BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Sistem HVAC ruang produksi obat-obat golongan non betalaktam belum beroperasi secara maksimal.
2. Penyimpanan barang di instalasi penyimpanan tidak disusun secara alfabetis dan tidak terdapat gudang obat jadi.
3. Higiene karyawan belum diterapkan dengan maksimal dan belum terdapat ruangan khusus untuk pengeringan pakaian karyawan.
4. Tim inspeksi diri belum mempunyai jadwal yang jelas sehingga tidak dapat bekerja secara maksimal.
5.2 Saran
1. Sebaiknya sistem HVAC di ruang produksi obat-obat golongan non
betalaktam dioperasikan secara maksimal. 2.
Sebaiknya penyimpanan barang di instalasi penyimpanan disusun secara alfabetis dan gudang obat jadi sebaiknya disediakan.
3. Sebaiknya higiene karyawan diterapkan secara optimal dan terdapat
ruangan khusus untuk pengeringan pakaian karyawan. 4.
Sebaiknya tim inspeksi diri memiliki jadwal yang jelas untuk menilai penerapan CPOB dalam seluruh aspek produksi dan pengawasan mutu di
Lafi Ditkesad.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI PRA FORMULASI KLORDIAZEPOKSID DENGAN
VITAMIN B
1,
B
6
dan B
12
6.1 LATAR BELAKANG
Ansietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini
disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di
perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besar. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak
dan gelisah. Obat yang digunakan untuk pengobatan ansietas ialah sedatif, atau obat-
obat yang secara umum memiliki sifat yang sama dengan sedatif. Antiansietas yang utama adalah golongan benzodiazepine.
Defisiensi vitamin neurotropik seperti vitamin B1, B6 dan B12 dapat mengakibatkan pegal, capek, keram dan kesemutan.
Pada proses pembuatan tablet selain bahan aktif juga dibutuhkan beberapa bahan tambahan seperti zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat
pembasah atau zat lain yang cocok. Pengembangan formulasi obat menjadi penting untuk keperluan manufacturing sehingga dapat menghasilkan obat yang
bermutu, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai tujuan penggunaannya.
Universitas Sumatera Utara
6.2 TUJUAN