Komposisi Kimia Lengkuas TINJAUAN PUSTAKA

7 A.3. Produksi Lengkuas Tanaman lengkuas termasuk tanaman obat yang potensial untuk dikembangkan. Hal ini berdasarkan data produksi lengkuas dari Badan Pusat Statistika 2006 sampai tahun 2005 yang terus menunjukkan peningkatan. Produksi lengkuas merah serta beberapa tanaman obat di Indonesia disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Produksi Tanaman Obat di Indonesia Tahun 2000 - 2006 Tahun Lengkuas Ton Jahe Ton Lempuyang wangi Ton Temu hitam Ton Kencur Ton 2000 9.489.723 115.091.775 4.484.811 2.853.005 24.813.136 2001 11.112.058 128.436.556 4.794.449 1.662.517 27.195.183 2002 12.848.182 118.496.381 4.530.850 3.040.390 23.993.017 2003 19.527.111 125.386.480 4.684.297 4.490.430 30.707.451 2004 22.609.057 104.788.634 6.025.358 6.174.186 40.467.232 2005 35.478.405 125.827.413 8.896.585 7.724.957 82.107.401

B. Komposisi Kimia Lengkuas

Rimpang lengkuas mengandung karbohidrat, lemak, sedikit protein, mineral K, P, Na, komponen minyak atsiri, dan berbagai komponen lain yang susunannya belum diketahui. Rimpang lengkuas segar mengandung air sebesar 75 , dalam bentuk kering mengandung 22.44 karbohidrat, 3.07 protein dan sekitar 0.07 senyawa kamferid Darwis et al., 1991. Kandungan minyak atsiri lengkuas yang berwarna kuning kehijauan dalam rimpang lengkuas ± 1 , dengan komponen utamanya metil- sinamat 48 , sineol 20-30 , 1 kamfer, dan sisanya d-pinen, galangin, dan eugenol penyebab rasa pedas pada lengkuas Darwis et al., 1991. Selain itu, lengkuas juga mengandung resin yang disebut galangol, amilum, kuersetin, kadinen, sesquiterpen, heksahidrokadalen hidrat, kristal kuning yang disebut kamferid, dan beberapa senyawa flavonoid, seperti flavonol Sinaga, 2000. Komponen flavonol yang banyak tersebar pada tanaman misalnya lengkuas 8 adalah galangin, kaemferol, kuersetin, dan mirisetin Rusmarilin, 2003. Gambar 3 menyajikan struktur komponen flavonol. Komponen bioaktif pada rempah-rempah, khususnya pada golongan Zingiberaceae yang terbanyak adalah dari jenis terpenoid dan flavonoid Sinaga, 2000. Komponen lainnya yang terdapat pada golongan Alpinia adalah alpinetin. Alpinetin merupakan jenis flavanon yang dikenal sebagai senyawa fungistatik dan fungisida. Bentuk senyawa bioaktif lainnya adalah dari golongan terpenoid. Golongan ini merupakan kelompok utama pada tanaman sebagai penyusun minyak atsiri. Terpenoid mempunyai rumus dasar C 5 H 8 n atau dengan satu unit isopren. Jumlah n menunjukkan klasifikasi pada terpenoid yang dikenal dengan monoterpen, diterpen, triterpen, tetraterpen, dan politerpen. Struktur terpenoid ada yang berbentuk siklik ada yang tidak Bohm, 1975. Gambar 3. Struktur Flavonol pada Alpinia sp Rusmarilin, 2003. Menurut Shelef 1983, komponen antimikroba dalam rempah- rempah adalah senyawa fenolik. Senyawa fenolik umumnya terdapat dalam minyak atsiri. Fenol merupakan monoterpen yang pada umumnya digunakan sebagai bahan antiseptik. Sedangkan beberapa senyawa terpen lainnya yang memiliki struktur sikloheksana dengan gugus hidroksil serta penambahan gugus lainnya juga memiliki kemmapuan yang sama dengan dalam menghambat kapang, khamir, dan bakteri. Salah satu senyawa bioaktif yang telah berhasil diperoleh dengan metode destilasi uap oleh De Pooter et al. 1985 dan kromatografi kinerja tinggi HPLC preparatif Kondo et al., 1993 adalah 1’-Asetoksi chavikol A B OH OH O O OH R1 R2 R3 9 asetat ACA. Senyawa ini bersifat antifungi dan antikarsinogenik yang terkandung sebesar ± 0.5-1 dalam minyak atsiri rimpang lengkuas segar De Pooter et al., 1985 atau ± 0.11 dalam per 100 gram bahan rimpang lengkuas segar. ACA larut dalam pelarut semipolar, seperti etil asetat, diklorometan atau kloroform.

C. Khasiat Komponen Bioaktif Lengkuas

Dokumen yang terkait

Uji Antimutagenik Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi Dengan Monosodium Glutamat (MSG)

12 118 94

UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL RIMPANG LENGKUAS MERAH (Alpinia purpurata K. Schum) dan LENGKUAS PUTIH (Alpinia galanga L.) PADA MENCIT JANTAN

10 58 20

Uji efektivitas ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli dengan metode disc diffusion.

4 24 70

Pemanfaatan lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) sebagai bahan antijamur dalam sampo

0 10 116

Daya Antijamur Ekstrak Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) dalam Sediaan Salep

8 55 96

Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Keragaman Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata K. Schum)

0 12 78

Aktivitas Antimikroba Minyak Esensial Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dan Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) Terhadap Bakteri Patogen dan Perusak Pangan

3 16 11

Perbandingan Efektivitas Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata K Schum) dan Lengkuas Putih (Alpinia Galanga) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida Albicans Secara In Vitro

0 0 6

Efektivitas Air Rebusan dan Air Perasan Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K.schum) dalam Menghambat Pertumbuhan Trichophyton rubrum Jamur Penyebab Kutu Air (Tinea pedis)

0 0 7

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata K. Schum) Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 91