Perumusan Masalah Hipotesis Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Radikal Bebas

dalam bahan pangan, contohnya Butylated Hydroxyanisole BHA, Butylated Hydroxytoluen BHT dan propil galat Kumalaningsih, 2006. Buah-buahan dan sayur-sayuran memegang peranan penting dalam menunjang kesehatan dan kebugaran tubuh, juga dapat menekan timbulnya penyakit akibat proses penuaan. Sebab dalam buah dan sayur terkandung berbagai macam vitamin, mineral, serat pangan dan komponen antioksidan Kumalaningsih, 2006. Labu siam Sechium edule Sw termasuk suku Cucurbitaceae merupakan salah satu jenis labu yang cukup populer di Indonesia. Buah labu siam umumnya disajikan sebagai sayuran berkuah bersama dengan sayuran lain, kadang-kadang juga tersaji sebagai lalapan matang dengan dikukus atau direbus. Buah labu siam baik untuk menyembuhkan gangguan sariawan, panas dalam, serta menurunkan demam pada anak-anak. Pucuk batang dan daun mudanya juga sering disaji bersama dengan buahnya sebagai sayuran, selain itu juga biasa dibuat lalapan. Buah labu siam mengandung vitamin A, B, C, saponin dan tannin. Daunnya mengandung saponin, flavonoid dan polifenol Anonim, 2010. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti aktivitas antioksidan ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol herba labu siam Sechium edule Sw dengan metode DPPH, karena metode ini dianggap yang paling murah dan sederhana.

1.2 Perumusan Masalah

a. Bagaimana karakteristik simplisia herba labu siam. b. Senyawa kimia golongan apa saja yang terkandung dalam herba labu siam. c. Apakah ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol herba labu siam memiliki aktivitas sebagai antioksidan untuk meredam radikal bebas.

1.3 Hipotesis

a. Karakteristik simplisia herba labu siam dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur Materia Medika Indonesia. b. Herba labu siam mengandung golongan senyawa kimia flavonoid, tanin, dan saponin yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. c. Ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol herba labu siam memiliki aktivitas antioksidan.

1.4 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui karakteristik simplisia herba labu siam yang diteliti. b. Untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat dalam herba labu siam. c. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol herba labu siam dibandingkan dengan BHT sebagai kontrol positif.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah informasi tentang khasiat herba labu siam sehingga dapat digunakan sebagai obat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

Uraian tumbuhan meliputi daerah tumbuh habitat, nama daerah, nama asing, sistematika tumbuhan, morfologi tumbuhan, kandungan kimia dan kegunaan dari tumbuhan.

2.1.1 Daerah Tumbuh

Tanaman labu tergolong mudah ditanam. Tak heran bila wilayah tanamnya menyebar di berbagai belahan dunia, dari daerah beriklim tropis sampai subtropis. Dataran tinggi berhawa dingin maupun dataran rendah berhawa panas cocok ditanami labu. Labu siam dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 200-1000 m. Nazaruddin, 1999 Adaptasi labu terhadap prilaku optimal cuaca juga sangat baik. Labu tak hanya mampu berantisipasi terhadap kurangnya air di musim kemarau, melainkan juga terhadap kelebihan air di musim hujan. Labu akan tumbuh optimal pada tanah yang kering, berdrainase dan aerasi baik, gembur, serta kaya bahan organik. Tanah yang cenderung asam dengan pH 5 – 6,5 justru disukainya. Nazaruddin, 1999

2.1.2 Nama Daerah

Sumatera Melayu : Labu Siem Jawa Barat Sunda : Gambas, Waluh Siam Jawa Tengah : Labu Jipang, Waluh Jipang Jawa Timur : Manisah

2.1.3 Nama Asing

Sayuran ini dikenal dengan nama internasional chayote atau chajota

2.1.4 Sistematika Tumbuhan

Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Cucurbitales Familia : Cucurbitaceae Genus : Sechium Spesies : Sechium edule Sw. Depkes RI, 2000

2.1.5 Morfologi Tumbuhan

Batang : Lunak, beralur, banyak cabang, terdapat pembelit berbentuk spiral, kasap, berwarna hijau. Daun : Tunggal, bentuk jantung, tepi bertoreh, ujung meruncing, pangkal runcing, kasap, panjang 4-25 cm, lebar 3-20 cm, tangkai panjang, pertulangan menjari, berwarna hijau. Bunga : Majemuk, di ketiak daun, kelopak bertajuk lima, mahkota beralur, benang sari lima, kepala sari berwarna jingga, putik satu berwarna kuning. Buah : Buni, bulat, menggantung, permukaan berlekuk, berwarna hijau keputih-putihan. Biji : Pipih, berkeping dua, berwarna putih. Akar : Tunggang, putih kecoklatan. Depkes RI, 2000

2.1.6 Kandungan Kimia

Buah dan daun Sechium edule Sw. mengandung saponin. Di samping itu buahnya juga mengandung alkaloid dan tannin, sedangkan daunnya mengandung flavonoida dan polifenol. Depkes RI, 2000

2.1.7 Kegunaan Labu Siam

1. Diuretik. Kandungan air pada labu siam memiliki efek diuretik yang baik sehingga melancarkan buang air kecil. 2. Menurunkan tekanan darah. Melalui urine yang banyak terbuang akibat sifat diuretik dari labu siam, kandungan garam di dalam darah pun ikut berkurang. Berkurangnya kadar garam yang bersifat menyerap atau menahan air ini akan meringankan kerja jantung dalam memompa darah sehingga tekanan darah akan menurun. Kandungan alkoloidnya berfungsi sebagai vasodilator. Oleh sebab itulah, labu siam bisa menurunkan darah tinggi. 3. Buah tanaman ini baik untuk menyembuhkan gangguan sariawan, panas dalam, serta menurunkan demam pada anak-anak karena mengandung banyak air. 4. Gangguan asam urat . 5. Penderita diabetes melitus juga cocok mengonsumsi labu siam yang telah dikukus. Kandungan patinya mengenyangkan sehingga penderita diabetes melitus tak lagi mengonsumsi makanan pokok secara berlebihan. Anonim, 2008 Komposisi gizi labu siam dapat dilihat pada tabel. Buah labu siam memiliki kadar serat yang cukup baik, yaitu 1,7 g per 100 g. Konsumsi serat dalam jumlah yang cukup sangat baik untuk mengatasi sembelit dan aman untuk lambung yang sensitif atau radang usus. Serat pangan dapat mengurangi risiko penyakit kanker yang disebabkan sistem pencernaan yang tidak sempurna. Komposisi Gizi per 100 gram Labu Siam Komposisi gizi Kadar Energi kkal 17 Protein g 0,82 Lemak g 0,13 Karbohidrat g 3,9 Serat g 1,7 Gula g 1,85 Kalsium mg 17 Besi mg 0,34 Magnesium mg 12 Fosfor mg 18 Kalium mg 125 Natrium mg 2 Seng mg 0,74 Tembaga mg 0,12 Mangan mg 0,19 Selenium mg 0,2 Vitamin C 7,7 Tiamin mg 0,03 Riboflavin mg 0,03 Niacin mg 0,47 Vitamin B6 mg 0,08 Folat mkg 93 Vitamin E mkg 0,12 Vitamin K mkg 4,6 Sumber: Anonim 2010 Kandungan asam folat pada buah labu siam juga cukup baik, yaitu 93 mkg per 100 g. Konsumsi 100 gram labu siam cukup untuk memenuhi 23,25 persen kebutuhan tubuh akan asam folat. Asam folat sangat penting bagi ibu hamil karena dapat mengurangi risiko kelahiran bayi cacat. Konsumsi asam folat yang rendah pada ibu hamil berhubungan erat dengan berat bayi lahir rendah dan kejadian neural tube defects gangguan otak. Labu siam juga mengandung banyak serat. Selama tinggal di saluran pencernaan, serat pangan akan mengikat zat-zat karsinogenik penyebab kanker.

2.2 Radikal Bebas

Radikal bebas merupakan suatu spesies kimia yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Adanya elektron yang tidak berpasangan menyebabkan spesies tersebut menjadi sangat reaktif untuk mencari pasangannya dengan menarik atau menyerang elekron dari senyawa lain sehingga menyebabkan senyawa tersebut akan menjadi radikal juga. Salah satu contoh radikal bebas adalah spesies oksigen reaktif atau Reactive Oxygen Species ROS, yang terbentuk melalui aktivasi molekul oksigen pada reaksi oksidasi reduksi. Penambahan elektron pada orbital molekul oksigen pada keadaan dasar ground state menyebabkan oksigen tereduksi, membentuk radikal bebas. Contoh senyawa oksigen reaktif adalah anion superoksida, oksigen triplet, radikal perhidroksil, radikal hidroksil, dsb Kosasih, 2004. Reaksi oksidasi yang melibatkan spesies oksigen reaktif tidak hanya berkaitan dengan kerusakan mutu produk pangan, namun reaksi oksidasi yang terjadi pada berbagai organ dan cairan tubuh juga berkaitan dengan munculnya penyakit penyakit degeneratif seperti aterosklerosis, kanker dan liver. Target utama radikal bebas didalam tubuh adalah protein, asam lemak tidak jenuh dan lipoprotein, serta unsur DNA termasuk karbohidrat, terutama membran lipid bilayer karena muatan asam lemaknya yang tinggi menyebabkan membran sangat rentan terhadap radikal bebas. Berbagai kemungkinan dapat terjadi sebagai akibat kerja radikal bebas, misalnya gangguan fungsi sel, kerusakan struktur sel, molekul termodifikasi yang tidak dapat dikenali oleh sistem imun, dan bahkan mutasi. Semua gangguan tersebut dapat memicu munculnya berbagai penyakit Kosasih, 2004.

2.3 Antioksidan