.517 27.195.183
2002 12.848.182 118.496.381 4.530.850
3.040.390 23.993.017
2003 19.527.111 125.386.480 4.684.297
4.490.430 30.707.451
2004 22.609.057 104.788.634 6.025.358
6.174.186 40.467.232
2005 35.478.405 125.827.413 8.896.585
7.724.957 82.107.401
B. Komposisi Kimia Lengkuas