Beban Hidup Beban Angin

Lantai kayu sederhana dengan balok kayu, tanpa langit- 40 kgm 2 langit dengan bentang maksimum 5 m dan untuk beban hidup maksimum 200 kgm 2 Penggantung langit-langit dari kayu, dengan bentang 7 kgm 2 maksimum 5 m dan jarak s.k.s minimum 0,8 m Penutup atap genting dengan reng dan usukkaso per m 2 50 kgm 2 bidang atap Penutup atap sirap dengan reng dan usukkaso per m 2 40 kgm 2 bidang atap Penutup atap seng gelombang BWG 24 tanpa gordeng 10 kgm 2 Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso dan beton, 24 kgm 2 tanpa adukan, per cm tebal Semen asbes gelombang tebal 5 mm 11 kgm 2

2.2.2 Beban Hidup

Berbeda dengan beban mati, beban hidup adalah beban gravitasi yang memiliki besar danatau posisi yang berubah dari waktu ke waktu moving loads selama masa layan struktur. Sebagai contoh adalah beban orang, funiture, perkakas, beban kendaraan pada struktur jembatan dan beban lain yang dapat bergerak. Karena sifatnya yang berubah-ubah, umumnya beban hidup sangat sulit ditentukan secara pasti. Yang dilakukan adalah menentukan beban hidup Universitas Sumatera Utara minimum yang harus diperhitungkan pada suatu struktur, pada umumnya mengacu pada peraturan pembebanan yang ditentukan oleh pemerintah. Untuk Indonesia pengaturan nilai minimum beban hidup untuk berbagai fungsi bangunan diatur dalam Peraturan Pembehanan Indonesia untuk Gedung 1983 PPIG 1983. Beban-beban ini pada umumnya bersifat empiris dan konservatif yang dapat diterima secara umum. Namun adakalanya nilai yang diberikan tidak tepat, untuk kondisi demikian menentukan beban hidup sendiri dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Beban Hidup pada atap gedung, yang dapat dicapai dan dibebani oleh orang, harus diambil minimum sebesar 100 kgm 2 bidang datar. Atap danatau bagian atap yang tidak dapat dicapai dan dibebani oleh orang, harus diambil yang menentukan terbesar dari: • Beban terbagi rata air hujan Wah = 40 - 0,8 A dengan, A = sudut kemiringan atap, derajat jika A 50 o dapat diabaikan. Wah = beban air hujan, kgm 2 min. Wah atau 20 kgm 2 • Beban terpusat berasal dari seorang pekerja atau seorang pemadam kebakaran dengan peralatannya sebesar minimum 100 kg. Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Beban Angin

Berdasarkan PPIG 1987, beban angin didefinisikan sebagai tekanan angin yang menerpa struktur baik berupa gaya tekan ataupun gaya hisap. Umumnya beban angin baru diperhitungkan untuk struktur yang memiliki minimal 4 lantai atau memiliki tinggi bangunan minimal 16 m. Angin yang bergerak menabrak struktur dianggap bekerja sebagai tekanan positif pada sisi yang berhadapan langsung dengan arah angin dan tekanan negatif isap pada sisi belakangnya. Tekanan tiup angin yang bekerja pada struktur untuk daerah normal sebesar 25 kgm2 dan untuk daerah pantai diambil 40 kgm2.

2.2.4 Beban Gempa