Maksud dan Tujuan Pembatasan Masalah Metode Pembahasan

perencanaan sampai pelaksanaannya pada kontraktor spesialis yang umumnya sekaligus pemasok material tersebut. Penelitian mengenai perencanaan baja konvensional sudah banyak dilakukan dan memberikan hasil yang memuaskan. Namun, penelitian mengenai perencanaan baja ringan belum banyak dilakuka n. Di Indonesia diketahui bahwa rangka atap jenis ini banyak mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh kegagalan elemen, kegagalan sambungan, kombinasi keduanya atau kesalahan pengerjaan sehingga diperlukan analisis lebih lanjut mengenai perilaku struktur rangka atap baja ringan dan sambungannya yang didesain menurut prosedur yang biasa dilakukan saat ini.

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan Tugas Akhir ini adalah : 1. Mendefinisikan dan menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan struktur rangka atap baja ringan. 2. Menganalisa dan merencanakan struktur rangka atap baja ringan berdasarkan Australian New Zealand Standard ASNZS 4600:1996. 3. Merencanakan sambungan menggunakan sekrup self-drilling screw. 4. Membandingkan dengan proses perencanaan struktur rangka atap baja konvensional berdasarkan SNI 03 – 1729 – 2002 “Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung”. Universitas Sumatera Utara

1.4 Pembatasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup masalah yang akan timbul maka ditetapkan batasan-batasan sebagai berikut : 1. Baja yang digunakan adalah high tension steel G-550 berlapis Zincalume atau Galvanis. 2. Profil yang digunakan adalah profil C dan double C. 3. Sistem sambungan menggunakan sekrup self-drilling screw. 4. Untuk analisa struktrur, garis gaya batang-batang yang disambung pada tiap titik buhul dianggap bertemu disatu titik. 5. Peraturan pembebanan berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SKBI-1.3.5.3-1987. 6. Kombinasi pembebanan yang dipakai berdasarkan SNI 03-1729-2002 tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung. 1,4D 1,2D + 1,6 L + 0,5 La atau H 1,2D + 1,6 La atau H + γ L L atau 0,8W 1,2D + 1,3 W + γ L L + 0,5 La atau H 1,2D ± 1,0E + γ L L 0,9D ± 1,3W atau 1,0E 7. Tekuk pada batang akibat Torsional buckling tidak ditinjau. Universitas Sumatera Utara 8. Model yang digunakan adalah kuda-kuda segitiga penuh bentang 18 m dan α = 25 o dengan tumpuan sendi dan rol di kedua ujungnya. Gambar 1.2 Model rencana kuda-kuda

1.5 Metode Pembahasan

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah studi analitis berdasarkan data-data dan buku literatur yang berhubungan dengan pembahasan pada tugas akhir ini serta masukan-masukan dari dosen pembimbing. Penganalisaan struktur dilakukan dengan program komputer yaitu program SAP 2000 versi 10.0.1 untuk mempermudah proses perhitungan. α Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum