Geologi Pengujian konsentrasi Cl Uji linearitas

2.9.3. Iklim dan curah hujan

Dumai mengalami beberapa perubahan iklim yang sangat dipengaruhi oleh iklim laut dengan rata-rata curah hujan 200 – 300m 3 , dan memiliki dua musim yaitu musim kering kemarau dari bulan Maret-Agustus, dan musim hujan dari September-Februari dengan rata-rata temperatur 24°C – 33°C.

2.9.4. Morfologi dan topografi

Secara fisiografis daerah penelitian merupakan bagian dari dataran rendah bagian Timur Sumatera, termasuk kedalam zona cekungan Sumatera Tengah. Berdasarkan atas bentuk, ketinggian, relief dan litologinya, bentang alam di daerah penelitian dipisahkan menjadi dua satuan morfologi, yaitu dataranpantai ,rawa dan perbukitan bergelombang lemah.

2.9.5. Hidrologi

Kota Dumai terletak di daerah pantai dari pesisir Timur Sumatera, di mana air tanah maupun air permukaan selalu menjadi masalah utama yang cukup besar. Dilihat dari kondisi Topografinya dengan evaluasi umumnya rendah dan membentuk perbukitan bergelombang kurang mendukung untuk terbentuknya sungai-sungai dengan aliran besar. Di kota Dumai terdapat dua buah sungai utama yang cukup besar yaitu Sungai Mesjid 4km dari pusat kota Dumai yang bermuara di Selat rupat, dengan debit 363.75m 3 det dan Sungai Dumai0,5km dari puasat kota Dumai bermuara di Selat Rupat, memiliki debit 39 m 3 det. Sungai-sungai lain yang ada di Dumai umumnya kecil-kecil dan dangkal, dan merupakan sungai yang berasal dari rawa, serta kurang bermanfaat.

2.9.6. Geologi

Secara regional, geologi dan tektonik daerah Dumai termasuk kedalam cekungan Sumatera Tengah yang memanjang Barat Laut Tenggara, mulai dari perbatasan Provinsi Riau sebelah Barat atau sekitar Pulau Alang besar sampai Barat Laut pegunungan Tiga puluh di wilayah provinsi Jambi. Peta geologi yang digunakan di daerah Dumai dan sekitarnya adalah peta Geologi lembar Dumai dan Bagan Siapi-api, skala 1:250.000. Universitas Sumatera Utara

2.9.7. Stratigrafi

Berdasarkan peta geologi lembar Dumai dan Bagan siapi-api, secara umum stratigrafi regional di daerah Dumai dari yang tertua umurnya hingga ke muda adalah sebagai berikut: • Format minas Qpmi Tersusun oleh batu lanau, pasir dan kerikil, batu lumpur lunak terkoalinkan dan terurat limonitkan, dengan lingkungan pengendapan paralik-fluviatildarat. Penyebarannya cukup luas, menempati daerah morfologi perbukitan bergelombang lemah dan morfologi dataran. • Satuan endapan Aluvium tuaQp dan Aluvium mudaQh Terdiri dari lempung, lanau, kerikil lempungan, sisa-sisa tumbuhan dan rawa-rawa gambut, yang masih bersifat lepas, dengan kondisi lingkungan pengendapan paralik-fluviatildarat, berumur Holosen. penyebaran dari satuan ini di daerah penelitian sangat luas, umumnya menempati daerah dataran pantai, rawa, aluvial sungai. Hubungan stratigrafi dengan formasi di atasnya adalah tidak selaras. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan bahan 3.1.1. Peralatan Alat-alat yang dipergunakan selama penelitian adalah: 1. Global Position SystemGPS 2. Thermometer Digital 3. Konduktivitimeter 4. Gelas Ukur 5. Labu Erlenmeyer 250 mL 6. Pipet Volume 25 mL dan 50 mL 7. TDS Meter 8. Mikroburet 50 mL

3.1.2. Bahan – bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Sampel air sumur Bor dan gali

2. Sampel Air laut 3. Aquades 100

4. Larutan Indikator Kalium Kromat K 2 CrO 4 5 bv 5. Larutan baku Perak Nitrat AgNO 3 0,0141 N 6. Indikator Fenolftalein PP 1

7. Larutan Natrium Hidroksida NaOH 1N

8. Larutan Asam Sulfat H 2 SO 4 1N Universitas Sumatera Utara

3.2. Teknik pengumpulan sampel

Untuk pengambilan sampel dimulai dari garis pantai sebagai titik acuan sampai titik air laut murni, kemudian dari titik acuan garis pantai menuju sumur-sumur bor dan sumur gali yang berada di daerah Kecamatan Dumai Timur. SB 3 Titik AL 2 Titik AL 1 Titik AL 3 SG 20 SG 19 SG 18 SG 16 SG 15 SG 14 SG 13 SB 1 SB 2 SG 10 SB 5 SG 9 SB 6 SB 4 SG 12 SB 8 SB 9 SG 4 SG 7 SB 15 SB 17 SG 6 SB 7 SB 13 SB 10 SG 8 SB 18 SB 19 SB20 SB 12 SG 5 SG 2 SB 14 SG 3 SB 16 SB 11 SG 1 Titik acuan garispantai Air Laut Gambar 3.1. Skema titik pengambilan sampel penelitian 3.3. Prosedur penelitian 3.3.1. Penentuan DHL Prinsip kerja: Daya Hantar ListrikDHL dengan menggunakan larutan KCL sebagai larutan baku pada suhu 25°C diukur dengan alat elektroda konduktometer. Cara kerja: Pengambilan data kelapangan dengan mengikuti teknik pengumpulan sampel air sumur bor dan sumur gali, maka dilakukan perlakuan Laboratorium sebagai berikut: 1. Dihidupkan alat DHL meter yang sudah dibilas dengan air suling dan sampel sebanyak tiga kali dan diatur sampai menunjukkan angka 1413µmhocm. Universitas Sumatera Utara 2. DHL meter dicelupkan kedalam gelas ukur yang berisi sampel. 3. Ditunggu 2 – 5 menit, sampai pada pembacaan alat stabil 4. Dicatat hasil tanpa mengangkat DHL meter dari permukaan sampel.

3.3.2. Pengujian konsentrasi Cl

1. Diukur larutan sampel 100mL, dimasukkan kedalam labu erlenmeyer 250 mL. 2. Ditetesi PP 1 sebanyak tiga tetes, ditambahkan NaOH 0,5 sampai warna merah muda, ditambahkan H 2 SO 4 1N sampai berubah warna putih jernih. 3. Lalu ditambahkan lagi 1 mL larutan K 2 CrO 4 5 bv dan diaduk sampai warna kuning jernih, lalu dititrasi dengan larutan baku Ag NO 3 0,0141 N sampai titik akhir titrasi yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah kecoklatan . 4. Dicatat volume AgNO 3 yang digunakan. Untuk perhitungan kadar Klorida sampelmgL : mgL = 1000 5 , 35 ⋅ ⋅ ⋅ − Vsampel N B A 3.1 Dengan: A= Volume larutan baku AgNO 3 untuk titrasi sampel mL B= Volume larutan baku AgNO 3 untuk titrasi blanko mL N= Normalitas larutan baku AgNO 3 V= Volume sampel mL

3.3.3. Pengujian Total Dissolved SolidTDS Prinsip kerja:

Banyaknya total padatan yang terlarut dalam sampel dengan menggunakan alat TDS meter. TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut dalam Part Per MillionPPM atau sama dengan milligram per LitermgL. Universitas Sumatera Utara Cara Kerja : 1. Dihidupkan alat TDS meter yang sudah dibilas dengan air suling dan sampel. 2. TDS meter dicelupkan ke dalam gelas ukur yang berisi larutan sampel 3. Ditunggu 2 – 5 menit, sampai pembacaan pada alat stabil 4. Dicatat hasil tanpa mengangkat TDS meter dari permukaan sampel 3.4. Teknik analisa data 3.4.1. Analisa model regresi linear berganda Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dan mengukur DHL air sumur bor dan sumur gali, pengujian ini dilakukan dengan model regresi berganda dengan persamaan : Ŷ= k k X a X a X a a + + + + .. 2 2 1 1 3.2 Dengan: Ŷ = daya hantar listrik a = konstanta regresi k a = koefisien regresi untuk variable k X k X = variabel yang menyangkut sample. Di dalam penelitian ini variabel terikat adalah Ŷ Daya Hantar Listrik, dan variabel-variabel bebas adalah jarak sumur dari garis pantai 1 X dan kedalaman sumur 2 X , maka bentuk persamaan regresinya : Ŷ= 2 2 1 1 X a X a a + + 3.3 Koefisien-koefisien 2 1 , a dan a a ditentukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil dengan persamaan : i i i i i i i i i i i i i i i X a X X a X a X Y X X a X a X a X Y X a X a n a Y 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 Σ + Σ + Σ = Σ Σ + Σ + Σ = Σ Σ + Σ + = Σ 3.4 Universitas Sumatera Utara

3.4.2. Uji linearitas

Untuk menguji linieritas persamaan 3.2 digunakan uji F dengan persamaan : 1 − − = k n JK k JK F res reg 3.5 Dengan : reg JK = jumlah kuadrat regresi res JK = jumlah kuadrat residu n = jumlah sampel k = banyaknya variabel bebas Jika − − − = − = 2 2 2 1 1 1 , X X X X X X i i ,……., − − = k ki k X X X dan − − = Y Y y i i maka jumlah kuadrat-kuadrat regresi dapat dihitung dengan persamaan: i ki k i i i i reg y X a y X a y X a JK Σ + + Σ + Σ = .......... 2 2 1 1 3.6 Jumlah kuadrat-kuadrat residu dapat dihitung dengan persamaan : 2 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − Σ = ∧ i i res Y Y JK 3.7 Jika h F yang diperoleh melalui persamaan 3.5 lebih besar dari t F maka variabel- variabel n X X X ,....., , 2 1 secara nyata sama-sama berpengaruh terhadap Y dengan persamaan regresi linier seperti persamaan 3.2. Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel-variabel 1 X dan 2 X terhadap Y digunakan koefisien korelasi berganda dengan persamaan: 2 2 i reg y JK R Σ = 3.8 ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = } }{ { 2 2 2 2 i i i i Y Y n X X Yi Xi XiYi n r 3.9 Universitas Sumatera Utara Dengan : n = Jumlah sample X = Variabel bebas Jarak sumur dari garis pantai dan kedalaman sumur Y = Variabel terikat Daya Hantar Listrik air sumur r = Koefisien korelasi Pearson Berdasarkan indeks korelasi -1 ≤ r ≤1 Interprestasi koefisien korelasi : r = 1 maka kedua variable dikatakan berhubungan erat secara positif, artinya makin besar variable pertama dari suatu induvidu, makin besar pula nilai variable kedua pada induvidu yang sama. r = -1 maka kedua variabel dikatakan berhubungan erat secara negatif, artinya makin kecil variable pertama dari suatu induvidu, makin kecil pula nilai variable kedua pada induvidu yang sama. r = 0 maka kedua variable tidak berhubungan sama sekali

3.4.3. Analisa air laut dan air sumur