Landasan teori Psikologi Tokoh Utama Dalam Novel 38 Tahun Mencari Ibu Karya Alya Zulfa

1. Latar tempat

Latar adalah tempat atau lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

2. Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan di dalam karya sastra.

3. Latar sosial

Latar sosial adalah latar yang menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan prilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan. Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang dalam suatu karya sastra. Dari suatu cerita dapat diambil suatu pesan atau kesan yang disebut amanat. Nilai-nilai yang ada di dalam cerita bisa di lihat dari diri si sastrawan dan pembacanya. Pendekatan struktural yang meliputi tema, alur, penokohan, latar, dan amanat merupakan satu langkah awal untuk melakukan penelitian karya sastra.

2.2. Landasan teori

Teori adalah alat, berfungsi untuk mengarahkan sekaligus membantu memahami objek secara maksimal Ratna, 2004:95.Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud mengenai teori kepribadian. Menurut Freud kepribadian terdiri atas tiga sistem atau aspek, yaitu: 1. Das Es id yaitu aspek biologis. 2. Das Ich ego yaitu aspek psikologis. Universitas Sumatera Utara 3. Das Ueber Ich super ego yaitu aspek sosiologis. Ketiga aspek tersebut masing-masing mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja dan dinamika sendiri-sendiri, namun ketiganya sangat berhubungan sehingga sukar tidak mungkin untuk memisah-misahkan pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia. Tingkah laku selalu merupakan hasil kerja sama dari ketiga aspek itu. Id adalah sistem kepribadian yang asli yang dibawa sejak lahir.Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan, yaitu berusaha untuk memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Prinsip kenikmatan diproses dengan dua cara, yaitu tindak refleks adalah reaksi spontan yang dibawa sejak lahir, dipakai untuk menangani pemuasan sederhana dan biasanya segera dapat dilakukan seperti mengejapkan mata bila terkena debu. Proses primer adalah reaksi membayangkan atau menghayalkan sesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan, seperti orang lapar yang membayangkan makanan. Proses membayangkan yang dapat menghilangkan tegangan ini disebut pemenuhan hasrat. Dalam proses menghayal ini idtidak mampu memperoleh khayalan itu secara nyata, sehingga dibutuhkan peranan ego Alwisol, 2009: 14- 15. Id adalah sistem kepribadian yang paling dasar, sistem yang di dalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Id dalam menjalankan fungsi dan operasinya dilandasi oleh maksud mempertahankan konstansi yang ditujukan untuk menghindari keadaan tidak menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan. Untuk keperluan mencapai maksud, id memiliki perlengkapan Universitas Sumatera Utara berupa dua macam proses. Proses yang pertama tindakan refleks yaitu suatu bentuk atau tingkah laku atau tindakan yang mekanisme keranya otomatis. Proses yang kedua adalah proses primer yakni suatu proses yang melibatkan sejumlah reaksi psikologis yang rumit Koswara, 1991:32 Ego berkembang dari id yang tidak mampu memperoleh khayal dalam proses primer. Ego beroperasi dengan menggunakan prinsip realita, yaitu berusaha memperoleh kepuasan dengan mencegah terjadinya tegangan baru atau menunda kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata yang dapat memuaskan kebutuhan. Prinsip realita ini dikerjakan melalui proses sekunder, yaitu berfikir realistik menyusun rencana dan menguji apakah rencana itu menghasilkan objek yang dimaksud Alwisol, 2009: 15-16. Ego sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu pada dunia objek dari kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan yang berusaha menggantikan prinsip kesenangan milik id Feist, 2010:33. Superego adalah kekuatan moral dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistik, prinsip ini mempunyai dua subprinsip, yaitu conscience menghukum tingkah laku yang salah dan ego ideal menghadiahi tingkah laku yang benar, yang memiliki tujuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah Alwisol, 2009:16. Superego mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralitas dan idealis yang berbeda dengan prinsip realistis dari ego. Superego yang berkembang dengan baik berperan dalam Universitas Sumatera Utara mengembalikan dorongan agresif melalui proses represi. Superego memang tidak bisa memproduksi represi sendiri tetapi superego memerintahkan ego untuk melakukan hal tersebut.Superego mengawasi ego dengan ketat serta menilai tindakan dan niat dari ego. Rasa bersalah muncul pada saat ego bertindak atau berniat untuk bertindak bertentangan dengan standar moral superego Feist, 2010:34. Menurut Poduska, 1990:77 mengatakan bahwa psikoanalisa memberikan sumbangan yang lebih besar, langsung ataupun tidak langsung dalam mempelajari perkembangan kepribadian dan perilaku abnormal daripada pendekatan psikologi lainnya. Selanjutnya menurut Milner dalam Endaswara, 2008:101 ada dua hal yang dinyatakan sebagai hubungan antara sastra dan psikoanalisa, pertama ada kesamaan antara hasrat –hasrat yang tersembunyi pada setiap manusia yang menyebabkan kehadiran karya sastra yang mampu menyentuh perasaan kita,karena karya sastra itu memberikan jalan keluar terhadap hasrat –hasrat rahasia tersebut. Kedua, ada kesejajaran antara mimpi dan sastra, dalam hal ini kita menghubungkan kolaborasi karya sastra dengan proses mimpi, yang oleh Freud disebut “pekerjaan mimpi”. Itulah sebabnya proses kreativitas penulis dalam menciptakan karyanya sangat dipengaruhi oleh sistem sensor interen yang mendorongnya untuk menyembunyikan atau memutarbalikkan hal –hal penting yang ingin dikatakan atau mendorongnya untuk mengatakan dalam bentuk langsung atau telah diubah. Menurut Ratna, 2004:63 menyebutkan dalam penelitian, sebagai psikoanalisis Freud bertumpu pada a bahasa pasien, jadi juga keterlibatan sastra, Universitas Sumatera Utara b memakai objek mimpi, fantasi, dan mite, yang dalam sastra ketiganya merupakan sumber imajinasi. Teori Freud tentang alam bawah sadar memang penting bagi pembahasan psikologi sastra karena mampu mempengaruhi kejiwaan siapa saja termasuk tokoh- tokoh sastra.Psikoanalisa juga sering merangsang kepada “keadaan jiwa’ pencipta sehingga muncul ide teks sastra. Peneliti psikologi sastra pada akhirnya juga akan mampu membaca rentetan psikologi pembaca. Teks sastra merupakan rangsangan bawah sadar pada pembaca. Semakin tinggi tingkatan sebuah teks dapat mempengaruhi jiwa pembaca, maka semakin berkualitas pula karya sastra itu.

2.3 Tinjauan pustaka