BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Asam palmitat merupakan asam lemak jenuh yang paling besar jumlahnya di dalam minyak kelapa sawit, yaitu sebesar 40-46. Asam palmitat juga terdapat
pada berbagai minyak yang bersumber dari bahan nabati lainnya. Pada minyak wijen sebesar 9,1, minyak jagung 8,1, minyak kedelai 7-10, minyak kacang
tanah 6,3, minyak jambu mente 4,1-17,3, minyak tengkawang 18, minyak biji kapas 23,4, dan minyak kelapa 7,5-10,5 Ketaren, 2008.
Turunan asam palmitat telah banyak dihasilkan. Salah satunya adalah metil ester asam lemak. Metil ester asam lemak merupakan hasil transesterifikasi dari
suatu minyak dengan metanol Noureddini and Medikonduru,1997. Metil ester asam lemak selain digunakan sebagai pengganti solar, juga digunakan dalam
pembuatan kosmetik, detergen, aditif pada tekstil dan kertas Kimmel, 2004.
Senyawa alkanolamida juga dapat dihasilkan dari asam palmitat. Pembuatan senyawa alkanolamida dilakukan dengan mereaksikan asam lemak
dengan amina pada suhu 120
o
C-180
o
C. Sintesis senyawa alkanolamida yang telah dilakukan adalah melalui reaksi antara asam lemak dengan etanolamina ataupun
dietanolamina, sering terjadi persaingan antara terbentuknya amida dan ester apabila kondisi reaksi tidak diatur dengan baik Maag,1984. Lubis, 2012 juga
telah melakukan penelitian mengenai sintesa senyawa alkanolamida yang dihasilkan melalui amidasi antara metil palmitat campuran dengan etanolamina
dan dietanolamina.
Universitas Sumatera Utara
Alkanolamida merupakan surfaktan nonionik yang secara luas digunakan sebagai agen pengemulsi yang stabil. Senyawa ini juga digunakan dalam industri
farmasi, kosmetik, kebutuhan rumah tangga seperti sampho dan deterjen, serta sebagai agen pengontrol busa, aditif bahan bakar, corrosion inhibitors Rosen,
2004.
Sejak lama telah diketahui bahwa maleanized drying oil menghasilkan pelapis yang larut dalam air. Pada tahun 1971, Balakrishna dan Sivasamban telah
mereaksikan minyak jarak kering atau minyak biji rami dan minyak safflower yang telah diisomerisasi dengan anhidrida maleat menghasilkan film alkyd resin
yang memiliki sifat kekerasan dan fleksibilitas yang baik serta tahan air Balakrishna and Sivasamban, 1971.
Telah dilakukan sintesa senyawa alkanolamida turunan albizia benth oil dengan anhidrida maleat yang bermanfaat dalam material polimer sehingga
memberikan dorongan untuk melakukan penelitian dari bahan yang tersedia, dapat diperbaharui, harga murah dan alami. Pada sintesa tersebut, gugus OH pada
senyawa alkanolamida turunan albizia benth oil digantikan dengan gugus maleat, menghasilkan senyawa maleanised albizia benth oil polyesteramide MA-
ABOPEA. Kehadiran gugus maleat dalam senyawa tersebut meningkatkan berat molekul dan sifat ketidakjenuhan sehingga lebih mudah untuk membentuk suatu
film . Gugus maleat juga dapat meningkatkan sifat tahan benturan, fleksibilitas, dan kekerasan goresan. Umumnya, anhidrida maleat dikenal untuk memperkuat
adhesi, yaitu gaya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis Akintayo et al,2012.
Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai sintesa alkanolamida turunan asam palmitat, yaitu sintesa senyawa N,N
di-2-mono etil maleat palmitamida hasil esterifikasi N,N di-2 etanol palmitamida dengan anhidrida maleat dimana N,N di-2 etanol palmitamida
diperoleh dari hasil amidasi metil palmitat dengan dietanolamina, sedangkan metil palmitat diperoleh dari esterifikasi asam palmitat dengan metanol.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Permasalahan