pinjaman dalam jangka waktu tertentu. Modal pinjaman akan menimbulkan motivasi pada pihak manajemen sehingga dalam melakukan
kegiatan usahanya dilakukan secara sungguh-sungguh. Sumber modal asing dapat berasal dari pinjaman dunia perbankan, lembaga keuangan,
dan dari perusahaan nonkeuangan.
2.5.4 Peranan Modal dalam Perekonomian
Menurut Sadono Sukirno 2002: 382 dalam setiap kegiatan perekonomian untuk kegiatan produksi memerlukan barang modal. Modernisasi perekonomian
tidak dapat berlaku apabila tidak terdapat barang modal yang memiliki kompleksitas tinggi dengan produktivitas tinggi. Di dalam perekonomian modern
perusahaan-perusahaan harus terus berupaya dalam memperbaiki kegiatan produksinya agar dapat mempertahankan daya saing dan menjamin kelangsungan
hidup usahanya. Investasi atau penanaman modal adalah pengeluaran sektor perusahaan untuk membeli memperoleh barang-barang modal yang baru yang
lebih modern atau untuk menggantikan barang modal yang sudah tidak digunakan lagi. Untuk melakukan penanaman modal, maka para pengusaha memerlukan
dana. Adakalanya dana tersebut berasal dari keuntungan yang diperoleh yang tidak dibagikan dan ada pula yang berasal dari peminjaman dari pihak lain.
2.6 Tenaga Kerja
Menurut Mulyadi 2003: 59 tenaga kerja man power adalah penduduk pada usia kerja 15-64 tahun atau seluruh penduduk dalam suatu negara yang
dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan bila mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Menurut
UU No.25 Tahun 1997 tentang ketentuan-ketentuan pokok ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang
sedang mencari pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga
kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang terlibat ataupun berusaha terlibat dalam
kegiatan produksi barang dan jasa. Sedangkan yang bukan angkatan kerja adalah mereka yang masih bersekolah, ibu rumah tangga, dan golongan lain-lain atau
penerima pendapatan. Menurut Mulyadi 2003: 62-68 keadaan dari tenaga kerja Indonesia dapat
dilihat dari : a.
Tingkat partisipasi angkatan kerja b.
Upah tenaga kerja c.
Produktivitas pekerja d.
Tingkat pengangguran. Menurut Mulyadi 2003: 58-59 terdapat dua teori penting dari mengenai
masalah ketenagakerjaan, yakni: a.
Teori Lewis yang mengemukakan kelebihan pekerja adalah kesempatan yang bukan merupakan suatu masalah. Karena kelebihan pekerja akan
memberikan andil terhadap pertumbuhan output serta penyediaan pekerjaan di sektor lain. Terdapat dua struktur dari perekonomian negara
berkembang yakni sektor subsisten terbelakang dan dan sektor kapitalis modern. Menurut Lewis sektor subsisten terbelakang tidak hanya terdiri
dari pertanian, tetapi juga sektor informal seperti pengecer koran. Kelebihan dari sektor subsisten terbelakang adalah penawaran tenaga
kerja dan tingkat upah di pedesaan relatif lebih murah dibandingkan sektor kapitalis modern. Hal tersebut mendorong pengusaha yang ada di
perkotaan memanfaatkan pekerja tersebut dalam pengembangan industri modern perkotaan. Ketika proses industrialisasi berlangsung, maka
kelebihan penawaran tenaga kerja di sektor subsisten terbelakang akan terserap. Bersamaan dengan itu, maka pada suatu saat tingkat upah di
pedesaan akan meningkat. Perbedaan tingkat upah ini akan mengurangi ketimpangan pendapatan antara perkotaan dan pedesaan.
b. Teori Fei-Ranis yang berkaitan dengan negara berkembang. Ciri-cirinya
adalah sumber daya alamnya belum dapat diolah, kelebihan buruh, mayoritas penduduknya bertani, memiliki banyak pengangguran, serta
tingkat pertumbuhan yang tinggi. Menurut teori ini ada tiga tahap pembangunan dalam kondisi kelebihan buruh, yang pertama di mana
para penganggur semu dialihkan ke sektor industri dengan upah yang sama. Tahap kedua pekerja pertanian menambah output tetapi
memproduksi lebih kecil dari upah institusional yang mereka peroleh karena dialihkan pada sektor industri. Tahap ketiga ditandai dengan awal
pertumbuhan swasembada pada saat buruh pertanian menghasilkan output lebih besar dari pada perolehan upah institusional. Kelebihan
yang ada pada pekerja terserap pada sektor jasa dan industri yang meningkat sejalan dengan pertambahan output dan perluasan usaha
secara terus menerus. Menurut Mulyadi 2004: 71-72 struktur ketenagakerjaan dapat
dilihat dari struktur lapangan kerja utama, struktur jenis pekerjaan utama, dan status dari para pekerja. Lapangan pekerjaan utama seseorang adalah
bidang kegiatan utama dari pekerja. Lapangan pekerjaan dapat digolongkan atas a pertanian, perburuan, kehutanan dan perikanan, b
pertambangan dan penggalian, c industri pengolahan, d listrik gas dan air, e bangunan, f perdagangan besar eceran dan rumah makan, g
angkutan, pergudangan dan komunikasi, h keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan dan tanah, serta jasa perusahaan,dan i jasa
kemasyarakatan. Adapun jenis pekerjaan seseorang merupakan macam pekerjaan
yang dilakukan pekerja tersebut. Jenis pekerjaan dapat digolongkan atas a tenaga profesional, teknisi dan sejenisnya, b tenaga kepemimpinan
dan ketatalaksanaan, c tenaga tata usaha dan tanaga yang sejenis, d tenaga usaha penjualan e tenaga usaha jasa, f tenaga usaha pertanian,
perburuan dan perikanan, dan g tenaga produksi, operator alat-alat angkutan dan pekerja pasar.
Status pekerjaan utama merupakan jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan. Status pekerjaan utama ini dibagi atas a
Buruh karyawan adalah pekerja yang bekerja pada orang lain dan
menerima upah baik uang dan barang, b Berusaha sendiri, apabila pekerja tersebut bekerja atas resikonya sendiri dan tidak memperkerjakan
orang lain dalam usahanya, c Berusaha dengan dibantu pekerja keluarga atau buruh tidak tetap, d Pekerja keluarga, yakni pekerja yang tidak
mendapat upah uang maupun barang, e Berusaha dengan buruh tetap, bila pekerja tersebut bekerja atas resiko sendiri dan dalam melaksanakan
usahanya memperkerjakan buruh tetap. Menurut Arfida 2003: 44 hal-hal yang mempengaruhi permintaan :
a. Tingkat upah
Apabila tingkat upah semakin tinggi, maka permintaan tenaga kerja akan semakin sedikit. Begitu pula sebaliknya.
b. Teknologi
Kemampuan dalam menghasilkan produksi bergantung pula terhadap teknologi yang berkembang. Maka semakin efektif teknologi, akan
memberikan arti semakin besar bagi tenaga kerja dalam mengaktualisasikan keterampilan dan kemampuannya.
c. Produktivitas
Produktivitas bergantung pada modal yang dipakai. Keleluasaan modal dapat menaikkan produktivitas tenaga kerja.
d. Kualitas tenaga kerja
Latar belakang dari pendidikan, keadaan gizi dan pengalaman berusaha merupakan indeks dari kualitas tenaga kerja.
e. Fasilitas modal
Suatu produk yang dihasilkan dari sumbangan modal dan tenaga kerja tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Hal ini karena peranan input
lain merupakan faktor penentu lainnya.
2.7 Pendidikan